Bab. 59

1.1K 121 214
                                    

Yuuuhuuu aku kembali...

Thank you udah ngikutin cerita ini terus
Semoga gak bosen ya
(Dih maksa)
🤭🤭🤭

Seperti biasa sebelum baca jangan lupa vote and koment nya ya
.
.
.
.

Yuk langsung aja

HAPPY READING
🥰🥰🥰

Sore ini hujan mengguyur wilayah bandung dengan lebatnya. Sudah hampir tiga jam hujan turun dan belum juga reda. Petir dan kilat menyambar, membuat sosok bocah badung yang kini tengah berbadan dua itu ketakutan hingga dengan eratnya memeluk tubuh kekasihnya yang lebih besar disisinya.

" Kak... Pokoknya kak erlang gak boleh kemana mana.. "

Bocah itu tidur dan memeluk sang kekasih dengan eratnya.

" Iya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Iya... Kak erlang gak akan kemana mana... Kamu jangan takut ya..?? "

" Hmm.. Tapi kak erlang gak boleh pergi... "Rengeknya sambil terpejam.

" Iya... Yaudah kamu bobok ya.. Kak erlang disini kok gak kemana mana. "

Cukup lama mereka bertahan dengan posisi ini, hingga akhirnya yang lebih muda terlelap dalam tidurnya. Sosok yang lebih dewasa melepaskan pelukan dengan hati hati agar tak membangunkan kekasihnya yang tengah tertidur.

" Uh.. Sepertinya tanganku mati rasa... " Ucap erlang memijit lengannya yang ditindih kana tadi.

Ia kini bangkit dan menuju kedapur, perutnyaya yang kosong kini minta diisi.

Kruukkk...
" Wah sepertinya si cacing  kelaparan.. Kira kira didapur ada apa ya?? "

Erlang membuka kulkas, yang ada hanya sosis, ayam, dan beberapa sayuran.

" Hmm... Masak apa ya enaknya.. "

" Bikin sayur sop enak kali ya?? Hujan gini makan yang anget anget.. "

" Iya deh.. Masak itu aja yang aromanya juga gak tajem . Biar kana bisa ikut makan juga, pasti dia juga laper deh.. "

Erlang mulai menyiapkan bahan bahannya, dan kemudian memotong motong ayam dan sosis serta sayuran lainnya.

Kini ia mulai menyalakan kompor dan merebus air diatasnya.

" Ini bumbunya cuma bawang, lada sama apa lagi ya.. Lupa nih.. " Erlang mengingat ingat bumbu apa yang ia lupakan

" Ah iya sedikit pala biar sedep.. "

Setelah bumbunya siap, ia mulai memasukkannya kedalam panci tadi tak lupa dengan ayam yang telah ia potong potong tadi, dan setelah mendidih ia juga mulai menambahkan sayuran kedalamnya.

" Ini tinggal tambah garam.. Kaldu sama bawang goreng ... Udah jadi deh.. "

" Hmm... Aromanya sedep pasti kana suka.. "

𝙎𝘼𝙉𝙂 𝙋𝙀𝙒𝘼𝙍𝙄𝙎 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang