Chapter 31 - Energi Gelap (2)

55 9 0
                                    

"Apa maksudnya God of The Ocean? Apa dia memang Dewa Laut sesungguhnya? Lalu apa hubungannya dengan Neptunus?" tanya Clara bertubi-tubi.

"Kau sebaiknya tidak bertanya itu padaku karena aku tak pernah tahu jawabannya," balas Rick.

"Baiklah, terima kasih informasinya, Rick.

Clara hendak beranjak dari sana. Namun, Rick menghentikannya. Dia menghentikan Clara bukan tanpa sebab, melainkan memintanya untuk tidak mencari tahu sendiri mengenai Pontus.

Dia melihat tepat di hadapannya saat dimana Rachel yang mengambil alih tubuh Clara melawan Pontus. Bahkan sekelas alter ego kuat saja tak mampu melawannya.

"Ya, aku paham, aku tak akan mencari tahunya sekarang." Clara tersenyum yang kemudian pergi dari sana.

George datang menemui Clara yang baru keluar dari ruang medis, dia berkata pada gadis itu bahwa dia ingin mengatakan sesuatu, tapi dia hanya ingin mengobrol secara empat mata.

Clara menurutinya karena kebetulan kondisi antara siren dan coldlight sudah cukup membaik.

"Apa? Apa yang ingin kau bicarakan, George?" tanya Clara. Mereka berbicara sembari berenang santai di laut lepas.

"Emm ... aku tak tahu harus mulai dari mana."

"Ayolah! Jangan malu, apa kau ingin menceritakan masa lalumu saat menjadi manusia?"

"Ah, tidak, bukan itu. Sebenarnya saat aku pertama kali menemuimu di pantai, jujur aku sangat terkejut bagaimana mungkin gadis secantik dirimu bisa terdampar di pantai?"

Sepanjang George menceritakan kesan pertamanya bertemu Clara. Clara menebak bahwa George menyukainya. Akan tetapi, dia akan membiarkan George untuk menyelesaikan pembicaraannya terlebih dahulu.

"Jadi, apa intinya?" tanya Clara yang sudah mulai bosan karena George terlalu bertele-tele.

"Intinya adalah ...." George menghela nafasnya. "Aku mencintaimu, Clara. Apa kau mau menjadi pasanganku?"

Benar saja, dugaan Clara kali ini tak meleset. Namun, dia bingung harus menjawab bagaimana. Mereka pun berdiam di tengah lautan untuk membicarakan hal itu.

"Bagaimana? Apa kau bersedia menjadi pasanganku?" tanya George kembali dengan penuh rasa penasaran.

"Ah, maaf, George. Aku tak bisa menjawabnya, kurasa aku harus memikirkannya dulu. Kau tahu sendiri saat ini posisiku bagaimana, akan kukabari jika aku sudah mendapat jawabannya," tutur Clara.

"Baiklah, aku mengerti, lagi pula kenapa aku bisa sebodoh ini?"

"Apa maksudmu?"

"Kau seorang Poseidon dengan energi sihir yang dapat mengalahkan sahabatmu dalam kendali Black Rose. Sedangkan, aku hanya siren biasa yang tak memiliki kekuatan apapun."

"George, bukan itu yang kumaksud, aku hanya memerlukan sedikit waktu untuk memikirkannya."

"Kau tak perlu memikirkannya lagi, Clara, aku sudah mengetahui jawabannya." George beranjak dari sana.

"Tidak, George, tunggu!"

Dia tak ingin memaksa George untuk kembali, dia mengalihkan pandangannya dan menunduk karena merasa bersalah. Dia terperanjat saat merasakan energi gelap ada di sekitarnya. Sontak dia melihat ke arah George yang sudah jauh dari sana, satu siren wanita berenang dari bawah dengan kecepatan yang sangat cepat.

"Clamamus," gumamnya. "George, awas!" teriaknya.

Teriakannya terdengar lebih lambat karena jarak yang terlalu jauh. Dia tak ingin mengandalkan kekuatan itu saja, dia beranjak dari sana dan berenang dengan sangat cepat ke arah George.

Seketika Clara berhenti yang jaraknya tak jauh dari George setelah melihat siren wanita itu menusuk George menggunakan sihir es.

"Tidak, George!!" teriaknya.

Tanpa berpikir panjang lagi, dia tak peduli dengan siapa kini dia akan berhadapan, dia kembali berenang secepat mungkin menghampiri George.

"Karin?" gumam Clara saat melihat Karin menatapnya. Namun, dia merasakan energi gelap di sekitar Karin.

Awalnya Clara berniat untuk berbicara baik-baik saat menghampirinya, tapi melihat Karin yang sudah melakukan penusukan terhadap George, dia mengepalkan tangannya sembari dilapisi sihir perimo.

"AAAA!!" Semakin dekat ke arah Karin, dia berteriak untuk meluapkan semua emosinya. Akan tetapi, saat dia memukulnya, Karin hanya berubah menjadi tinta hitam seperti tinta gurita.

"What the fuck?!" umpat Clara.

Dia tak peduli lagi dengan Karin, kini yang menjadi prioritasnya adalah George. Dia bergegas membawa kembali ke kota agar segera diobati.

"Tahanlah, George, kau akan baik-baik saja."

***

"Jadi, kau dulu bermusuhan dengan Clara, ya?" tanya Flo.

Terlihat Flo dan Mira mengobrol sembari mengelilingi kota.

"Ya, pertama kali aku melihatnya pun aku sudah menduganya bahwa dia akan membawa perubahan bagi kaum siren."

"Oh, ya, apa yang kau tahu tentang kota ini? Apa kau tahu nama kota ini juga?" tanya Mira.

"Ya, tentu saja, kota ini bernama Almyst. Dulu para coldlight tinggal di sini sebelum Pontus memerintahkan kami untuk pindah dan menjaga gua menuju Atlantis itu," tutur Flo.

"Pontus? Siapa dia?"

"Tolong! Tolong! Tolong kami!!"

Tak sempat mendengar jawaban dari Flo, mereka dikejutkan dengan seorang wanita yang berteriak meminta tolong. Mereka pun langsung berbalik dan memeriksanya. Tidak lain dan tidak bukan dia adalah Clara yang membawa George dalam kondisi George tak sadarkan diri. Sontak mereka bergegas menghampirinya.

"Clara, apa yang terjadi?" tanya Mira.

"Karin, Karin menyerangnya. Dia memerlukan bantuan segera."

"Sirena!!" panggil Flo.

Tak lama kemudian, Sirena datang setelah mendengar Flo memanggilnya. Dia sudah mengerti saat melihat George yang terluka parah, dia pun meminta Clara untuk membawanya ke ruang medis.

"Terima kasih, aku akan mengatasinya dari sini," kata Sirena.

"Baiklah, lakukan yang terbaik untuknya, kumohon!" Mata Clara berkaca-kaca karena sangat mencemaskan George.

Dia tak ingin mengulur waktu lagi, dia pergi dari sana dan menunggu di luar bersama yang lainnya.

"Clara, apa yang terjadi?" tanya Rick yang baru saja datang.

"Ada hal yang tak bisa kuceritakan, tapi intinya yaitu Karin menyerang George dengan tiba-tiba dan aku tak tahu alasannya," balas Clara.

"Apa kau yakin tidak salah lihat? Bukankah Karin hilang di Peniculus saat bertarung melawan Ezekiel?" tanya Mira untuk meyakinkan apa yang dilihat Clara benar atau salah.

"Aku sangat yakin, aku sudah menggunakan perimo untuk membuatnya jatuh, tapi saat aku memukulnya, dia tiba-tiba berubah menjadi tinta hitam, dan dia menghilang begitu saja."

"Maaf, Clara, aku memang tak tahu Karin temanmu. Tapi apakah kau merasakan sesuatu yang berbeda dari temanmu itu?" tanya Flo.

"Ya, aku merasakan energi gelap yang ada di sekelilingnya. Bahkan aku tak merasa dia adalah Karin."

"KYAAAA!!"

Mereka semua terperanjat saat mendengar suara jeritan Sirena dari dalam ruang medis.

To Be Continued

Siren's Curse : Battle of Atlantis (TELAH TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang