Jangan lupa follow, vote, comment okay!
🎀
"Gimana tadi, happy?"
Seza berjingkat kaget begitu mendengar suara Uranus saat ia baru masuk ke dalam rumah. Sebagian lampu ruangan sudah mati dan hanya menyisakan lampu di ruang tengah.
Tadinya Seza pikir Uranus sedang keluar atau mungkin sudah tertidur dan mematikan lampu sehingga Seza berpikir tidak ada yang menunggu dan membuatnya kaget seperti sekarang ini.
"Ishhh... Planet bisa gak? Gak usah ngagetin," desis Seza begitu menemukan Uranus yang sedang duduk di sofa.
Uranus tersenyum tipis lalu menutup buku yang sedang ia baca dan menoleh ke samping di mana Seza duduk di sampingnya. "Kenapa gak minta jemput tadi?
Seza bergerak-gerak duduk di sofa, berusaha mencari tempat ternyaman untuk bahunya yang sangat lelah bersandar. Merasa kesal tidak ada sandaran sofa yang membuatnya nyaman, akhirnya ia memilih bersandar di samping bahu Uranus. "Kan perginya sama orang lain, masa minta jemputnya sama orang lain lagi," jelasnya.
"Gue bukan orang lain. Lain kali chat aja kapan pun gue harus otw," kata Uranus dengan senyumnya yang memabukkan itu.
"Hmmm... oke. Gue pegang omongannya!" peringat Seza sambil tersenyum miring. Awas aja kalau Uranus sampai bohong!
"Oh... iya, gue pengin cerita deh. Tapi ke siapa ya? Kalau ke teman-teman gue nanti pasti banyak pertanyaan yang bakalan keluar kalau gue cerita." Seza merenung, menentukan siapa yang ingin dia jadikan pendengar yang baik di saat ia sedang ingin didengar dan dimengerti.
"Lo bisa jadiin gue tempat pendengar yang baik." Uranus membuka kembali halaman terakhir di mana tadi ia membaca buku. Fokusnya kembali pada buku yang ia pegang di tangannya dengan tetap setia menunggu jawaban perempuan di sampingnya.
Seza mendongak memandang wajah Uranus dengan bersemangat. "Serius?! Lo gak bakalan males gitu dengar cerita gue nanti. Biasanya kan cewek suka bahas cerita apa pun itu yang gak penting-penting amat bagi cowok. Lo gak bosen?"
Uranus mengangguk pelan sambil tersenyum dengan pandangannya yang tetap fokus pada buku. "Selalu ada bahu gue untuk lo bersandar. Dan kedua kuping gue yang selalu siap buat dengerin cerita lo."
Seza tersenyum lebar dan refleks langsung memeluk tubuh Uranus di sampingnya. Merasa bahagia karena ada seseorang yang mau menjadi pendengar untuknya. Ya... begitulah perempuan, selalu ingin didengar dan dimengerti perasaannya.
"Gue pengin cerita tentang keseharian gue tadi..." jeda Seza sambil menyusun kata.
"Sama Raka," lanjutnya setelahnya.
Deg! Tahu, kan bagaimana perasaan Uranus Dirgantara sekarang?
Walaupun ia tidak suka. Walaupun ada sesuatu yang terasa menyesakkan di dalam dadanya. Walaupun ada perasaan emosi di dirinya, Uranus berusaha tetap tenang dan terlihat baik-baik saja di hadapan perempuan itu.