9. GENGSI💗

3.1K 129 0
                                    

Jangan lupa follow, vote, comment okay!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow, vote, comment okay!

🎀

Sejak tadi Seza membolak-balikkan tubuhnya di atas kasur. Seza ingin tidur, tapi tubuhnya tidak mengizinkan dirinya untuk terlelap juga. Terutama isi perutnya yang sudah berdemo meminta makanan dan minuman yang lezat. Seza lapar.

Jangan salahkan Seza. Karena bagi dirinya ini semua salah laki-laki itu. Jadi, salahkan saja Uranus yang tidak memaksa dirinya lagi. Coba saja laki-laki itu tidak perlu bertanya padanya dan langsung membawanya saja ke sebuah resto, pasti Seza sudah bisa tertidur nyenyak sekarang ini!

"Lo kenapa?" tanya Uranus tanpa mengalihkan tatapannya. Matanya masih setia pada sebuah buku di genggaman tangannya.

Seza yang selalu kesal jika melihat Uranus, menatap laki-laki itu yang sedang duduk di sampingnya. "Nggak usah sok peduli, deh!"

Dasar cowok nggak peka!-umpat Seza dan beranjak dari tidurnya.

Seza yang memilih untuk pergi ke dapur, mencari sesuatu yang bisa mengganjal perutnya. Tanpa bingung, ia segera membuka tiap lemari dapur yang ada dan berujung pada kulkas. Seza yang sudah pasrah melihat hanya tersedia bahan-bahan masakan menghembuskan napas panjang. Sia-sia buang tenaga kalau tidak dapat apa-apa!

Melihat jam di hapenya yang menunjukkan jam 10.00 malam, Seza berdecak. “Coba aja gengsi lo turunin dikit, Za. Pasti nggak bakal menderita kayak gini lo!” gerutunya kesal sendiri.

Tidak kehabisan akal, Seza membuka aplikasi pesan antar makanan pada ponselnya. Namun beberapa saat setelah selesai memesan pesanannya, tidak ada sopir yang mau mengambil pesanannya melihat kondisi hujan yang cukup deras. “Ishhh... kenapa nggak ada yang ngambil sih!”

Seza yang kesal, memutuskan untuk duduk di ruang makan. Membuka aplikasi LINE-nya lalu membuat story muka cemberut. Selang beberapa detik ia mengepos, Uranus mengomentari posannya lewat jalur pribadi.

Planet : Kenapa cemberut?

Seza : Karena lo!

1 menit berlalu.

2 menit berlalu

5 menit berlalu, namun tidak ada balasan dari Uranus.

Seza yang tidak mendapat balasan pesan dari Uranus, menidurkan kepalanya di atas meja dengan melipat tangannya sebagai bantal darurat. Kepalanya yang sedang dalam posisi miring, membuat Seza dapat melihat Uranus yang sudah rapi dengan jaketnya tengah menuruni anak tangga.

Seza mengernyit. Memikirkan hipotesis-hipotesis di dalam pikirannya mengenai laki-laki itu. Mau ke mana malam-malam begini? Hujan deras lagi—pikirnya.

SWEET COUPLE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang