45. Our Family

1.2K 135 47
                                    

Author Pov

"Hhh"

"Eng"

"Winter?"

"Sayang?"

Mata Winter terbuka lebar, dia membelalak kaget.

"Kamu mimpi buruk lagi?"

Winter menggeleng pelan, gatau harus ngapain selain memeluk badan Jaehyun.

"Sttt tenang ya aku di sini, nggak kemana-mana." Jaehyun ngusap-usap rambut panjang Winter.

Satu minggu, satu minggu lamanya Winter seperti ini.

Setelah menyusui Aileen yang tertidur pulas di box bayi, tengah malam Winter pasti terbangun.

Jaehyun udah bawa Winter ke dokter, dan jawabanya adalah baby blues.

Suasana hati Winter mudah berubah setelah Aileen lahir.

Dokter bilang mereka gak perlu khawatir karena baby blues berlangsung singkat.

Jaehyun pikir karena Winter gabiasa aja tidur di kamarnya—kamar lama Jaehyun di rumah papa.

Iya, emang setelah lahiran papa Yunho minta mereka buat tinggal di sana.

Ada banyak orang yang bisa bantu Winter kalau-kalau ada apa-apa.

Juga ada banyak pembantu yang pada udah nikah dan punya anak jadilah Winter bisa diajarin sama mereka cara merawat baby.

Yah memang alesanya bukan karena suasana baru melainkan suasana hati Winter aja.

"Apa yang kamu rasain?"

Selalu seperti itu, Jaehyun akan bertanya pada Winter apa yang istrinya itu rasakan hingga menangis dalam tidurnya.

Winter makin nenggelamin wajahnya ke dada Jaehyun.

Oke Jaehyun akan bersabar sampai Winter mau membuka suara.

"Jangan tinggalin aku."

"Sayang. . ."

"Ai dan aku butuh kamu."

"Hey, aku di sini. Lihat di depan kamu. Emangnya aku mau kemana?" Jaehyun menangkup pipi istrinya.

"A-aku cuma takut, gatau kenapa aku juga bingung sama perasaanku sendiri."

Dari jarak sedekat ini Jaehyun bisa lihat mata istrinya yang memerah karena menahan tangis.

"Aku ngerasa nggak punya siapa-siapa."

"Aku tau kamu di sini bantu aku ngurus Ai, tapi tetep aja. . . kenapa aku ngerasa kayak gini?" tanya Winter, lagi-lagi lelehan air mata udah banjir di pipinya.

Winter bener-bener gatau sama dirinya sendiri.

Harusnya dia bahagia setelah melahirkan putri mereka tapi perasaanya akhir-akhir ini berubah drastis.

"Jaehyun please say something!"

Jaehyun nggak nunjukin lewat kalimat, melainkan lewat tatapan matanya yang intens.

Jaehyun narik tangan Winter buat berdiri.

Winter bingung tapi dia ikutin aja suaminya.

Mereka berdiri di tengah kamar, Jaehyun ngarahin tangan Winter buat megang pinggang dan pundaknya.

Jawabannya, Jaehyun ngajak Winter dansa.

Tanpa musik.

Tubuh mereka saling menempel, dahi dan hidung bersentuhan hingga hembusan napas keduanya terdengar di tengah keheningan kamar.

Extraordinary Winter [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang