Pertarungan sengit antara Ezekiel dan Karen masih berlanjut. Mira yang dimintai bantuan oleh Kinar untuk membantu Karen pun sudah mulai bergerak untuk membantu.
Karen berhasil menyerang Ezekiel dan pria itu mulai kesakitan. Memanfaatkan hal itu, Mira berenang lebih cepat ke arah Ezekiel.
"Perimo," gumamnya sembari mengepalkan tangannya. Dia merapalkan mantra itu untuk melapisi tangannya dengan sihir sehingga pukulannya dapat membuat Ezekiel terluka lebih parah lagi jika tak ditangkis dengan energi yang lebih kuat.
Sudah tepat berada di depan matanya, Mira hanya perlu mengayunkan satu pukulan maut pada Ezekiel. Akan tetapi, tiba-tiba rumput laut menghempaskannya dengan keras sampai dia terguling beberapa kali ke dasar laut.
"Apa? Bagaimana mungkin dia menyerang Mira?" gumam Kinar yang melihat dari kejauhan.
Pasir-pasir yang menghalangi pandangan Mira, dalam hitungan detik saja hilang dan Karen menghampirinya.
"Kau tak perlu ikut campur dengan urusanku, aku tak memerlukan bantuanmu," ujar Karen yang dimana tangan kanannya diarahkan ke Ezekiel untuk mengikatnya dengan rumput laut.
"Karen, sadarlah! Kinar sekarat, dia membutuhkan bantuanmu."
"Bantuanku? Aku bukan siren medis lagi, Mira. Bantu saja dia dengan kekuatanmu, aku peringati sekali lagi! Jika kau berani mencampuri urusanku, aku tak segan untuk membunuhmu."
Mira tertegun, dia sangat tak menyangka Karen akan mengancamnya seperti itu. Padahal sebelumnya dia bukanlah siren seperti itu, jangankan untuk mengancam, bertarung menggunakan sihir saja dia tak pernah.
Setelah berkata demikian, Karen langsung membawa Ezekiel untuk ke laut lepas agar bisa bertarung dengan bebas. Dia tak menggunakan jalan biasa, melainkan berenang cukup jauh ke atas dan menembus gua. Tak hanya pergi dari sana, Karen juga melemparkan satu serangan ke atap gua dengan energinya.
Akibat bolongnya atap gua, walaupun luas tapi gua itu sudah sangat tua dan rapuh. Bebatuan mulai berjatuhan dan Mira mulai berasumsi bahwa gua akan segera runtuh. Lantas dia bergegas kembali pada Kinar dan hendak membawanya pergi.
"Tunggu ...! Dimana Karin?"
"Aku tak tahu keberadaannya. Mungkin saja dia sudah pergi ke tempat persembunyian kita."
"Kita harus mencarinya terlebih dahulu."
"Maaf, Kinar, kita tak memiliki waktu banyak di sini." Mira langsung membawanya untuk keluar dari sana.
Mira berenang secepat yang dia bisa, tapi ketika masuk ke pemukiman para coldlight, disitulah dia dihentikan dan diancam dengan ditodongkan crossbow dan tombak ke arahnya.
"Hey, ayolah! Gua ini akan segera runtuh, kita harus segera keluar dari sini."
Para coldlight itu tak mengerti dengan apa yang Mira katakan, beberapa dari mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasanya. Salah satu coldlight maju dan mengarahkan crossbow-nya tepat ke arah Mira.
Mira yang sedang menggendong Kinar tak bisa berbuat apa-apa lagi, dia hanya bisa pasrah.
"Prestaň!" teriak seorang wanita dari kejauhan. Para coldlight yang ada di sana pun melihat ke arah suara itu, ternyata Flo yang meminta mereka untuk tak membunuh Mira.
"Mereka temanku," kata Flo dengan menggunakan bahasa yang para coldlight biasa pakai.
"Penghianat!" tegas salah satu coldlight wanita yang sebelumnya hendak membunuh Mira.
"Ezekiel berbohong pada kami, dia selalu berkata bahwa siren telah menghianatinya, tapi dia sendiri yang menghianati Poseidon atau Neptunus Sang Dewa Laut," tutur Flo.
"Dari mana kau tahu itu?"
"Odo mňa!" cetus seorang wanita dari belakang Flo.
Mira terperanjat saat mengetahui ternyata wanita itu ialah Clara. Tak hanya Clara, tapi Rick juga ada di sana.
"Sialan! Bagaimana dia bisa menggunakan bahasa kita?!"
"Itu karena aku sudah mengetahui segalanya. Ikutlah dengan kami dan akan kami jelaskan kebusukan Ezekiel pada kalian, kali ini aku membawa bukti agar kalian percaya," tutur Clara.
"Kemana kau akan membawa kami? Dan bagaimana kami percaya jika kau tak akan menjebak kami?"
"Flo sudah mengetahui segalanya, dia tak akan mungkin menghianati kaumnya sendiri. Jika Flo percaya pada kami, kenapa kalian tidak?"
Mira benar-benar tak mengerti apa yang mereka berdua bucarakan, bahkan dia tak tahu Clara bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa coldlight dengan sangat lancar.
Secara tidak sadar, mereka semua hanya membuang waktunya sia-sia, Mira langsung mengingatkan bahwa mereka tak memiliki waktu banyak untuk berdebat.
Tak ingin mengulur waktu sampai gua sepenuhnya runtuh, Flo meyakinkan para coldlight lainnya jika Clara menjebak mereka maka mereka diizinkan untuk memenggal kepala Flo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren's Curse : Battle of Atlantis (TELAH TERBIT!)
Fantasy[Adventure, Fantasy] {Sequel Kutukan Siren} { Update Setiap Hari! Support Dengan Vote Untuk Membuat Author Semangat} 50 tahun telah berlalu, Clara sudah bisa merelakan kepergian Rita, ibunya. Namun, kematiannya meninggalkan teka-teki yang membuat Cl...