Laura tidak tau jika melihat Bryan yang tengah mengobrol bersama dengan Asya akan membuatnya kesal begini. Kedua orang itu terlihat sangat akrab, tentu saja mereka bahkan sepasang kekasih dulunya.
Mereka tidak sengaja bertemu di pusat perbelanjaan. Keduanya yang tengah mencari hadiah untuk ulang tahun anak Kinara dan Jevan lalu bertemu dengan Asya juga anak perempuannya di salah satu toko mainan anak.
Saat bertemu keduanya terlihat senang. Mereka tidak berpelukan atau bersalaman yang seharusnya Laura tidak perlu cemburu, tapi melihat keduanya saling bertatapan dan memberikan senyuman tulus membuatnya merasa begitu cemburu.
Apalagi ketika Bryan mengajaknya untuk bergabung dan makan siang bersama karena wanita itu mengatakan jika dia sedang menunggu suaminya menjemput.
"Maaf ganggu waktu kalian ya? Sebenernya aku enggak perlu gabung, jadi enggak enak ganggu waktu kalian berdua," katanya tidak enak.
"Enggak papa Asya," kata Laura sambil tersenyum meskipun dia membenarkan juga ucapan wanita itu bahwa kehadirannya sedikit mengganggu.
Tidak.. bukan menganggu waktunya, tapi mengganggu perasaannya.
"Lagian kamu kan cuman sebentar aja Sya sambil nunggu Kenzo datang." Bryan menambahkan.
Asya tersenyum canggung. Dia merasa sangat tidak enak karena bergabung diantara keduanya.
Meskipun hubungannya dengan Bryan sudah lama berlalu, tapi Asya bisa mengerti bahwa kehadirannya mungkin akan membuat Laura tidak nyaman.
"Anak kamu lucu, siapa namanya?" tanya Laura.
"Bella," jawab Asya dengan senyuman manisnya.
Laura mengangguk singkat sebagai tanggapan. Dia melirik gadis kecil yang duduk di pangkuan Asya.
"Mirip kamu," ujar Bryan.
"Iya kan anak aku," kata Asya sambil tertawa pelan.
Asya meraih tangan Bella dan melambaikannya pada Bryan juga Laura.
"Gemes banget."
Bryan tidak bisa menyembunyikan kegemasannya pada anak mantan kekasihnya. Dia mengulurkan satu tangannya dan mengusap pelan kepala anak itu.
"Pemalu dia kayak kamu dulu," ujar Bryan ketika melihat Bella yang malah menatap Asya sambil memeluknya.
"Itu temen Mama sayang enggak papa," kata Asya pada anaknya.
Saat Bella pada akhirnya beralih menatap Bryan dan memberikan sebuah senyuman manis Laura memperhatikan dengan perasaan yang mendadak kesal. Dia tau tidak seharusnya dia merasa seperti ini karena mau bagaimanapun kedua orang itu juga tidak akan bisa kembali bersama.
Tapi, tetap saja dia merasa kesal.
"Ini pertama kali aku lihat dia, lucu, tapi pemalu banget," ujar Bryan sambil mengusap kembali kepala anak itu.
"Sebenernya bukan cuman ke kamu, tapi ke Mama sama Papa pun kadang dia suka nangis," kata Asya.
"Berarti dia memang pemalu maunya sama Mama Papanya aja." Laura berusaha menanggapi agar tidak fokus pada kekesalan dan kecemburuan yang ia rasakan.
"Memang, dia enggak bisa ditinggal sama orang lain. Makanya aku atau Kenzo enggak bisa ninggalin dia sama orang lain karena pasti bakal nangis," jelas Asya pada kedua orang itu.
"Jadi, umurnya berapa sekarang?" tanya Bryan.
Pria itu tersenyum sambil terus menatap ke arah anak kecil yang berada dalam pangkuan Asya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (OPEN PO)
RomanceSederhananya ini adalah kisah tentang Bryan yang ditinggal menikah dan Laura yang gagal menikah.