Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
Kedua tangan Bryan melingkar manis di tubuh Laura. Saat melihat istrinya itu tengah berdiri di dekat jendela kamar Bryan langsung mendekat dan memeluknya dari belakang.
Dagunya bersandar di bahu wanita itu. Keduanya melihat ke luar dimana hari masih cukup gelap karena waktu masih menunjukkan pukul enam.
"Ngapain coba ngelamun?" tanya Bryan.
Pria itu memiringkan wajahnya dan mencium leher Laura yang membuat istrinya seketika merinding.
"Kebangun, mau tidur lagi, tapi waktu lihat jam udah mau pagi," jawab Laura dengan jujur.
"Oh iya ya? Kalau pagi-pagi biasanya ngapain kita?" tanya Bryan yang membuat Laura mendengus kesal.
Hari ini adalah tiga hari sejak keduanya melangsungkan pernikahan dan Bryan sudah heboh menentukan kemana mereka akan pergi untuk berbulan madu.
"Makan."
"Oh iya makan kamu ya?" kata Bryan.
"Bryan ish!" Laura menggerutu sebal dan suaminya malah cengengesan tampa dosa.
Bryan melepaskan pelukannya dan meminta Laura untuk menghadapnya.
"Bryan!" Laura melotot yang malah membuat pria itu semakin tertawa.
Bryan memeluknya lagi. Dia memiringkan kembali wajahnya dan menciumi leher Laura sambil memejamkan matanya.
Bukan hanya itu saja tangan suaminya pun turut mengusap punggungnya yang tertutupi gaun tidur tipis cukup transparan yang dikenakannya.
"Kapan hilangnya kalau kamu ciumin leher aku terus?" keluh Laura.
Hanya senyuman yang Bryan berikan. Dia meninggalkan cukup banyak kecupan kecupan ringan di leher istrinya.
Setelah merasa cukup puas Bryan menjauhkan wajahnya dan langsung menyatukan bibir mereka. Dengan kedua tangan yang kini berada di pinggang istrinya Bryan menarik tubuh itu untuk semakin mendekat ke arahnya.
Ciuman Bryan begitu menuntut dan tidak sabaran hingga Laura kewalahan. Tanpa melepas pagutannya Bryan membawa tangannya kembali ke punggung Laura.
Kemudian dia menarik turun kedua tali dress itu dan membuatnya terbebas dari tubuh Laura.
