50. Extraordinary Winter

1.8K 125 97
                                    

Winter Pov

Mimpi

Waktu ada orang yang nanya ke gue. "Apa sih mimpi lo?"

Gue dengan mudah menjawab. "Mimpi gue sih pengen kerja di televisi ya..."

"Jadi artis?"

"Bukan, penyiar berita."

Hanya sebatas itu. Gue gak punya mimpi yang muluk-muluk.

Jadi orang kaya, no!

Jadi orang terkenal, gak deh!

Gue cuma mau bahagia aja, bahagian diri sendiri lebih tepatnya.

Kuliah - lulus - kerja di tempat yang gue mau - nikah kalau udah cukup umur - punya anak - hidup bahagia sama keluarga kecil gue.

That's all. Simple tapi klise kan?

I know kebanyakan orang punya pemikiran dan keinginan kaya gitu.

Atau gue bisa menyebutnya sebagai 'hidup' yang diimpikan oleh banyak orang?

Hidup gue tuh dari kecil banyakan drama. Udah drama, banyakan sad scenenya lagi!

Sampai Jaehyun datang.

Meski pertemuan gue sama Jaehyun bisa dibilang annoying.

Iyalah, dari asisten pribadi, babu, supir gue pernah ngelakuin semuanya demi gaji.

Eh ujung-ujungnya gue jadi istrinya.

Yah itu pun juga diawali dengan tragedi.

"Aku yang akan bahagiain kamu." perkataan itu sudah cukup membuat gue percaya.

Buktinya sampai lima tahun usia pernikahan kita, Jaehyun masih sering banget nanyain ini.

"Kamu punya hal lain yang mau dilakuin? Kasih tau semua mimpi kamu, biar aku yang wujudin yang."

Gak! Gue nggak bisa, terlalu baper tiap kali kita udah bicara hal serius.

Cinta gue ke Jaehyun rasa-rasanya tiap hari semakin memuncak.

Ditambah dengan kehadiran dua buah hati kita, Aileen dan Kenzie.

Mimpi apa lagi yang pengen gue wujudkan?

Tuhan udah ganti semua kesedihan gue dulu dengan kebahagiaan yang gak terkira harganya.

Bener-bener gak terkira, terlalu berlebihan tapi gue terima dengan tangan terbuka.

"Engh sayang, kapan kamu bangun?"

Jaehyun ngucek matanya yang masih setengah merem.

Agaknya dia kaget ngelihat wajah gue yang cuma berjarak lima senti dari wajahnya.

"Tadi,"

"Tadi?" Jaehyun naikin sebelah alisnya.

Gue senyum, emang niat godain Jaehyun aja.

"Masih jam segini ternyata, pantes diluar masih gelap."

Gue natap ke atap, bener emang masih gelap. Orang masih jam empat.

Atap yang dilapisi kaca itu nampilin langit yang masih gelap gulita. Sinar matahari belum muncul.

"Kamu nggak bisa tidur apa gimana?" Jaehyun muter badannya jadi ngadep gue.

Selimut yang semula nutupin badannya melorot ke bawah, Jaehyun cuma pakai boxer.

Semalem kita—uhuk!

Bulan madu untuk yang kesekian kalinya. Di vila punya papa.

Berdua, cuma gue sama Jaehyun. Anak-anak bareng papa dan kak Wendy. Mereka besok mau nyusul.

Extraordinary Winter [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang