"Bryan, kenapa diam aja?"
Sejak pulang dari rumah orang tuanya Laura menyadari jika sedari tadi Bryan lebih banyak diam. Sebenarnya kalau boleh jujur ketika akan pergi bersama dengan Jericho lagi dia pun merasa takut kalau Bryan akan marah.
Tapi, masalahnya Kak Sera sendiri yang meminta agar dia menemani mereka berdua bertemu karena itu Laura tak bisa menolaknya.
"Maaf, kamu marah ya? Kak Sera minta aku untuk temani dia ketemu Jericho makanya aku enggak enak untuk nolak tadi Kak Sera juga ikut ke rumah Mama kok cuman dia pulang duluan sebelum kamu sampai rumah Mama. Aku enggak berduaan sama Jericho di mobil," kata Laura menjelaskan.
Bryan menatap Laura sambil tersenyum manis pada wanita itu.
"It's okay sayang," katanya.
"Maaf, tadi yang terakhir kok aku enggak akan keluar sama dia lagi," kata Laura sambil meraih tangan Bryan dan menggenggamnya.
"Aku enggak papa jangan minta maaf," ujar Bryan.
"Tapi, kamu diem aja dari tadi Bryan." Laura mengatakannya sambil memasang wajah cemberut.
"Aku cuman... cemburu. Dia deket banget sama Mami ya?" tanya Bryan serius.
"Enggak sedeket itu juga. Mereka cuman sering ketemu dulu karena Jericho sering anter atau jemput aku," jawab Laura dengan jujur.
Bryan mengangguk singkat sebagai tanggapan. Dia menatap tangannya yang masih digenggam oleh Laura.
"Dari dulu aku selalu nganggep dia kayak Kakak aku sendiri Bryan. Aku enggak pernah sekalipun punya perasaan lebih ke Jericho, maaf karena buat kamu cemburu," kata Laura.
Penjelasan yang wanita itu berikan membuat Bryan lantas tersenyum. Dia menarik tangannya yang digenggam oleh Laura untuk mengusap kepalanya dengan sayang
"Aku enggak papa sayang serius, jadi enggak perlu jelasin apapun, aku percaya sama kamu."
Bryan tersenyum sambil mencium kening Laura dengan penuh kasih sayang.
"Sini tiduran. Capek enggak? Perutnya sakit enggak?" tanya Bryan pada istrinya itu.
Laura menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban. Kemudian dia berbaring di atas ranjang bersama dengan Bryan di sampingnya.
"Dia bukan cuman kenal sama Mami aja kok, tapi sama Tante Sania juga karena dulu aku sama yang lain memang sering pergi bareng Jericho," kata Laura lagi.
"Tante Sania? Serius?" tanya Bryan yang dijawab dengan anggukan singkat oleh Laura.
"Sama Om Bara juga kenal." Laura menambahkan.
Bryan terlihat terkejut bukan main ketika mengetahui fakta baru itu.
Jericho Jericho itu bukan main.
••••
Ada beberapa hal tentang Jericho yang tak diketahui oleh Bryan, Daffa ataupun Jevan yang sejak kedatangan pria itu membuat ketiganya terus menerus merasa cemburu.
Selain fakta bahwa Jericho pernah menyukai Laura ketiganya tidak tau bahwa selain dengan Laura pria itu pun pernah dikira berpacaran dengan Teressa. Hal itu bisa terjadi karena setiap kali ada pria yang mendekati Teressa dan wanita itu tidak menyukainya dia akan mengatakan bahwa Jericho adalah kekasihnya.
Atau ketika kekasih wanita itu membuatnya kesal dengan pergi dan berdekatan dengan wanita lain Teressa akan langsung melakukan hal yang sama dengan Jericho.
Dan karena hal itu Jericho juga kerap kali dikira berpacaran dengan Teressa. Orang-orang pun banyak yang mengatakan bahwa keduanya sangat cocok jika menjadi pasangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (OPEN PO)
RomantizmSederhananya ini adalah kisah tentang Bryan yang ditinggal menikah dan Laura yang gagal menikah.