Bab. 72

913 86 46
                                    

Hai hai
Lanjut lagi yuk ceritanya

Tapi sebelum baca seperti biasa vote dulu jangan lupa
😚😚😚😚

Voment yang banyak ya...

Lanjutttt

Happy Reading
🥰🥰🥰

" Diga , bangun ya. Teteh mohon kamu bangun. Teteh sedih liat kamu seperti ini. Teteh akui teteh salah sama kamu, teteh gak pernah liat perjuangan kamu. Teteh nyesel gak pernah liat ketulusan kamu. Teteh bodoh karena terus mengharapkan orang yang gak cinta sama teteh sedangkan disini ada kamu yang tulus sama teteh. Bangun ya ga..."

Mira tak menyangka jika diga akan berbuat sampai seperti itu untuk dirinya. Karena jika melihat perlakuannya pada bocah itu selama ini dirinya merasa terlalu jahat dan egois tak pernah melihat betapa tulusnya cinta diga untuknya.

Saat ini mira masih menjaga diga yang masih belum siuman. Sudah hampir dua jam bocah itu setia dalam pingsannya. Mira yang lelah menunggu akhirnya tanpa sadar tertidur dikursi sebelah ranjang diga.

Tak berapa lama setelah mira tertidur, diga akhirnya siuman. Kini dibelainya rambut mira yang saat ini ada didekatnya.

" Makasih ya teh udah mau jagain diga. Diga seneng saat pertama kali bangun bisa liat wajah teteh." Batin diga sambil membelai rambut mira.

Merasa aman, diga meneruskan belaiannya pada rambut mira. Sedangkan mira yang dibelai akhirnya malah lebih pulas dalam tidurnya.

" Seandainya saja teh mira mau jadi pacar gue. Huffh.. Tapi gak papa deh , bisa liat wajahnya kayak gini aja gue juga udah seneng. Gue gak boleh egois buat maksain teh mira biar suka sama gue. Dan gue juga sadar kalo tampang gue juga pas pasan jadi wajar kalo teh mira nolak gue."

Diga hanya mengatakan semuanya didalam hati karena ia takut jika ia bersuara, mira akan terbangun dan malah menjauhinya. Jadi diga hanya diam sambil membelai lembut kepala mira saja.

**********
Saat ini disebuah apartemen mewah ditengah kota, dua orang pemuda nampak masih terlelap dengan nyamannya.

Sinar mentari yang telah menembus kaca jendela tak mengusik keduanya untuk bangun dan sekedar mengerjapkan matanya.

Sepertinya keduanya terlalu lelah dan malas untuk bangun sehingga memutuskan untuk tetap diatas ranjangnya.

Riiinggggg ringggggggg ringgggg

Suara ponsel yang berdering memaksa salah satunya untuk bangun. Ia kemudian berjalan kearah meja dan mengambil ponselnya disana.

Dengan masih bertelanjang dada pemuda itu bangun dan mengangkat panggilan yang ia tahu berasal dari ponsel miliknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙎𝘼𝙉𝙂 𝙋𝙀𝙒𝘼𝙍𝙄𝙎 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang