Chapter 15 - Tertangkap

65 14 0
                                    

"Coldlight?"

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya wanita itu.

Di tengah kencangnya detak jantung Clara melihat rupa yang menyeramkan itu, dia tetap berusaha untuk tak terlihat takut. Namun, di sisi lain dia bersyukur karena bertemu dengan satu-satunya coldlight yang bisa dia pahami bahasanya.

"Aku mencari temanku yang ditangkap."

"Rick? Dia sudah tewas dihukum," balas wanita itu.

Pria yang menggunakan bahasa asing itu kembali berbicara pada si wanita yang Clara tak pahami apa maksudnya. Akan tetapi, setelah mengobrol beberapa detik dengan si wanita, pria itu beranjak pergi dari sana seolah wanita itu mengambil alih Clara.

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Clara.

"Bukan urusanmu, sekarang ikutlah denganku jika kau mau selamat!"

"Tidak, aku harus—" Setelah Clara berbalik ke belakang hendak keluar dari sana, tapi tak ada lagi lubang kecil yang menjadi jalan keluar dan masuknya.

"Tak ada lagi jalan keluar untukmu, Junk sudah menutupnya."

"Siapa Junk?"

"Pria yang baru saja kau temui."

"Ah, dia memiliki nama yang paling jelek di muka bumi. Omong-omong, aku tidak mendengar dia menutup lubang ini, bahkan ini sangat tertutup rapi."

"Ya, kau benar, itu karena sihirku." Wanita itu menggerakkan telapak tangannya untuk melepas sihir yang ada di sekeliling Clara.

Clara tertegun karena dia tiba-tiba berada di sebuah bangunan menyerupai kerajaan seperti masa kepemimpinan Emilia dulu. Coldlight wanita itu pun duduk di singgasananya.

Memastikan tak salah apa yang Clara lihat, dia menyisir pandangannya ke segala arah. Terdapat beberapa coldlight juga yang sepertinya sedang berjaga.

"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa kau membawaku kemari?" tanya Clara kebingungan.

"Sudah kukatakan itu karena sihirku."

Wanita itu memulai pembicaraan dengan panjang lebar, bahkan Clara sendiri tak tahu apa yang dibicarakannya. Akan tetapi, Clara merasa energi di dalam dirinya kembali mengalir, dia mulai berpikir untuk mencari celah agar bisa menyerang wanita itu.

"Tunggu! Jujur saja, aku tak mengerti apa yang kau bicarakan dari tadi. Apakah bisa langsung ke intinya saja? Dimana temanku?" Clara memotong penjelasan wanita itu.

Sikap Clara yang seperti itu membuat si wanita terlihat kesal. Akan tetapi, dia menahan emosinya karena tak ingin tempatnya hancur.

"Diamlah!" tegasnya.

"Ow ... Apa kau hanya menakutiku saja atau benar-benar marah?" ejek Clara.

Wanita itu sudah tak bisa menahannya, dia berenang dengan cepat menuju Clara hendak mencekiknya. Namun, tiba-tiba dia menabrak medan magnet dari sihir Clara dan Clara langsung mencekiknya balik sembari membawanya menembus bangunannya sampai keluar.

"Kau ceroboh karena telah melepas sihirmu tanpa mengikatku," kata Clara.

Wanita itu tertawa mendengar perkataan Clara yang terkesan sombong itu. "Kau bukan apa-apa bagiku, kau hanya kecoa yang harus kumusnahkan."

Wanita itu kembali menyerang Clara. Dengan serangan yang tiba-tiba, membuat Clara sedikit terkejut dan hanya bisa bertahan saja.

'Sial! Kekuatannya sangat besar,' batin Clara.

"Kenapa? Kau kewalahan?" tanya wanita itu sembari menyerang Clara dengan beruntun dan melihat Clara yang seperti kewalahan menghadapinya.

"Aku ... Tak akan pernah ... KEWALAHAN!" Clara berhasil menemukan celah untuk menyerangnya, yaitu di bagian perut.

