Bab. 68

988 102 80
                                    

Hello

Seperti biasa sebelum baca budayakan tinggalkan jejak

Voment jangan lupa
🥰🥰🥰

Langsung aja

Happy Reading
.

.
.
.

🌻🌻🌻

Tinggal sehari lagi kana dan erlang akan melangsungkan pernikahan mereka. Semua susunan acara dan juga tempat telah siap. Bahkan siang tadi teman teman keluarga dan juga kolega mereka juga sudah hadir dengan pesawat yang mereka booking.

Saat ini mama dan juga bunda yang bertanggung jawab menjadi perancang acara tengah memeriksa kembali apa saja yang masih kurang dan belum mereka siapkan untuk acara besok pagi.

" Jeng... Kira kira apa lagi ya yang masih belum siap??"

" Kayaknya udah semua deh... Cathering  dekor baju bunga semua udah... Apalagi ya yang belum??? " Bunda mengingat ingat

" Cincin udah belum jeng?? " Ingat mama

" Astaga... Itu jeng yang saya lupa... Duh gimana nih..??? Bisa gawat kalo gak ada cincinnya.... Duh gimana ini...?? " Panik bunda

" Tenang jeng tenang... Calm down... Okay..."

" Gimana mau tenang jeng... Kalo cincinnya gak ada gimana ini... Duh... Gimana ya... ?? " Panik bunda sambil berjalan bolak balik

" Tenang jeng... Tenang... Tarik nafas... Buang... " Bunda mengikuti arahan mama untuk membuatnya tenang.. " Ya... Bagus... Ayo lagi... Tarik nafas... " Bunda kembali melakukan apa yang mama bilang.

Saat itu ponsel mama berdering.

" Bentar jeng ada telpon... Saya angkat dulu ya ... " Pamit mama

" Halo... "

"... "

"Iya... "

"... "

" Baiklah... "

"... "

" Syukurlah kalau begitu berarti semua udah aman dan siap ya.... "

Saat mama masih belum selesai dengan panggilannya seseorang menepuk punggungnya dengan ribut..

" Iya.... Iya... Siapa sih.. ?? " Ucap mama sambil berbalik

Dan ketika menoleh ternyata itu bunda dengan wajahnya yang sudah merah.

" Iya jeng kenapa...? " Tanya mama

" Euh.. Uhmmm... Uh... " Ucap bunda membuat mama bingung

" Apa sih jeng ??? Kalo ngomong tu mbok ya yang jelas .. " Ucap mama

Namun jawaban bunda masih sama.

" Uh.... Uhmmm... Uhn... " Namun kali ini bunda menunjuk wajahnya. Dan hal ini membuat mama paham dengan apa yang bunda maksud.

" Astaga jeng... Saya lupa... Duh maaf... Ya... Buang...." Kata mama

Bunda seketika lemas setelah membuang nafasnya.

" Ya ampun jeng... Kenapa masih ditahan sih..??? Kan bisa jeng buang sendiri gak usah nunggu aba aba dari saya... Maaf ya jeng... Sekali lagi saya minta maaf... " Sesal mama. Saat ini mama berjalan kearah meja kecil yang ada disana dan mengambil sesuatu.

Bunda yang lemas saat ini tengah berusaha mengatur nafasnya. Setelah tenang mama memberikannya minum yang ia ambil dari meja tadi.

" Saya beneran minta maaf loh jeng... Sumpah... Saya beneran lupa... "

𝙎𝘼𝙉𝙂 𝙋𝙀𝙒𝘼𝙍𝙄𝙎 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang