Author Pov
"Selamat ya adik anda sedang hamil, usia kandunganya sudah berumur 3 minggu."
"Tolong jaga adik anda dengan baik, jangan biarkan dia stress. Karena trisemester awal kehamilan masih sangat rentan."
Kesadaran Doyoung seolah ditarik paksa entah kemana.
Dia kembali mengingat perkataan dokter yang barusan mengatakan kalau Winter saat ini sedang hamil.
Diliriknya wajah pucat sang adik yang tertidur tenang di ranjang rumah sakit.
Kedua tangan Doyoung mengepal erat. Tak sadar dia memukul keras tembok di sampingnya.
Bukan ini yang dia harapkan setelah hampir 6 tahun lamanya mereka tak berjumpa.
Bukan ini.
"Siapa bajingan yang melakukan ini padamu?" tercekat, Doyoung serasa tak bisa bernapas bebas.
Bodoh, dia adalah kakak yang paling bodoh di dunia ini.
Meninggalkan Winter yang berusia 17 tahun sendirian dengan segepok uang berharap gadis itu bisa mendapat kebahagian yang lebih layak dan kebebasan.
Kenyataanya tidak seperti itu kan?
Menarik dasi di lehernya dengan kasar, Doyoung akhirnya mutusin untuk keluar dari ruangan itu.
Dadanya terasa sesak melihat Winter terbaring di sana.
Pertama kali setelah enam tahun Doyoung melihat sosok yang mirip sekali dengan adiknya—malam itu di pesta relasi bisnis yang diadakan di salah satu hotel ternama di Jakarta.
Gadis yang memakai dress berwarna peach selutut, rambut panjang yang digerai indah.
Wajah itu, Doyoung tak mungkin melupakannya.
Dia Winter, adik kandungnya.
Tapi sayang saat itu dia terlalu sibuk berbincang dengan para pengusaha lain.
Hingga saat dia menoleh kembali gadis itu sudah menghilang dari pandangannya.
Doyoung mencari ke setiap sudut ballroom hotel tapi nihil, dia tak menemukannya.
Sampai Rose mengatakan kalau dia mungkin hanya salah lihat.
Doyoung percaya, ya mungkin karena dia terlalu rindu setelah lama tak bertemu karena dia juga jarang pulang ke Indonesia.
Jadi dia putuskan untuk merokok di luar gedung, menangkan pikirannya.
Namun pikirannya justru berkecamuk saat melihat seorang gadis dengan penampilan yang sama masuk ke dalam sebuah taksi dan pergi begitu saja.
Doyoung tak sempat menghafal plat mobil taksi itu.
Dia terburu-buru masuk kembali karena Rose menariknya dari sana.
***
Winter Pov
Apa ini?
Semua ini bukan mimpi?
Gue melirik keadaan sekitar, gue di rumah sakit.
Hari berganti menjadi malem, di tangan gue masih terpasang alat infus.
Entah berapa lama gue udah pingsan.
Bukan itu yang ngebuat gue terkejut dan berpikir kalau semua ini cuma mimpi.
Di sana, pria yang gue rindukan dan benci di saat yang sama ada di sini.
Berdiri membelakangi gue, sibuk dengan telfonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Winter [End]
FanfictionJung Jaehyun x Kim Winter "Pak" "Hm?" "Pak Jaehyun!" "Ya?" "PAK JAEHYUN!" "Dasar bos kampret!" *** "Lo beneran bucin sama gue?" "Bucin apa?" "Budak cinta!" "Kalau bucin artinya tergila-gila sama kamu berarti emang aku bucin." Dulu dijadikan babu, se...