Kini rasa penasaran Ryan telah terjawab, dia menguping bahwa John akan mengeksekusi Clara malam ini. Akan tetapi, dia tak terlalu memedulikan hal itu, lantas dia kembali ke tempatnya bekerja.
Tak lama kemudian, Ronald kembali dan Ryan menanyakan apa yang John katakan sehingga dia memanggil Ronald. Namun, temannya itu tak menjawab jujur, dia mengatakan apa yang tidak John katakan.
Ryan sepertinya paham maksud Ronald, dia tak ingin Ryan membocorkannya pada Rika karena pasti Rika akan tidak setuju dengan apa yang akan John lakukan.
...
Tak terasa, waktu sudah menjelang malam, John dan yang lainnya sedang bersiap-siap. Dia akan mengeksekusi Clara di hadapan semua orang agar mereka percaya bahwa komunitas Siren Hunter yang dia dirikan memang berhasil.
Beberapa orang meminta waktu istirahat terlebih dahulu setelah bekerja keras. Begitu pun dengan Ryan, dari siang sampai sore dia berlayar untuk melakukan tugasnya, yaitu memburu siren. Dia pun meminta izin untuk pulang ke rumah terlebih dahulu sebelum memulai eksekusi, untungnya John mengerti dengan keadaan dan membiarkan Ryan pergi.
Awalnya semua masyarakat menganggap para pemburu siren hanyalah pekerjaan sampah yang sia-sia, tapi kini mereka percaya setelah mereka melihat para pemburu siren menangkap satu siren dan akan segera dieksekusi.
Di sisi lain, Chelsea dan ibunya, Rika, sudah kembali berbaikan. Dia membantu ibunya memasak untuk makan malam, Chelsea berpikir bahwa makan malam kali ini akan menjadi makan malam terindahnya karena berkumpul bersama semua keluarganya.
Ryan datang saat masakan belum selesai, dia bergegas pergi ke dapur dan hanya menyapa singkat ayahnya yang sedang memperbaiki televisi.
"Ryan, kau sudah pulang, aku tak sabar men-"
"Nek, kita harus bicara," timpal Ryan.
"Nak, ibumu menyapamu, kenapa kau tak menyapanya balik?" tanya Rika.
"Ah, baiklah, bagaimana kabarmu, Bu,?" Ryan memindahkan pandangannya pada Chelsea.
Ryan memang tak terlalu dekat dengan ibunya sendiri karena dia memang dibesarkan oleh neneknya sampai pada akhirnya setelah dia beranjak dewasa, dia menyadari bahwa dirinya hanya ditelantarkan saja oleh orang tuanya.
"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" Chelsea bertanya balik.
"Aku juga, aku baik-baik saja." Kini pandangannya kembali pada Rika. "Nek, kita harus bicara, sekarang!"
Rika memandang Chelsea seakan merasakan kesedihan putrinya diperlakukan oleh anaknya sendiri seperti itu. Akan tetapi, Chelsea berkata bahwa dirinya baik-baik aja dan meminta Rika untuk mendengarkan apa yang ingin Ryan bicarakan. Sedanhkan, Chelsea sendiri akan lanjut memasak.
Rika dan Ryan pergi menuju balkon di lantai dua, Ryan mengatakan bahwa Clara akan dieksekusi malam ini. Mendengar hal itu langsung dari cucunya, Rika terperanjat dan meminta Ryan untuk membatalkan acara itu.
"Maafkan aku, tapi aku tak bisa melakukannya," kata Ryan.
"Kumohon! Selamatkan Clara, aku yakin dia tak akan membunuh manusia," balas Rika dengan mata yang berkaca-kaca.
Ryan tak tahu apa yang harus dia lakukan, tapi dia tak tega membiarkan neneknya menangis karena kehilangan teman lamanya.
"Mungkin aku memang tak bisa menyelamatkan temanmu, Clara. Tapi kau bisa," ujar Ryan.
"Tapi bagaimana?" tanya Rika.
...
Ryan kembali ke tempat kerjanya dengan membawa neneknya, tapi baru saja sampai di depan kantor, penjaga menghentikannya.
"Kau sudah tahu aturan di sini, bukan? Tak boleh membawa orang asing ke sini," ucap seorang pria dengan kepala botak.
"Dia nenekku, John memintaku untuk mengajaknya kemari," balas Ryan.
"Mana buktinya?" tanya si pria.
"Apa? Sejak kapan John memberi surat atau sesuatu sebagai bukti bahwa aku sudah menjalankan tugas kecilnya? Ayolah, kawan, nenekku ini bukanlah penjahat. Dia hanya ingin bertemu dengan John untuk membahas tentang serangan siren kemarin," tutur Ryan.
