Jangan lupa follow, vote, comment okay!
🎀
Entah sudah keberapa kali Seza merutuki kebodohan dirinya. Dengan penuh gaya ia memilih pergi dari restoran itu dibanding harus menikmati makanan sambil melihat pemandangan Uranus dan Putri yang pas ada di hadapan kursinya.
Sekarang ia harus menerima penderitaannya yang tidak bisa memesan ojek online karena baterai ponselnya yang habis. Kalau saja tadi Seza tidak lupa, ia pasti akan meminta salah satu temannya untuk memesankan terlebih dahulu ojek untuknya.
Kalau tahu begini, masa iya Seza harus kembali ke dalam mall dan bertemu mereka lagi?! Sungguh memalukan karena tadi dirinya ingin pulang lebih dahulu dengan alasan ada yang menjemput.
"Argh sial! Ini handphone nggak bisa diajak kerja sama banget, sih! Lagi penting gini juga pake acara lowbat!" maki Seza yang masih setia menunggu taksi, angkot atau apapun itu di halte dengan perut menahan lapar.
"Apa balik lagi aja kali, ya, minta pesanin mereka?" Seza menimbangkan berusaha menurunkan gengsinya.
"Argh! Tapi malu banget kalau ketemu Planet. Mana tadi gue ngomong dijemputnya gede banget lagi. Pasti, tuh, orang denger! Mau ditaruh di mana, nih, muka kalau sampai dia lihat gue masih di sini! Arghhhh..." Seza menunduk dan menutup wajahnya gusar.
"Mana jemputannya?"
Mendengar suara orang yang saat ini sedang Seza hindari membuat Seza yang tadinya menunduk menyedihkan, mendongak memasang wajah angkuh dan penuh gengsinya itu. "Bukan urusan lo," jawabnya ketus.
"Mau naik angkot?" tanya Uranus masih mencoba sabar walaupun ia bingung sendiri. Terakhirkan dirinya yang seharusnya marah, mengapa jadi Seza?
"Gak. Naik odong-odong!"
Uranus tersenyum kecil. "Mau sampai kapan nunggu angkot lewat? Bisa lama, loh."
"Pulang malam aja sekalian!" seru Seza masih dengan sewotnya.
"Ayo, pulang. Ikut gue," ucap Uranus tidak ingin memperlanjut keributan sambil menarik tangan Seza untuk duduk di jok belakang motornya.
Sontak dengan cepat Seza langsung melepaskan genggaman tangan Uranus dari tangan miliknya. Bertambah kesal karena Uranus baru mengajaknya lagi kali ini setelah lamanya laki-laki itu selalu ke mana-mana sendiri tanpa peduli dengan dirinya. "Gue nggak mau duduk di tempat bekas orang lain duduk!"
Uranus mengerutkan dahinya tidak mengerti. "Kenapa? Bukannya sama aja mau duduk di angkot, taksi atau ojek online sekalipun kita bakal duduk di tempat bekas orang lain tadi duduk. Nggak mungkin, kan, tiap orang duduk langsung ganti jok?"