Part 20

12.5K 791 64
                                    

Saat ini Gracia sedang melihat hamparan laut yang indah, tak peduli banyak orang yang mencuri pandang dengannya, Gracia lebih memilih duduk di atas pasir dan menatap laut menggunakan kacamata nya.

Gracia ingin menjernihkan pikirannya, hanya itu. Gracia jenuh berperang dengan dirinya sendiri, Gracia jenuh melihat dirinya yang selalu tidak percaya sama Shani yang jelas-jelas begitu mencintainya. Rasa takut itu semakin besar setiap harinya, gadis yang kini duduk di pasir itu benar-benar jatuh ke dalam pesona Shani Indira.

Beberapa kali Gracia menarik napasnya lalu menghembuskan perlahan, biarlah untuk saat ini dia disini dulu meski waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Sedangkan tak jauh dari duduknya, terdapat satu manusia berlapis jaket denim sedang melihat seseorang yang kini duduk di depan hamparan laut.

Menatap gadis itu begitu sendu saat matanya melihat perbedaan di wajah gadis itu. Rasa bersalahnya semakin besar kala matanya mendapatkan air mata mengalir dari sudut mata gadis itu. Gadis berlapis jaket itu ialah Shani, pujaan hati Shania Gracia.

Kebodohannya lagi dan lagi membuat kepercayaan Gracia semakin menurun padanya, Shani merutuki dirinya yang terlalu membuka tangan saat seseorang dengan jelas memberi perhatian lebih padanya. Padahal Gracia hanya tertuju padanya, banyak orang yang memintanya menjadi pacar Gracia tak pernah digubris satu pun sedangkan dirinya? dia hanya diam jikalau serangkaian orang mendekatinya bahkan itu sering terjadi di depan Gracia.

"Shani tolol!! lo buat Gracia kecewa lagi, Shani!!" percuma, percuma Shani memukuli kepalanya masalah tak akan selesai begitu saja

Shani menitikkan air matanya, dia takut kehilangan kepercayaan dari Gracia. Gracia benci pembohong dan Shani tahu itu tapi dia selalu berbohong walau tanpa disengaja. Shani kalut, dia tak bisa ditinggal Gracia. Dia terlalu mencintai Gracia sampai kehilangan akal sehatnya.

Shani menunduk, menangis dalam diamnya seraya meremas kuat dadanya. Hatinya begitu sakit mengetahui fakta dia menyakiti hati gadisnya sampai tak sadar sekarang manusia yang membuatnya menangis kini berada dihadapannya dengan wajah sendu. Gracia mempersiapkan dirinya, dia tahu permasalahan ini tak bisa diselesaikan jika salah satu dari mereka tak mengambil alih pembicaraan.

"Shan.." panggil Gracia membuat tangisan Shani semakin terdengar, Gracia tersenyum tipis melihat tingkah Shani yang mengucek matanya yang berair

Gracia jongkok dihadapannya dan mengambil tangan Shani, menatapnya penuh sayang ke dalam mata gadis yang kini berurai air mata. Dia tak suka Shani menangis, ada rasa sesak melanda hatinya melihat air mata Shani mengalit meski tangisannya sudah mereda.

"Jangan nangis, nanti aku bisa diserang karena buat anak kesayangan kampus nangis karena aku" Gracia hanya bercanda tetapi Shani menanggapinya serius dan hendak menangis lagi membuat Gracia panik

"M-maafin aku, Gege.. Shani buat Gege k-kecewa t-terus, Shani buat Gege j-jenuh" Shani menatap dalam mata Gracia yang kini menatapnya, Shani terus merutuki kebodohannya yang kembali menyakiti hati gadis cantik ini

"Aku maafin, sekarang berhenti nangis. Tampang kamu gak meyakinkan buat cengeng, Shani. Masa orang yang selalu cool, sweet, tenang kayak kamu nangis kejer di depan aku, gak malu?" Shani menggeleng kuat membuat Gracia tersenyum manis

"Aku gak marah, Shani.. aku hanya jenuh sama semua sifat aku. Aku gak mau kayak gini terus, kayaknya aku harus lapang dada deh ngeliat kamu terus diintilin fans kamu, aku gak bakal ngelarang itu.. kamu bebas mau ngapain aja sama mereka, gak akan aku larang lagi"

Shani yang mendengar ucapan Gracia bersiap ingin menangis lagi, hatinya begitu sakit mendengar penuturan Gracia. Shani takkan mau tidak dipedulikan Gracia lagi, Shani gak mau Gracia membebaskannya bersikap sama siapa pun, itu tandanya Gracia tak ingin peduli lagi padanya.

Peluk Aku, Shani!! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang