Chapter 17 - Pembalasan

69 16 0
                                    

"Ezekiel? Siapa dia?" tanya George.

"Dia sahabat Neptunus dan dia menghianati sahabatnya sendiri," balas Mira.

"Apa maksudmu?" tanya Kinar.

"Maksudku mungkin saja Clara dalam bahaya, dia tak boleh sampai bertemu dengan Ezekiel."

Emilia memberi kode pada Mira untuk memukul dinding gua itu sampai terbentuk lubang cukup besar agar mereka bisa masuk. Mira yang paham dengan apa yang Emilia suruh, dia langsung bersiap memukul dindinnya, lalu memukulnya. Akan tetapi, Mira malah terpental sesaat setelah dia memukul dindingnya. Hal itu membuat mereka terperanjat.

"Sial! Mereka sudah mengetahui jalan ini. Emilia, sihirnya ... aku tak bisa melawannya. Ini terlalu kuat."

Emilia pun merasakan hal yang sama, sebelum Mira memukul dindingnya, tak siapapun merasakan energi sihir melapisi dinding itu. Namun, setelah Mira memukulnya, justru Emilia juga merasakam bahwa sihir yang melapisi dinding tersebut memang bukan sihir yang bisa ditandingi oleh Mira.

"Mundurlah!" perintah Emilia.

Dia pun ikut mundur dan bersiap, kali ini dia tak akan menyerangnya dengan pukulan, tapi dengan menggunakan sihirnya.

"Tunggu! Sebelum aku membuat lubang di sini, apa salah satu dari kalian bisa membawa Rika? Siren baru itu."

Karen beranjak dari sana untuk membawa Rika kemari.

"Untuk apa?" tanya George.

"Jika aku dan Mira menemukan Clara, dia pasti sangat memerlukan energinya."

"Kau dan Mira? Bagaimana dengan kami? Kami akan mencari Clara juga," timpal Karin.

"Tidak, coldlight terlalu berbahaya untuk kalian. Serahkan saja pada kami," balas Mira.

Tak lama kemudian, Karen datang bersama Rika. Emilia kembali bersiap-siap dan langsung meluncurkan satu serangan yang cukup dahsyat pada dinding itu.

Serangannya menyebabkan getaran yang luar biasa, tak hanya itu, mereka sedikit terhempas layaknya manusia berada di dekat granat yang meledak.

Serangan Emilia tak langsung membuat adanya jalan masuk, melainkan hanya melepas sihir di dinding itu saja. Dia menyerangnya sekali lagi dan berhasil menciptakan sebuah lubang yang kali ini cukup besar dan leluasa bagi mereka untuk keluar ataupun masuk.

"Baiklah, aku, Mira, dan Rika akan masuk ke sana mencari Clara dan Rick. Kalian tunggu saja di sini."

"Tidak, aku tak mau hanya menunggu dan berharap saja seperti orang bodoh di sini. Aku harus mencari sahabatku," timpal Karen.

"Aku tidak mengatakan yang diam di sini berarti bodoh, sepertinya kalian memiliki tugas juga di sini." Emilia melihat ke arah para warga yang keluar rumah kebingungan dengan getaran hebat sebelumnya.

Mereka pun melihat ke arah yang sama dan akhirnya menerima perintah dari Emilia untuk tetap menunggu dan membuat suasana agar tidak panik.

Emilia, Mira, dan Rika masuk ke sana. Namun, untuk mencegah adanya siapapun yang hendak menyusul mereka, Mira menggunakan sihirnya memundurkan waktu hanya pada bagian lubanh dinding itu yang dimana dinding itu kembali utuh kembali, tapi bedanya kali ini tak ada sihir apapun di dinding tersebut.

"Ah, rupanya ini yang George ceritakan. Jamur besar yang terlihat busuk, tapi sayang sekali kami tak akan tertipu." Mira memainkan satu tangannya yang membuat energi berwarna pink miliknya menyebar ke sekeliling mereka yang membuat pemandangan berubah seketika.

Jamur yang sebelumnya busuk terlihat kembali normal dan banyak penerangan serta pintu seperti rumah-rumah pada umumnya. Namun, hal yang membuat mereka mematung seketika yaitu saat Mira melepaskan sihir ilusi itu ternyata banyak coldlight yang menodong mereka dengan panah di sekelilingnya.

"Ah ... Múdre dievča," ucap salah satu coldlight wanita.

"Ďakujem za kompliment a dovidenia," balas Mira yang kemudian dia menghempaskan semua coldlight di sekeliling mereka bertiga lalu kabur dari sana.

Mira menggunakan satu tangannya untuk memegang Rika karena Rika masih berenang dengan lambat. Sedangkan, satu tangan lainnya digunakan untuk menyerang siapa saja yang menyerangnya.

Lain lagi dengan Emilia, dia memutuskan untuk berada di depan Mira untuk melindungi Mira dan Rika. Dia tak segan membunuh coldlight dengan serangannya.

"Itu Ezekiel!" Emilia menunjuk ke arah siren pria tampan itu.

Setelah melihat keberadaan Ezekiel yang sedang berbincang dengan beberapa coldlight dari kejauhan, kini Emilia malah terfokus untuk menuju ke sana, bukan lagi melindungi Mira dan Rika.

Hanya dengan menggunakan satu tangan saja untuk menyerang para coldlight, Mira terpaksa harus bertahan tanpa bantuan sahabatnya itu.

"Emilia! Tunggu!" teriak Mira setelah melihat Emilia melewati beberapa coldlight yang menghadang mereka tanpa menyerangnya. Kini Mira berusaha sekuat tenaga untuk melindungi Rika.

Setelah coldlight yang menyerbunya diatasi, dia langsung melepaskan Rika dan berenang lebih cepat lalu melemparkan energinya pada tangan Emilia untuk menariknya.

"Emilia, sudah cukup! Kau tak harus seperti ini," kata Mira.

"Ini kesempatanku untuk membalaskan kematian Salacia," balas Emilia.

"Maaf, aku tak akan membiarkanmu melakukannya malam ini." Mira menggunakan tangan satunya lagi untuk mengikat tangan Emilia.

"Maafkan aku juga, kau tak bisa mengaturku dalam urusan pribadiku." Emilia menariknya sekuat tenaga dengan kekuatannya dan berhasil terlepas dari ikatan Mira.

Mira tak bisa apa-apa lagi, dia kembali ke belakang untuk menjemput Rika. Sedangkan, Emilia semakin mendekat ke arah Ezekiel.

"OWW ... teman lamaku!" kata Ezekiel setelah melihat Emilia di hadapannya.

"Aku di sini untuk membalaskan dendam Salacia, kali ini kau tak bisa lari dariku."

"Lari? Aku tak pernah lari darimu, aku hanya harus mengurus anak-anakku saja."

Amarah Emilia sudah memuncak saat dia melihat Ezekiel setelah ribuan tahun lalu menghilang tanpa jejak.

"Ayolah! Aku tak ingin melakukan ini lagi. Jangankan melawanku, melawan anak-anakku saja kau sudah kewalahan."

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Emilia langsung menyerang para coldlight di hadapan Ezekiel hingga tewas tanpa tersisa.

"Kau ini! Memang menyebalkan dari dulu!" geram Ezekiel.

Dikarenakan Ezekiel sudah terlampau marah, dua langsung menyerang Emilia dan Emilia pun melawannya kembali. Terjadilah pertarungan sengit di sana. Sedangkan, Mira dan Rika bersembunyi di rumah kosong memerhatikan pertarungan itu.

"Aku mendengar Emilia menyebut nama Salacia untuk membalaskan dendam, siapa dia?" tanya Rika.

"Dia adalah istri Neptunus dan Emilia adalah putri angkat kesayangannya."

To Be Continued

Siren's Curse : Battle of Atlantis (TELAH TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang