Jangan lupa follow, vote, comment oghey!
🎀
"Spada! Hola! Bonjour! Assalamualaikum," suara Tebe dari luar menggema ke seisi ruang tamu.
Seza yang sedang asyik masih rebahan di atas sofa sambil membaca komik sejak pulang dari sekolah dan masih mengenakan seragam sekolah, terperanjat kaget hingga ia terbangun dengan posisi langsung berdiri hendak berlari melarikan diri guna bersembunyi.
Di otaknya hanya berputar bagaimana caranya agar teman-teman Uranus tidak mengetahui keberadaannya. Apa jadinya jika mereka melihat dirinya ada di rumah sang Uranus Dirgantara? Tamatlah sudah.
"Hai cinta?" sapa Tebe dengan melambaikan tangan dan tersenyum berseri mendapati Seza yang sudah seperti patung manekin begitu terciduk oleh mereka.
"Lo ngapain kabur, Za? Emangnya tampang kita-kita kek penjahat?" Randi bersuara sambil mengernyit melihat Seza yang baru saja ingin berlari tapi tidak jadi. "Oh, iya. Pasti karena lihat lo, Be! Muka lo, kan, tampang-tampang depkolektor, tuh."
Putra tertawa setelah menyadari dan menyimpulkan sesuatu. Matanya melihat Uranus dan Seza secara bergantian yang sejak tadi mereka berdua hanya saling diam saja, tanpa ada yang mau memulai bersuara. "Santai aja. Kan, kita-kita juga udah tahu hubungan kalian hahaha."
Seza menepuk jidatnya baru teringat akan sesuatu. Dasar bodoh! Untuk apa dirinya ingin kabur melarikan diri dari teman-teman Uranus yang padahal mereka juga sudah tahu hubungannya. Mengapa Seza bisa melupakan hal itu?
"Hahahaha... gue nggak kabur, kok. Gue tadi mau ke atas ganti baju. Lagian masa gue lupa kalau kalian juga udah pada tahu ini hahaha..." Seza tertawa dengan sumbang. Merutuki dirinya yang bisa-bisanya terciduk ingin bersembunyi. Sial pake acara lupa lagi!
"Gue ke atas dulu, ya. Bye! Anggap rumah sendiri! Hahaha..." Seza kembali sok akrab dan langsung memilih menghilang saat itu juga. Terlalu takut untuk kembali bertingkah bodoh lagi sama seperti tadi saat di sekolah bertemu Raka.
"Itu doi kenapa, dah?" Randi mengernyit melihat tingkah absurd Seza yang tidak seperti biasanya yang sudah berlari menaiki tangga secara terburu-buru.
"Maklum ada gue bertamu jadi salting dia hahaha..." Tebe cengar-cengir dan langsung mendapati sorotan tatapan tajam Uranus.
"Ayo, masuk. Kecuali lo," ucap Uranus yang langsung berjalan lebih dulu ke dalam dan sempat menabrak bahu Tebe dengan sengaja untuk menyalurkan rasa kesalnya karena Tebe dengan beraninya memanggil Seza cinta.
"Hahaha mampus lo, Be!" ledek Randi sambil menjulurkan lidahnya dan berjalan masuk dengan penuh gaya kesombongan yang ia tunjukkan pada Tebe.
"Sialan emang yang inisialnya Randi!" seru Tebe.
Randi yang sudah duduk di sofa dengan sebelah kaki diangkat oleh kaki lainnya cengengesan melihat Tebe yang masih berdiri di depan pintu. "Hahaha itu nama, Bos. Bukan inisial."