Gak ada pembicaraan antara gue sama Jaehyun sejak kejadian tadi siang.Lebih tepatnya sih gue yang gak gubris ucapan dia.
Sampai malem, dia masih aja ngajak gue ngomong.
Kekeh banget dia, heran gue.
"Masih marah hm?"
"Gausah ngomong sama gue!" ketus gue kesel.
Akhirnya gue mau buka mulut buat ngeladenin dia.
Gue naruh hp ke nakas lalu narik selimut mencoba buat tidur.
Ya setelah balesin semua chat netijen julid alias si Ryujin, Yujin, dan Sunchan yang ngeramein grup dengan hal unfaedah
Pembahasan tentang malam pertama.
Huh, kemaren gak ada apa apa selain gue yang mual-mual dan langsung tidur di kamar hotel.
Paginya gue ke rumah ambil barang habis itu pindah ke rumah Jaehyun, beres-beres.
Udah itu doang.
Memangnya kalian berharap apa?
Nana nina? Itu gak akan terjadi!
"Sudah kukembalikan sayang, jangan marah lagi. Aku jadi nggak bisa tidur."
Gue ngelirik Jaehyun yang tiduran di sofa.
Gatau muat apa enggak mengingat badan dia segede gaban.
"Mampus!"
"Mulutmu kasar sekali, sejak kapan kamu jadi begini?"
"Gue emang gini."
Dia terkekeh pelan, gak ada yang lucu padahal.
Bisa gue lihat dengan jelas kalau Jaehyun ngubah posisinya jadi miring buat ngadep gue.
"Aku ingin anak perempuan."
Deg
Gue kaget, tiba-tiba banget bahas anak.
Gue reflek ngusap perut gue. "Kenapa? Alasannya?"
"Nggak ada. Hanya saja aku senang membayangkan bisa bermain, mengajari pr, dan menguncir rambut putri kecil kita."
Tangan gue bergerak sendiri ke atas, gue megangin dada gue yang berdebar.
Jaehyun, dia bahagia saat membayangkan masa depan.
Sementara gue selalu terjebak dengan masa lalu.
Ya, itu gue. Membenci dan menyalahkan semua orang yang ninggalin gue.
"Lo bener-bener pengen punya anak ternyata," gumam gue.
"Tapi kenapa harus gue? Ada banyak cewek lain yang bisa lo nikahin, orang yang lo sukai dan cintai. Bukan gue, asisten lo yang bahkan belum ada setengah tahun kerja sama lo."
"Orang yang aku sukai dan cintai ada di depan mataku."
Deg
Jantung gue kenapa sih!? Jedag jedug dadakan mulu.
"Pret, dasar mulut buaya!"
"Aku nggak bohong."
"Kalau lo gak nipu gak mungkin lo selalu semena-mena sama gue! Gak mungkin malem itu lo maksa gue buat tidur sama lo!" ucap gue, kali ini ngantuk gue udah ilang gitu aja.
"Alih-alih bilang suka lo harusnya bilang aja kalau lo benci sama gue. Nah itu lebih masuk akal."
Hening, setelah gue bicara panjang lebar Jaehyun gak bales ucapan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Winter [End]
FanfictionJung Jaehyun x Kim Winter "Pak" "Hm?" "Pak Jaehyun!" "Ya?" "PAK JAEHYUN!" "Dasar bos kampret!" *** "Lo beneran bucin sama gue?" "Bucin apa?" "Budak cinta!" "Kalau bucin artinya tergila-gila sama kamu berarti emang aku bucin." Dulu dijadikan babu, se...