44. Baby Aileen

1.3K 119 46
                                    

Author Pov

Winter kini terbaring lemas di ranjang, persalinan normal tapi masih pembukaan lima.

Rasanya mules banget, udah hampir empat jam bertahan kayak gini.

Jaehyun yang dari tadi berdiri di samping istrinya jadi ikut cemas. Dia gak sedetikpun mau ninggalin Winter. Bahkan saat langit di luar udah mulai gelap.

Jantungnya mau copot, dia gak henti-henti bisikin suara lembutnya di telinga Winter.

"Sakit. . . " kontraksi lagi.

"Berapa lama saya harus membiarkan istri saya kesakitan dokter!" Jaehyun esmosi.

"Sebentar bapak, pembukaanya masih belum sempurna." kata dokter perempuan bernama Irene itu.

Rasanya Jaehyun mau gila, tangannya digenggam kuat oleh Winter. Tubuhnya ikut ngerasain sakit.

"Sakit Jaehyun!" rengek Winter.

"Kuat ya? Demi anak kita," Jaehyun mengecupi dahi Winter yang basah karena keringat.

"Winterku hebat, Winterku kuat, kamu wanita paling luar biasa yang pernah ada di hidup aku." lagi, Jaehyun berbisik serak.

"Jangan tinggalin gue Jaehyun! Jangan tinggalin gue kalau lo nggak mau gue pecat jadi suami!!"

Winter mempererat genggaman mereka, dia makin nangis.

"Gak akan sayang. Tenang ya. Aku selalu di sini. Di samping kamu."

"Hiks, kenapa bayinya belum mau keluar juga!"

"Gatau sayang, baby nya betah di perut kamu."

"Suruh anak lo keluar Jaehyun! Gue gak kuat!"

"Aku harus gimana sayang?" diusap lembut pinggang Winter agar sedikit relaks.

Meski Jaehyun gatau apakah sentuhanya manjur atau enggak karena dia tahu rasa sakit kini mendominasi tubuh Winter.

Irene tak bisa berkata-kata melihat drama pasangan bucin itu.

Merasa iri juga haru, suaminya itu loh udah ganteng, gentle, otw jadi bapak-bapak idaman.

Mana percakapam mereka yang sungguh absurb dan diluar nalar.

"HAHHHH!!!" pekik Winter gak tahan kontraksi barusan terlalu kuat.

Dia mendongak tinggi, rasanya kayak mau mati.

Kalau kayak gini Winter jadi keinget sama bundanya, melahirkan ternyata sesakit ini.

"Winter?!"

"Sudah pembukaan ke sepuluh, ayo dorong mbak!" perintah Irene.

"Tarik napas yang dalam, dorong!"

Winter kaget, udah disuruh ngejan aja. Dari tadi dia tahan-tahan, sekarang lah waktunya.

Karena itu dia narik napas dalam-dalam lalu mengejan sekuat tenaga. Winter remes tangan Jaehyun kuat-kuat.

"Haahhh!"

"Lagi, dorong!"

Jaehyun gemeteran, dia udah nangis duluan ngelihat kengerian di depanya.

Gak! Dia gak boleh lemah. Di sini dia buat nyemangatin Winter dan menunggu kelahiran putrinya.

Meski gak kuat ngelihat Winter selemah ini, Jaehyun tetap berdiri tegap mengenggam tangan Winter.

"Sekali lagi, kepala bayinya sudah terlihat. Dorong!"

Lagi lagi lagi, Jaehyun pusing. Kapan udahannya?

"Ayo dorong yang kuat!"

Winter menarik napas sedalam-dalamnya lalu, "ARGHHHHHHH!"

Extraordinary Winter [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang