47. Bidadarinya Jaehyun

1.2K 117 69
                                    

"Hoek hoek!"

Muntah lagi muntah lagi.

"Enak dipijitin gini?"

"Ugh perut aku rasanya gak enak sayang." adunya manja.

Winter semakin mengeraskan pijatannya di tengkuk dan bahu Jaehyun.

"Udah, ayo ke ranjang aku kerokin."

"Enggak mau!"

Jaehyun itu anti dikerokin.

Mending-mending dikasih minyak doang.

Gak mau lah dia di kerok pakek uang koin jadi merah-merah nyeremin.

Winter memukul pelan punggung suaminya.

"Siapa suruh hujan-hujanan kemaren?"

Iya, Jaehyun tuh sering banget motoran ke kantor sekarang.

Eh kemaren pas hujan malah nekat nerabas.

Padahal udah Winter peringatin, gapapa pulang maleman dari pada kehujanan di jalan.

Yah, memang bapak satu anak itu cukup keras kepala.

"Jangan gitu dong yang, aku lagi sakit nih."

"Pa pa pa!"

Keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat dan badan loyo bin lemes Jaehyun dikejutkan dengan sosok putri kecilnya yang berlari menghampirinya.

"Jangan lari-lari dong sayang, nanti kalau jatuh gimana?"

Winter langsung menggendong putrinya sebelum menubruk Jaehyun.

Aileen udah bisa jalan dengan lancar.

Kalau masalah lari-lari Winter masih gak yakin karena Aileen pernah jatuh waktu itu karena lari-larian sama bapaknya.

"Sama mama aja ya, papa kamu lagi sakit. Takut ketularan."

Jaehyun ngangguk, dia udah rebahan di ranjang.

Winter nyelimutin Jaehyun sampai sebatas dada.

Aileen menatap tak suka. Meskipun masih kecil dia tau kalau papanya itu lagi sakit.

Dia pengen main berdua sama papanya!

"Nanti ya Ai sayang kalau papa sembuh kita main bareng lagi."

"Pa—pa!"

"Sorry princess."

Aileen gak nyerah gitu aja.

Dia langsung turun dari gendongan Winter dan ngebuat mereka berdua kaget.

"Ai!"

Untung saja bayi 15 bulan itu jatuh ke perut Jaehyun.

Jaehyun meringis nyeri, tapi gak sepadan sama rasa kaget dia.

"Yaampun sayang, kamu nakal banget!" marah Winter.

Aileen mengerut, dia merangkak masuk ke selimut papanya.

Astaga!

Winter kehabisan kata-kata menghadapi putrinya sendiri. Nempel banget sama bapaknya.

"Ai, papa lagi sakit loh. Mama cuma takut Ai ketularan." Winter mengusapi dahi putri kecilnya.

"Ai—au pa—pa!"

Tangan mungil gadis itu bertengger di dada Jaehyun, wajahnya menyempil di ketek papanya gamau lepas.

Winter menepuk jidatnya pasrah.

Jaehyun cuma bisa diem. Gimana dia mau ngusir putrinya yang terlalu menggemaskan ini?

Extraordinary Winter [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang