Laura menatap aneh ke arah Bryan yang sekarang tengah mengobrol dengan kedua orang tuanya. Pria itu sama sekali tidak terlihat canggung meskipun diawal kedatangannya orang tuanya terlihat tidak suka.
Tapi, beberapa menit setelahnya Laura melihat Bryan sudah mengobrol dengan santai.
Selain itu tadi dia sempat mendengar Bryan menyebutkan nama Raka beberapa kali yang diikuti dengan raut wajah terkejut orang tuanya. Sudah hampir satu jam Bryan berbincang dengan orang tuanya dan Laura hanya sibuk memperhatikan dari jarak jauh.
Tadi Laura pergi ke kamar untuk menaruh barang-barangnya dan meninggalkan Bryan mengobrol dengan kedua orang tuanya. Saat ingin kembali Laura melihat mereka sudah terlihat cukup akrab yang membuatnya malah memperhatikan dari dekat tangga.
Hingga...
"Laura? Kamu ngapain di sana? Kesini biar kita ngobrol sama-sama," kata Gabriel pada anaknya.
Laura tersenyum tipis lalu berjalan mendekat dan duduk tepat disebelah Bryan.
"Santai Laura," kata Bryan sambil tertawa pelan.
Wajah Laura begitu tegang bahkan wanita itu terus menunduk dan menghindari tatapan kedua orang tuanya.
"Enggak papa sayang disini Mami sama Papi juga mau minta maaf sama kamu," kata Selline dengan suara yang cukup pelan.
Laura mendongak dan menatap kedua orang tuanya sambil menahan nafas selama beberapa detik. Kedua tangannya meremas pelan dress yang kini dia kenakan untuk menghilangkan rasa gugup.
Saat mendengar bahwa wanita yang menjadi penyebab batalnya pernikahan anak mereka kini tengah mengandung anak Raka keduanya sangat terkejut. Mereka juga mengucapkan terima kasih pada Bryan karena sudah membuat mereka terbebas dari keluarga Raka.
"Sini sayang," kata Gabriel pada anak perempuannya.
Laura tak dapat menahan kesedihannya dan segera mendekat ke arah kedua orang tuanya. Dia segera memeluk mereka dengan begitu erat.
Meskipun hubungan mereka sering kali tidak baik, tapi Laura sangat menyayangi kedua orang tuanya.
••••
Bryana menatap keluar jendela kamarnya dengan pandangan kosong. Berdebat dengan sang ibu selalu membuat emosinya tak terkontrol.
Sebenarnya Bryana tak masalah jika Bianca hanya mengatur hidupnya, tapi dia sering kali merasa kesal kalau Bianca terlalu ikut campur masalah adiknya. Pernah satu kali Bryan sampai terpaksa mengulang tiga mata kuliah karena Bianca memaksanya untuk pulang ketika dia sedang sakit.
Bukan masalah sebenernya, tapi kala itu Bryan sedang melangsungkan ujian dan dia mengatakan akan pulang keesokan harinya setelah menyelesaikan semua ujiannya. Sayangnya Bianca tetap memaksa dan berbicara melantur hingga Bryan terpaksa pulang dan tidak melaksanakan ujiannya.
Bryana sudah berusaha membujuk karena kala itu sang ibu dirawat hanya karena kelelahan, tapi beliau tetap bersikeras ingin Bryan segera pulang.
Tak hanya sampai disitu saja, tapi Bianca berulang kali juga berniat menjodohkan Bryan dengan Salsa. Hal itu membuat Bryana sangat kesal karena dia tidak suka sama sekali dengan Salsa.
Wanita itu sering kali mengadu pada ibunya. Saat dia dan Bryan berada di satu sekolah yang sama Bryan sering kali mengikuti aktifitas olahraga di sekolah dan setiap kali Bryan berbohong dengan mengatakan kalau dia ada kerja kelompok Salsa akan mengadu.
Ah sudahlah dari dulu Bryana sangat tidak suka dengan wanita itu.
Oh bukan hanya itu saja, tapi Salsa juga pernah membuat Bryana putus dengan kekasihnya karena memberitahu sang kekasih ketika dia pergi ke club malam bersama teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (OPEN PO)
RomanceSederhananya ini adalah kisah tentang Bryan yang ditinggal menikah dan Laura yang gagal menikah.