Shani beserta tiga sahabatnya berhasil mendarat dengan selamat setelah harus menunggu kepulangan mereka yang terhambat karena mesin jet sedikit bermasalah. Janji yang tadinya kembali dua hari sebelum kepergian Gracia malah tak bisa ditepati, mereka sampai tepat di hari besoknya Gracia pergi. Tak lagi ingin menunda waktu, segera Vero tarik lengan Shani dan menyuruh Jinan mau pun Dinda untuk istirahat di rumah masing-masing.
Waktu yang mulai memasuki pukul tujuh malam tak membuat mereka berdua takut. Kabarnya Gracia saat ini berada di kost Shani. Sang mama, Winda sering kali mengeluh kepada Vero tentang sikap Gracia yang mulai berubah seperti dulu semenjak ditinggal pergi oleh Shani membuat si lesung pipi semakin merasa bersalah.
Perjalanan mereka memakan waktu hampir satu jam untuk sampai tepat di gerbang kost-an Shani. Terlihat mang Yudi yang mulai menguap memekik bahkan hampir jatuh saat mendengar bunyi klakson Shani. Segera dibukakannya pintu agar sang penghuni bisa masuk, sebelum masuk gadis cantik nan rupawan itu menoleh ke arah Vero.
"Masuk, udah malam" ujarnya yang dibalas gelengan kepala dari Vero "Cabut aja gue, ngasih waktu buat kalian berdua. Lagian gue juga yakin lo capek ngejar waktu seharian ini, keberangkatan Gracia juga sore kok jadi amanlah untuk istirahat sebentar. Denger adek gue aman aja gue udah seneng, besok aja gue samperin lo. Gue cabut dulu yah"
Vero menjalankan motornya meninggalkan Shani tanpa mau menunggu jawaban gadis itu. Shani menggeleng perlahan kemudian tertawa karena sikap Vero tak berubah dari dulu, dia lajukan motornya masuk ke kawasan kost dan di parkirkan di garasi khusus sepeda motor. Dengan langkah perlahan, Shani berjalan hingga dirinya kini berada di depan pintu kamar kost-nya. Pintu tidak bisa terbuka karena Gracia menguncinya dari dalam, Shani mengetuk pintu kayu itu beberapa kali membuat manusia yang berada di dalam kesal karena waktu tenangnya diganggu seseorang.
Niat hati ingin memarahi manusia yang mengganggu waktunya tak jadi saat membuka pintu, yang dia lihat ialah sosok yang kini berdiri tegap sembari menatapnya lembut, sosok yang berhasil membuatnya uring-uringan setiap hari, sosok yang belakangan waktu ini selalu berputar di pikirannya, sosok yang membuat debaran aneh di jantungnya dan membuat perutnya kram karena digelitiki sesuatu.
"S-sayang?" Shani terkekeh melihat gadis yang amat sangat dia rindukan kini berhadapan dengannya sembari menatapnya dan memasang wajah terkejut, segera dia rentangkan tangannya lebar-lebar menunggu tubrukan tubuh seseorang membuat si gadis gingsul melompat ke dalam pelukan Shani
Disembunyikannya rupa indah itu di ceruk leher Shani dan menangis terisak membuat Shani tersenyum tipis dan berjalan masuk ke dalam dengan Gracia yang masih dalam gendongannya. Saat hendak menurunkan gadisnya, Gracia menggerakkan tubuhnya tanda tak mau dilepaskan membuat Shani menghela napas pasrah.
Tangannya mengusap-usap punggung Gracia dan sesekali menimang si cantik membuat bungsu keluarga Harlan semakin menangis pilu, dia benar-benar serasa bermimpi Shani berada tepat dihadapannya tadi. Seseorang yang begitu dirindukannya, yang membuatnya menangis setiap malam, yang menjeratnya dalam lautan penuh kerinduan kini berada tepat di depan matanya. Pujaan hatinya kini memeluk erat tubuhnya, menahan tubuhnya yang semakin erat memeluk leher gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluk Aku, Shani!! [End]
FanfictionGak mau deskripsi disini deh, mending langsung baca aja 👍🏻