"Perimo!!" Clara langsung memukulnya dengan telapak tangan yang dilapisi sihir sehingga menyebabkan wanita coldlight itu terpental sampai kembali menembus singgasananya.

Melihat rumahnya yang hancur, wanita itu pun benar-benar mengamuk dan menghajar Clara habis-habisan. Clara sendiri saat itu tak bisa menahannya karena sebagian energinya masih berada pada Rika.

Clara terpental ke kerumunan banyak coldlight yang membuat mereka terkejut dan menghampiri Clara.

"USTÚPIŤ STRANOU!!!" teriak wanita itu memerintahkan pada warga sipil untuk menyingkir sembari menghampiri Clara dengan membawa trisula hendak menghabisinya saat itu juga.

Tak semudah itu, seorang pria dengan rambut berwarna biru tiba-tiba ada di hadapan Clara dan memegang trisula yang hendak menusuknya.

Trisula yang masih dipegang oleh coldlight wanita itu, pria berambut biru itu langsung menariknya dan memutar trisulanya, lalu menusukkannya pada wanita itu.

Semua yang menyaksikan hal itu lantas terkejut, terutama Clara. Dia tak akan menyangka dirinya akan selamat berkat bantuan dari pria yang tak dikenalnya. Namun, kali ini yang membantunya benar-benar mirip dengan siren, hanya sedikit perbedaan saja. Terlebih lagi yang membuat Clara tertegun adalah fisik dari pria ini, tak seram seperti yang lain, melainkan pria tertampan yang pernah dia lihat.

"Ikuti aku! Di sini tidak aman untukmu," kata pria itu.

Dikarenakan pria tersebut telah menyelamatkan Clara. Lantas Clara mengikuti kemana perginya pria itu.

"Mengapa kau menyelamatkanku?" tanya Clara setelah sampai di sebuah gua.

"Mengapa aku menyelamatkankmu? Karena aku tak ingin ada siren lain lagi yang tewas di tempatku," balasnya.

Clara terperanjat dengan jawabannya, dia mulai teringat kembali kata-kata coldlight wanita yang pria ini bunuh yang dimana mengatakan bahwa Rick sudah tewas. Tak hanya mengatakan tewas, wanita itu juga menyebut nama sahabatnya itu.

"Apa maksudmu tak ingin ada siren lain lagi yang tewas? Apakah sudah pernah ada yang tewas di sini?" tanya Clara.

"Bukan pernah ada, tapi sering sekali."

Mata Clara membulat mendengarnya.

"Mereka sangat sensitif jika melihat siren di sini, mereka akan membunuh siapapun sirennya yang berani masuk ke sini," lanjutnya.

"Mereka sensitif dengan siren, tapi kau sendiri ..."

"Aku tahu, aku memang siren. Aku adalah siren tertua di seluruh lautan, bahkan aku merupakan teman dekat Neptunus, Sang Dewa Laut sesungguhnya," tuturnya.

"Benarkah? Neputunus? Jadi, kau pernah melihatnya?"

"Ya, dia teman dekatku. Omong-omong namaku Ezekiel, siapa namamu?"

"Clara."

"Baik, Clara. Aku ingin kau tetap di sini beberapa hari, aku akan mengupayakan agar mereka tidak ingat akan kejadian yang baru saja terjadi."

Clara terperanjat mendengarnya, tak mungkin dia harus berdiam diri di gua selama beberapa hari karena masih ada kaum siren yang harus diurus.

"Apa?! Tidak, aku tak akan berdiam diri di sini dan ... Kenapa harus beberapa hari?"

"Kau tak akan paham. Jadi, diamlah!" Ezekiel hendak meninggalkannya.

"Kau juga tak akan paham betapa sulitnya menjadi Poseidon!"

Ezekiel berhenti setelah mendengar Clara menyatakan dirinya sebagai Poseidon. Tanpa sepengetahuan Clara, dia tersenyum sinis dan mengepalkan tangannya yang dilapisi sihir untuk menyerang Clara.

To Be Continued

Siren's Curse : Battle of Atlantis (TELAH TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang