Part 26

10.8K 716 53
                                    

"Shani!!" seru seseorang yang berlari menghampiri Shani yang kini merentangkan tangannya menunggu dekapan hangat seseorang yang tengah berlari ke arahnya

"E-eh?"

Hampir saja mereka berdua terjatuh karena gadis yang bernama lengkap Shania Gracia Harlan melompat ke arahnya dan melingkarkan kakinya di pinggul Shani lalu memeluk leher kekasihnya begitu erat, menghirup kuat-kuat aroma parfum yang selalu menenangkan suasana hatinya.

Shani tersenyum hangat dan membalas pelukan Gracia dengan sebelah tangannya sedangkan tangannya yang lain sibuk menahan tubuh Gracia yang mulai terkulai. Shani memutar tubuh mereka berdua membuat Gracia tertawa bahagia layaknya anak kecil.

Tak mau semakin jadi tontonan banyak orang, Shani pun menurunkan Gracia dan merapikan rambut gadisnya yang tampak kusut. Menatap teduh manusia dihadapannya yang kini memajukan bibirnya dan menatap sebal Shani. "Kenapa diturunin sih? aku kan masih kangen" rajuknya membuat Shani tertawa kecil

"Banyak orang sayang, nanti cuddle lagi yah tapi jangan disini. Gak enak diliatin orang" Shani mengelus rambut Gracia mencoba memberikan pengertian kepada gadis yang tingkahnya masih cocok dibilang bocah

Shani terkadang heran, Gracia yang sekarang sangat jauh berbeda dengan Gracia yang setengah tahun lalu dia kenal. Gracia yang pertama kali ketemu dengannya, yang cuek, dingin, sinis, omongannya tajam, yang suka berdecih saat dirinya berkata, Shani terkadang heran ke mana perginya Gracia yang itu.

Tak terasa memang pertemuan Shani dengan Gracia sudah memasuki bulan ke-6, Shani semakin tahu gimana sifat asli Gracia, Shani sangat paham itu. Gracia yang sekarang semakin kelewat manjanya, maunya dipeluk terus, doyannya gelendotan sama Shani, harus di pangku kalau duduk, sukanya disuapin sama Shani, Shani kudu wajib ngelus-ngelus kepala dia tiap hari, ponsel Shani ponsel Gracia juga, semua barang yang dimiliki Shani itu juga miliknya, doyannya nyender di bahu Shani kalau lagi badmood, gak bisa dinasehatin pake nada tinggi sama Shani kalau gak dia bisa nangis.

Pokoknya tingkah Gracia sekarang benar-benar jauh berubah 180 derajat jika dihadapan Shani membuat gadis itu gemas sendiri meski tak jarang harus mengelus dada melihat kecemburuan Gracia pada siapa pun yang melihatnya. Posesif banget Gracia ini, Shani ngeliatin orang bentar dikira selingkuh, Shani gak sengaja papasan mata dikira lagi genitin orang, untung Shani tipe orang yang sabar ngadepin tingkah Shania Gracia.

"Tapi kan masih pengen peluk!!" Gracia semakin mengerucutkan bibirnya dan menyilangkan tangan membuat Shani tersenyum tipis

"Yaudah, sini peluk lagi" Shani menariknya ke dalam dekapannya membuat Gracia teriak kegirangan

Shani mengangkat tubuh Gracia di depannya dan berjalan ke parkiran mobil, mengabaikan tatapan serta bisikan mahasiswa fakultas kedokteran melihat aksinya yang cukup berani. Biarlah, daripada dia harus menanggung resiko pundungnya bayi yang kini mendekapnya erat. Mending Shani iyain aja permintaannya.

Gracia mengurai sedikit pelukannya dan menatap Shani penuh tanya. "Kok naik mobil? motor kamu mana?" tanyanya

"Aku minjem mobil Dinda tadi, hari ini panas sayang kasian kulit calon dokter kesayangan aku ini" Gracia mengangguk paham lalu menutup kembali pintu mobil yang dibuka Shani untuknya

"Kok ditutup?"

"Mau dipangku kamu" Shani hanya mengangguk dan membuka pintu kemudi membiarkan Gracia yang menempel di tubuhnya sembari menarik kecil bajunya

"Shan!!" teriak seseorang membuat Shani dan Gracia menoleh

Shani tersenyum hangat melihat sahabatnya berjalan menghampiri dengan tangan yang menggandeng perempuan. Dengan wajah sok tengilnya, dia menatap Shani lalu melirik ke sampingnya.

Peluk Aku, Shani!! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang