••••
"Jangan sedih Laura. Jangan buang-buang air mata untuk seseorang yang tidak layak untuk ditangisi."
••••
Keduanya pulang. Setelah hari mulai beranjak gelap Bryan segera mengajak Laura untuk pulang.
Di perjalanan keduanya tak banyak berbicara. Hanya ada Bryan yang fokus dengan jalanan dan Laura yang sibuk memperhatikan pria di sebelahnya.
"Kata lo kalau Raka minta maaf gue maafin atau enggak?"
Laura yang tadinya diam tiba-tiba memberikan pertanyaan yang cukup membuat Bryan terkejut ketika mendengarnya.
"Lo serius mau maafin memangnya? Kalau gue jadi lo sih liat mukanya aja udah ogah." Kata Bryan ngegas.
Pria itu mendadak emosi sendiri mendengar pertanyaan yang Laura ajukan.
"Tapi, Bryan menurut lo kalau misal dia janji bakal berubah itu bakal berubah beneran atau enggak?" Tanya Laura lagi.
"Ya menurut lo aja gimana? Cowok kalau udah selingkuh mah susah sembuhnya Lau." Kata Bryan tanpa mengalihkan pandangannya dari arah jalan.
"Gue tanya aja sih lagian enggak mungkin juga dia bakal minta maaf." Ucap Laura sambil tertawa.
Laura memang hanya sekedar bertanya. Seandainya hal itu terjadi pun dia tidak akan memberikan maaf atau kesempatan lainnya.
Mending cari cowok lain aja kan?
"Mantan lo lagian bego udah di kasih cewek cantik kayak lo masih selingkuh." Kata Bryan yang membuat Laura tersenyum mendengarnya.
"Gue cantik ya?" Tanya Laura yang tiba-tiba bersemangat.
"Buta gue kalau bilang lo jelek." Jawab Bryan.
Tawa Laura kembali terdengar. Sejak dulu Bryan ini memang teman yang asik untuk diajak bercerita.
Dan yang paling Laura suka itu kalau Bryan memberikan tanggapan dengan kesal.
Misalnya ketika Laura pernah bercerita tentang dia yang selalu meminta maaf lebih dulu kepada Raka jika sedang bertengkar.
Wajah pria itu terlihat kesal seperti ingin memukul Laura kalau saja Laura itu Daffa atau Jevan mungkin udah di pukul.
'Lama-lama lo cuman tau kata maaf doang Lau! Minta maaf terus sampe mampus'
Laura memang sesekali bercerita pada Bryan karena pria itu pintar menjaga rahasia.
Sejak dekat dengan mereka Laura dan kedua teman baiknya itu memang sering bercerita pada Bryan.
Kinara ataupun Teressa mereka juga sering melakukan hal yang sama.
Meskipun Bryan suka kesal juga mendengarkan cerita mereka, tapi dia tetap mendengarkan.
Kalau mendengar cerita Kinara maka Bryan akan langsung emosi karena Kinara terlalu baik.
'Enggak papa mulu lo Ra sekali-kali tonjok biar enggak kebiasaan'
Nah kalau sama Teressa berbeda lagi. Mereka malah akur banget soalnya Teressa kan emosian sama seperti Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (OPEN PO)
RomanceSederhananya ini adalah kisah tentang Bryan yang ditinggal menikah dan Laura yang gagal menikah.