"Rick? Syukurlah kau sudah ditemukan." George menyambut kedatangan Rick seorang diri.
Dia juga merasa sangat bahagia saat dimana bisa kembali melihat Clara. Namun, dia tak melihat Emilia, Karen, dan Karin di sana.
Dia sedikit terkejut saat melihat kedatangan Mira sembari menggendong Kinar yang wajahnya sudah sangat pucat.
"Mira, apa yang terjadi padanya?" tanya George.
"Ceritanya panjang, aku harus membawanya ke ruang medis." Tak ingin mengulur waktu, Mira langsung berlanjut ke ruang medis.
George tertegun saat melihat Flo dan coldlight lainnya ikut bermunculan, dia bergegas mengeluarkan pedangnya.
"George, mereka bersama kami, mereka bukan orang jahat." Clara berusaha menahan George agar tidak bertindak gegabah.
"Tidak, mereka itu monster, bagaimana jika penduduk tahu ini?" tanya George.
"Tak apa, akan kuatasi semuanya."
George kembali menurunkan pedangnya. "Baiklah, aku percaya padamu."
"Terima kasih," ucap Clara yang kemudian pergi dari sana.
Sementara waktu Clara hendak memberikan dua rumah besar untuk para coldlight, tapi tak semua coldlight ingin tinggal di sana karena mereka masih waspada akan jebakan.
Clara memberi tahu para coldlight terlebih dahulu aturan yang ada di kota tempatnya tinggal.
Setelah beberapa menit berpidato dan berbincang dengan para coldlight, Mira datang memecahkan perbincangan.
"Clara, Kinar sudah sekarat. Tak ada yang bisa membantunya, dia ingin kau ada di sampingnya untuk terakhir kali."
Semua orang terkejut dengan penuturannya, termasuk George dan Rick yang ada di dalam sana.
"Apa yang terjadi padanya, Mira?" tanya Flo.
"Dia terkena racun serangannya sendiri saat bertarung dengan coldlight."
"Ah ... tunggu sebentar!"
Flo maju ke hadapan para coldlight dan menatapnya. Kemudian dia mengatakan sesuatu menggunakan bahasanya.
"Ak dovolíte, chcem sa mu pokúsiť pomôcť." Seorang coldlight wanita mengacungkan tangannya.
"Apa yang dia katakan?" tanya Mira.
"Jika kami memberi izin, dia akan mencoba untuk membantunya, itulah yang dia katakan," jawab Clara.
Clara memindahkan pandangannya pada wanita itu.
"Memangnya siapa kau dan apa kemampuanmu?" tanya Clara menggunakan bahasa yang biasa digunakan para coldlight.
"Aku Sirena, coldlight medis terbaik di Peniculus."
"Peniculus?"
"Ya, tempat yang baru saja kami tinggalkan."
Clara mengerti, kota para coldlight yang dipimpin oleh Ezekiel adalah Peniculus.
Clara mendiskusikannya bersama Mira mengenai hal ini. Namun, Mira tak setuju jika Sirena mencoba mengobati Kinar karena dia berpikir bahwa Sirena bisa saja mempercepat kematian Kinar.
Sirena tak mengerti apa yang Clara dan Mira bicarakan, dia hanya bisa terdiam dan menunggu hasilnya saja. Tak lama kemudian, Mira beranjak dari sana dan Clara memberi tahu Sirena bahwa Sirena tak diizinkan untuk membantu Kinar.
"Jika kami percaya padamu, kenapa kau tak percaya padaku?" tanya Sirena.
Apa yang dikatakannya memang benar, Clara berpikir mungkin saja dia dipertemukan dengan Sirena agar nyawa Kinar dapat tertolong karena tak ada satu pun siren yang sanggup mengatasi Kinar yang terkena racun.
Tanpa berpikir panjang lagi, dia membawa Sirena pergi ke ruang medis untuk membantu Kinar. Andai kata Sirena menghianatinya, dia akan membunuh seluruh coldlight yang ada di sana sekaligus tanpa sisa.
"Mira, keluarlah!" perintah Clara yang membuka pintu tanpa mengetuk.
"Apa?" Mira kebingungan apa maksud Clara menyuruhnya keluar dari ruangan medis.
Kedua siren medis yang ada di dalam terkejut melihat kedatangan Flo.
"Ya Tuhan ... kau membawa monster?" cetus salah satu dari mereka.
"Jaga mulutmu! Dan jangan bocorkan pada siapapun sampai aku sendiri yang memberi tahu para siren," timpal Clara. "Sekarang keluarlah!" perintahnya sekali lagi.
Kedua siren medis itu bergegas keluar dari sana.
"Clara, apa maksudmu? Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak memberinya izin? Bagaimana jika ..."
"Diam! Aku tak membutuhkan pendapatmu, sekarang Kinar sedang sekarat. Tak ada siren lain yang bisa menanganinya, hanya dia yang berani untuk membantunya."
Mira mendekat ke arah Clara dan mulai berbicara dengan sinis. "Jika Kinar tewas karenanya, aku akan membunuh seluruh coldlight yang ada di sini, termasuk kau, siren yang telah membiarkan mereka membunuhnya."
"Kau tak punya hak di sini, lagi pula peduli apa kau pada Kinar? Kemana kau selama 70 tahun lalu? Apa ada sesuatu dalam tubuh Kinar sehingga kau kembali ke sini dan tak ingin membiarkannya mati?"
Mira tak bisa berkata apa-apa lagi, dia merasa sedikit kesal, tapi apa yang dikatakan Clara memang benar. Dengan perasaan yang cukup sedih, dia pergi meninggalkan ruang medis.
"Sirena, mohon bantuannya. Hanya kau yang bisa kuandalkan," ucap Clara.
"Aku akan berusaha yang terbaik, tapi kumohon tinggalkan aku sendiri agar bisa fokus. Kau tak perlu khawatir, aku yakin bisa menyelamatkannya," balasnya.
Clara menyukai jawaban Sirena yang sangat optimis, dia pun semakin percaya bahwa Sirena benar-benar ingin membantunya. Maka dari itu, dia beranjak dari sana untuk membiarkan Sirena bekerja dengan fokus.
"Bagaimana?" tanya Rick ketika Clara baru saja keluar dari ruang medis.
"Bagaimana apanya?"
"Coldlight, apa dia benar-benar ingin membantu?"
"Ya, kupikir begitu, aku yakin dia bisa membantu Kinar."
"Ya, aku juga berharap seperti itu."
"Oh, ya, Rick. Siapa pria itu?"
"Ayolah! Aku tak mau membahasnya sekarang, bukankah kau tahu aku baru saja selamat dari kematian?"
"Aku tahu, tapi aku perlu tahu siapa pria setengah ular itu?"
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren's Curse : Battle of Atlantis (TELAH TERBIT!)
Fantasy[Adventure, Fantasy] {Sequel Kutukan Siren} { Update Setiap Hari! Support Dengan Vote Untuk Membuat Author Semangat} 50 tahun telah berlalu, Clara sudah bisa merelakan kepergian Rita, ibunya. Namun, kematiannya meninggalkan teka-teki yang membuat Cl...