"Apa hubungannya dengan nenekmu?"
"Ceritanya sangat panjang, tapi jika kau ingin aku menjelaskan. Maka, kau akan membuat John marah karena telah mengulur waktunya, kau tahu sendiri dia tak suka acara eksekusi malam ini terlambat."
Dengan ancaman Ryan seperti itu, si pria itu pun mengizinkannya. Mereka berdua pun kini masuk dengan selamat tanpa dicurigai.
"Ryan, apa yang akan kita lakukan?" tanya Rika sembari berjalan mengikuti Ryan di koridor kantor yang sepi itu.
"Aku akan membawamu ke teman lamamu, aku harap kau bisa melakukan sesuatu yang bisa menggagalkan rencana John," balas Ryan.
Mendengar itu, Rika merasa senang karena akhirnya Ryan setuju dengannya bahwa Clara adalah siren yang baik. Sebenarnya tak hanya Rika saja yang menganggap hal itu, tapi Ronald juga melihatnya dengan jelas bahwa Clara benar-benar menolong orang di pesisir saat penyerangan.
Beberapa kali mereka berdua hampir ketahuan, tapi untung saja mereka berhasil menyelinap dan kini pintu di hadapannya adalah pintu yang di dalamnya terdapat akuarium dengan Clara yang terkurung di sana. Kebetulan pintunya tidak digembok karena hanya 15 menit lagi acara eksekusi siren akan dilakukan.
"Nek, dengarkan aku! Di dalam sini ada akuarium berisi siren, dia temanmu. Aku hanya minta satu hal padamu, Nek. Suruh dia untuk membunuh seluruh pemburu siren, kecuali aku, Ronald, dan Sena yang telah membantunya. Aku tak ingin dia mati dalam keadaan seperti ini," tutur Ryan.
Sebenarnya Rika tak setuju di bagian mana Ryan menyuruhnya untuk memerintahkan Clara membunuh para pemburu siren karena menurutnya itu adalah hal yang keji. Akan tetapi, dia ingin memanfaatkan momen ini untuk berbincang dengan Clara dan membahas jalan keluar dari masalah ini.
"Tunggu!" Ryan menghentikan neneknya yang hendak masuk. "Kau hanya memiliki sepuluh menit sebelum eksekusi dimulai."
Rika menjawabnya dengan anggukan, lalu masuk ke ruangan itu. Betapa teriris hatinya saat melihat Clara dikurung sebuah akuarium yang hanya cukup untuk satu siren.
"Clara, bangun!"
Mendengar suara Rika beberapa kali sembari mengetuk-ngetuk kaca akuarium, Clara terbangun dan terkejut saat melihat Rika ada di sana.
"Rika? Kumohon tolong aku! Aku tak ingin ada di sini," ucap Clara histeris.
"Clara, tenanglah, aku di sini," kata Rika.
Rika pun berusaha membuat Clara tenang dulu sebelum memberi tahunya bahwa Clara akan dieksekusi di hadapan semua orang oleh John.
Dia hanya memiliki lima menit untuk membuatnya tenang, dan ternyata dia berhasil, kini Clara kembali tenang. Kemudian Rika memberi tahu akan Clara yang segera dieksekusi. Clara tak terlihat terkejut sama sekali, dia hanya mengatakan bahwa dia tak tahu harus menghadapinya dengan cara seperti apa.
"Bunuh mereka!" cetus Rika.
Clara terperanjat, tak menyangka Rika akan mengatakan hal itu.
"A-apa?!"
"Bunuh mereka, kecuali cucuku dan gadis yang telah menolongku dengan panahnya."
"Aku tak bisa, tak mungkin aku membunuh manusia," timpal Clara.
"Tak ada jalan keluar lagi, Clara, kau harus melakukannya. Banyak siren lain yang menunggumu di lautan."
Clara berpikir beberapa saat, lalu dia memiliki sebuah ide.
"Tunggu, aku memiliki sebuah ide. Berikan satu tanganmu!" Clara mengeluarkan setengah badannya untuk meraih tangan Rika.
Rika menjulurkan tangannya dan Clara memegangnya. Saat Clara memegang tangannya, sesaat cahaya putih berkedip satu kali di tangan mereka berdua.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren's Curse : Battle of Atlantis (TELAH TERBIT!)
Fantasy[Adventure, Fantasy] {Sequel Kutukan Siren} { Update Setiap Hari! Support Dengan Vote Untuk Membuat Author Semangat} 50 tahun telah berlalu, Clara sudah bisa merelakan kepergian Rita, ibunya. Namun, kematiannya meninggalkan teka-teki yang membuat Cl...