"Biar aku,"
"Gausah, gue kuat bawa sendiri."
Gak peduliin omongan gue, Jaehyun langsung ngambil koper di tangan gue dengan mudah.
Dia bawa benda itu ke dalem rumah.
Sementara gue masih di luar pintu natap bangunan di depan gue.
Rumah Jaehyun, yang katanya sekarang jadi rumah 'kita'
Haha, gue masih ingat gimana dia memperlakukan gue sebagai asisten, babu, plus supir.
Ngangkat koper, beli pakan ikan, masak, ngelaundry jas, manasin mobil.
Semua aja pernah gue lakuin buat dia.
"Ayo masuk."
Gue akhirnya masuk ke dalam, masih sama gak ada yang berubah. Rumah ini gede dan bersih.
"Dimana kamar gue?" tanya gue to the point.
Gue ngikutin Jaehyun yang jalan ke sebuah kamar, di lantai satu.
"Sebenarnya ini kamar tamu, dua kamar di atas yang satu udah aku jadiin ruang kerja." jelas dia.
Oh jadi kamar yang sebelah kiri itu ruang kerjanya Jaehyun.
"Di atas lebih nyaman. Masih tidak mau tidur satu kamar?"
"Big no! Di sini lebih baik," gue ngambil koper dengan paksa. "Gak perlu capek-capek naik tangga."
Ya itu si alasan pertama, alasan kedua agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Tau kan kalean?
Jaehyun nyender ke tembok, tatapannya kesel ke gue.
Why gituloh!
Yakali tidur sekamar, bisa di grepe-grepe gue ntar.
Oke, enyahkan bayangan menyeramkan itu dari otak gue.
Gue mutusin buat ngelihat-lihat isi kamar.
Emang beberapa kali gue ke sini gue cuma berkutat di ruang tamu dan dapur doang.
Selebihnya gue gatau.
Kamar tamu lumayan gede menurut gue, kamar di kontrakan gue bisa kali ye dimasukin ke sini.
Hm selera oranh kaya emang beda.
Gue ngelihat ke dalam kamar mandi, gue tersenyum puas. Semua serba ada di sini.
Sampai mata gue ngelirik ke bawah di dekat wc duduk, gak ada yang aneh sampai gue menangkap sesuatu yang ngebuat gue reflek teriak.
"KYAAAAAAAAAA!"
"Ada apa?!"
Bruk
Kejadian itu berlangsung cepet.
Gue teriak kenceng.
Jaehyun panik.
Dan gue yang goblok ini asal lompat nubrukin badan ke Jaehyun ampe ambruk di kasur.
"Ada apa sayang? Tempat ini nggak berhantu."
Gue masih aja meluk Jaehyun erat.
Agaknya dia gak keberatan gue lindes badannya.
Gue bisa ngerasain tangan dia di pinggang gue.
"Ca-cacing, gue lihat cacing!"
Gue paling jijik sama hewan panjang melata.
Cacing, ular, ulet, black mamba. Semua gue takutin.
Jaehyun agaknya gak percaya.
Susah payah dia negakin badannya, berakhirlah gue duduk di depan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Winter [End]
FanfictionJung Jaehyun x Kim Winter "Pak" "Hm?" "Pak Jaehyun!" "Ya?" "PAK JAEHYUN!" "Dasar bos kampret!" *** "Lo beneran bucin sama gue?" "Bucin apa?" "Budak cinta!" "Kalau bucin artinya tergila-gila sama kamu berarti emang aku bucin." Dulu dijadikan babu, se...