Bryana Alastair

1.2K 98 14
                                    

"Usia kamu sudah dua puluh delapan tahun, Ann."

Bryana Alastair, wanita itu menghela nafasnya pelan ketika lagi dan lagi mendengar kalimat itu keluar dari bibir orang tuanya. Ternyata zaman sekarang masih banyak juga orang yang mempermasalahkan status dan usia orang lain.

Sebenarnya Bryana atau yang kerap kali dipanggil dengan sebutan Ann oleh keluarganya itu memang belum ada keinginan untuk menikah. Mungkin karena dia belum menemukan sosok lelaki idamannya dan mungkin juga karena dia yang terlalu pemilih.

Ann merupakan orang yang sangat perfeksionis. Dia juga tidak terlalu suka berbasa-basi. Sedangkan orang-orang yang ia temui selalu berbanding terbalik dengan hal itu.

"Memang kata siapa umur aku delapan belas tahun?"

Jawaban singkat yang gadis itu berikan membuat Bianca menghela nafasnya kasar. Baik keluarga besar ataupun tetangga dan teman-temannya selalu menanyakan perihal kapan anak perempuannya itu menikah?

Ann terlalu sibuk mengejar karirnya hingga dia tidak begitu berkeinginan untuk mencari kekasih dalam waktu dekat ini.

"Ann, kamu besok ikut Mama..."

"C'mon Ma belum menikah diumur aku yang sekarang itu bukan aib. Bisa enggak Mama bersikap biasa aja? Enggak usah didengerin lah orang-orang yang selalu nanya kapan aku nikah," kata Ann yang tau kemana arah pembicaraan ini.

Orang tuanya terutama sang ibu memang sangat gencar mengenalkan dirinya dengan anak teman mereka. Padahal sudah berkali-kali ia bilang bahwa dia bukannya tidak laku, tapi memang belum menemukan yang cocok saja.

Lelah sekali rasanya memberikan pengertian itu kepada orang-orang. Ann termasuk orang yang selalu mempertimbangkan segala hal, jadi dia tidak akan menikah cepat hanya karena desakan orang-orang.

"Tapi mau sampai kapan kamu kayak gini? Kamu itu cewek, Ann. Jangan terlalu sibuk kerja nanti kamu sulit punya pasangan."

Sekali lagi Ann menghela nafasnya kasar. Dia menatap sang ibu dengan raut wajah lelah. Padahal dia baru saja pulang kerja dan berniat untuk segera istirahat, tapi baru pulang malah ditodong perkataan seperti ini.

Lelahnya jadi bertambah dua kali lipat.

"Aku cuman belum nemu pasangan yang cocok...."

"Gimana mau nemu kalau kamu cuman kerja setiap hari? Kamu bahkan enggak pernah keluar main sama teman-teman kamu lagi, terus gimana cara kamu dapat pasangan?" tanya sang ibu kesal.

"Mama, aku capek. Nanyain hal itu besok-besok lagi aja," kata Ann lelah.

"Mama enggak mau tau besok kamu harus ikut. Kamu itu cewek Ann. Kamu anak pertama dan usia kamu udah enggak bisa dibilang muda lagi. Bryan aja yang adik kamu sudah...."

Ann berusaha keras untuk tidak mendengarkan segala perkataan ibunya. Kalau sudah begini satu-satunya hal yang akan Ann lakukan adalah kabur di pagi-pagi buta sebelum semua orang bangun.

Ayolah dia tidak mau dijodohkan. Lagian dia bukannya tidak mau berpacaran kok. Hanya saja dia belum menemukan orang yang dia inginkan.

Dia juga kesal kenapa orang-orang yang ia temui selalu orang yang ribet, suka berbasa-basi dan selalu membuatnya kesal.

"Dengar Mama enggak, Ann?" tanya Bianca.

Ann hanya bergumam pelan lalu memilih untuk pergi ke kamarnya. Sedangkan Bianca menatap anak perempuannya itu dengan lelah.

Setiap hari Ann selalu pergi bekerja bahkan diakhir pekan pun dia sering pergi bekerja. Anaknya itu tidak pernah punya waktu untuk bersenang-senang bersama teman-temannya.

Move On (OPEN PO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang