Chapter 4 - Memori Masa Lalu

108 18 2
                                    

John tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Clara yang terdengar mengancamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

John tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Clara yang terdengar mengancamnya. "Kalau kau pemimpin para siren, kenapa kau bisa selemah ini?"

"Aku tidak lemah, aku hanya menahan diriku agar tidak emosi, karena sejatinya aku pernah menjadi manusia sepertimu," jawab Clara.

"Terserah kau saja, aku tidak percaya omong kosongmu," ucap John yang langsung beranjak dari sana.

***

"Dimana Clara?" gumam Rick yang sudah mencari kemana-mana. Bahkan saat ini dia sedang berada dekat di permukaan.

Hari yang semakin larut, Rick semakin mencemaskan keadaan sahabatnya. Dia takut manusia yang ingin bertemu dengan Clara justru malah mencelakainya. Namun, sudah tak ada tempat lagi yang harus dikunjungi Rick untuk mencari Clara.

Dengan berat hati, dia kembali ke Atlantis dengan tangan kosong. Sama halnya dengan George, dia tidak bisa menemukan Clara. Begitu juga dengan si kembar Kinar, Karin, dan Karen, mereka kembali dengan berita yang sama. Clara tak bisa ditemukan.

"Aku curiga dengan wanita itu, jangan-jangan dia adalah Thalassa yang telah membunuh Kadita," kata Karen.

"Tidak, aku justru curiga pada manusia yang ingin menemuinya," timpal Rick.

"Tidak semua manusia membenci siren, Rick. Apalagi manusia yang ingin bertemu dengan Clara ini sudah mengetahui namanya, tidak mungkin dia berniat jahat pada Clara," ujar George.

"Aku lebih curiga pada Nereids, pasti dia menjebak Clara. Kalian tahu sendiri Nereids bisa meruntuhkan mantra defensionis, kan? Secara mantra itu cukup sulit untuk ditembus," tutur Karin.

"Tunggu! Ada yang datang!" ucap Kinar tiba-tiba.

Benar saja, tak lama setelah Kinar berkata demikian, Atlantis diserang. Tentu saja yang menyerang mereka tidak lain dan tidak bukan adalah Dark Siren. Mereka membunuh beberapa siren di Atlantis yang tak sempat kabur dengan mencakar dan menggigitnya.

Untung saja masih ada beberapa prajurit siren yang tersisa, mereka melawan Dark Siren dan rela mengorbankan dirinya untuk warga yang tidak bisa bertarung. Melihat pembunuhan yang terjadi di depan mata Karin, dia pun hendak membantu, tapi Kinar menghentikannya.

"Apa yang kau lakukan? Mau bertindak seperti pahlawan?" tanya Kinar.

"Aku bisa membantu mereka!" tegas Karin.

"Kinar, biarkan saja dia membantu mereka. Aku bisa memulihkannya jika dia terluka," ucap Karen.

Mendengar ucapan adiknya yang terdengar yakin, Kinar pun melepas Karin. Benar saja, Karin melakukan perlawanan bersama siren lain.

Siren's Curse : Battle of Atlantis (TELAH TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang