Jangan lupa follow, vote, comment oghey!
🎀
Lagi-lagi Seza menguap merasa teramat ngantuk setelah berjam-jam duduk di kursi belajar dengan penuh paksaan. Seza harus belajar untuk menambah kemampuan otaknya guna nanti dia diterima di salah satu universitas yang ia impikan sejak dulu.
Bahkan Seza hampir melupakan jam makannya hanya karena terlalu fokus belajar. Tadinya setelah bersih-bersih dan mengganti pakaian setelah pulang sekolah, Seza ingin langsung makan. Tapi niatnya langsung ia urungkan begitu tahu Uranus masih belum pulang juga.
Kemana laki-laki itu?
Seza jadi teringat belakangan ini hubungannya dengan Uranus masih saja merenggang sejak kelakuan Raka di instagram waktu itu. Walaupun sekarang baik Uranus maupun dirinya sama-sama tidak berdekatan kembali dengan orang yang menjadi penyebab pertengkaran mereka.
Uranus yang terlihat tidak berdekatan kembali dengan Putri dan terlihat menghindar begitu bertemu dengan perempuan itu. Dan Seza yang juga memilih menjauh dari Raka dan bahkan selalu bersembunyi jika melihat laki-laki itu ada di dekatnya.
Semua jadi terasa sulit dan rumit. Dan Seza tidak suka ini.
"Udah jam sembilan tapi Planet belum juga pulang? Dia ngapain?" Seza bermonolog sambil memikirkan hal-hal yang belakangan ini sering Uranus lakukan menurut pengamatan diam-diam dirinya.
Seza bangkit dari duduknya dan berjalan pada jendela kaca besar yang langsung mengarah pada halaman rumah. Dia bisa melihat di luar hujan cukup lebat hingga dapat membuat Seza khawatir dengan keberadaan dan keadaan seseorang.
Baru beberapa menit yang lalu Seza melamun, perhatian perempuan itu kembali setelah mendengar suara motor yang amat teramat Seza kenali. Dengan langkah yang tergesa-gesa dan hampir terjatuh, Seza berlari keluar kamar dan ingin membuka pintu utama rumah di mana ada seseorang yang sejak tadi Seza tunggu kehadirannya.
"Planet?" sapa Seza dengan dahi yang sedikit mengerut begitu melihat Uranus yang tampak pucat dan memegangngi kepalanya.
"Lo sakit?" tanya Seza sambil menyentuh dahi Uranus tanpa izin. Seza bisa merasakan tubuh Uranus yang terasa panas di punggung tangannya.
"Planet lo demam!" seru Seza heboh dan jadi cemas sendiri begitu mengetahui Uranus sakit.
Uranus yang sejak tadi menahan sakit di kepalanya yang terasa berat, memilih diam tidak menjawab satupun pertanyaan Seza. Ia melihat Seza sekilas dan memilih untuk pergi tanpa peduli dengan keberadaan Seza di sana.
Baru selangkah Uranus berjalan, tubuhnya langsung hampir terjatuh kalau saja Seza tidak menyanggah tubuhnya dengan menahan tubuh Uranus dari depan. "Planet biar gue bantu."
"Aku tidak butuh bantuanmu," ucap Uranus dan menjauhkan tubuhnya dari Seza.
Baru kembali ingin melangkah, kepala Uranus kembali berdenyut hingga kedua kakinya terasa lemas dan hampir saja dia kembali terjatuh jika tidak berpegangan pada lengan Seza.