Jangan lupa follow, vote, comment okay!
🎀
Akibat perintah yang Mulia Kanjeng Ratu Agung Maminya tempo hari lalu berakhirlah Seza di dapur saat ini. Dari pagi sampai matahari meninggi waktu sabtu liburnya tersita hanya untuk belajar masak agar menjadi perempuan idaman.
Padahal bagi Seza untuk apa jadi perempuan idaman dengan memasak, toh Seza sangat yakin kalau dirinya pasti dan akan selalu menjadi perempuan idaman bagi Uranus. Terbukti dari perkataan laki-laki itu sendiri yang masih menyukainya.
"Huwaaaa... demi apapun ini repot dan gak praktis, Bi," keluh Seza seraya mengusap keringat yang turun pada dahinya. Rasanya ia ingin segera mandi.
Bi Titi tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya mengamati anak muda yang apa-apa selalu ingin instan dan praktis. "Justru sesuatu yang dibuat sendiri lebih terasa spesialnya buat orang terspesial, Non. Bibi yakin pasti setelah Den Uranus nyobain kue buatan Non Seza langsung nempel."
Seza bergidik melihat senyum penuh arti Bi Titi. Apa itu nempel? Memangnya ia dan Uranus suatu perekat atau lem gitu? Ada-ada saja!
"Justru Seza baik, Bi. Dengan kita langsung beli aja di toko kue secara tidak langsung kita memberi rezeki untuk kehidupan mereka. Kalau semua pada bikin nanti lama-lama toko kue tutup karena bangkrut, kan kasihan." Seza jadi mencari-cari alasan.
Seza si queen, apa-apa maunya langsung terkabul dan sudah ada begitu dia memintanya!
"Non Seza bisa aja jawabnya. Ya udah Non cepat dimakan browniesnya biar bisa ngerasain kalau buatan sendiri jauh lebih enak Bibi jamin," kata Bi Titi sambil mengacungkan 2 jempol tangannya dan tersenyum penuh keyakinan.
"Oke deh, Bi. Oh, iya... Seza mau ucapin makasih banyak buat bibiku sayang yang mau ngajarin Seza buat kue hari ini. Besok-besok jangan kapok ya, Bi, ajarin Seza walaupun dapur berakhir jadi kapal pecah hahaha..." ringis Seza sambil memeluk Bibi.
Bagi Seza walaupun Bi Titi pembantu, dirinya tidak memandang rendah status pekerjaannya dalam kedekatan dengannya. Justru dengan adanya Bi Titi, Seza si anak manja ini sangat amat tertolongkan hidupnya dan merasa Bi Titi sebagi Ibu di rumah itu.
"Sama-sama, Non Seza. Itu, kan, udah perintah Nyonya dan juga tugasnya Bibi sebagai pembantu di rumah ini." Bi Titi memeluk tak kalah eratnya. Bagi Bi Titi Uranus maupun Seza sudah ia anggap sebagai anak sendiri.
"Ya udah, Bi, Seza ke atas ya mau mamerin maha karya Seza sama Planet dadah Bibi..." ucap Seza dan berlalu pergi dengan sepiring brownies di tangannya.
CEKLEK!
Baru saja membuka pintu pandangan Seza langsung terpusatkan pada Uranus yang tengah begitu santainya duduk di ranjang sambil fokus membaca sebuah buku. Bahkan melirik Seza masuk pun tidak saking menikmati waktu membacanya itu. Wah! Betapa enaknya dia! Dasar curang. Kenapa hanya perempuan yang harus bisa ini itu?!