••••
••••
"Laura udah sama Bryan."
Beberapa saat setelah mendengar kabar itu Jevan langsung menyampaikannya pada Kinara agar wanita itu tidak khawatir.
"Beneran? Dia dimana? Ayo Jev kita ke sana," ajak Kinara dengan tidak sabaran.
Jevan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan. Setelah Bryan memberitahu jika Laura sudah bersamanya pria itu juga mengatakan jika Laura ingin menenangkan dirinya dulu.
"Bryan bilang Laura butuh waktu untuk nenangin dirinya," kata Jevan.
"Tapi, dia beneran baik-baik aja kan Jev? Kamu bilang kayak gini bukan cuman untuk nenangin aku aja kan?" tanya Kinara yang langsung Jevan jawab dengan anggukan singkat.
"Kamu bisa baca chat aku sama Bryan kalau memang enggak percaya," ucap Jevan.
Kinara tak memberikan tanggapan. Dia tidak bisa berhenti memikirkan keadaan Laura, tapi setidaknya dia bisa sedikit lebih tenang sekarang.
"Aku tau kamu sama Teressa kesel dan mungkin marah sama Bryan karena kejadian kemarin, tapi Ra kamu jangan khawatir kalau Laura udah sama Bryan," kata Jevan dengan penuh kelembutan.
Pria itu meraih tangan Kinara dan menggenggamnya. Dapat dia mengerti kekesalan istrinya itu pada Bryan karena Jevan sendiri juga merasakan hal yang sama.
"Aku enggak ada niatan untuk banggain temanku sendiri, tapi Bryan itu sayang sama Laura jadi jangan khawatir ya?" pinta Jevan lagi.
"Iya."
"Good girl," puji Jevan sambil mengusap kepala Kinara dengan sayang.
Hal itu membuat Kinara tertawa pelan karenanya. Kinara juga tau kalau Bryan tidak akan menyakiti Laura.
Dia hanya khawatir pada keadaan Laura dan takut kalau temannya itu melakukan sesuatu yang membahayakan.
Itu yang mengganggu pikirannya.
••••
"Aku udah bilang Papa sama Kak Ann kalau mau pulang, maaf ya Ma?"
Laura tidak tau harus berapa kali dia dibuat kagum pada sosok Bryan yang benar-benar mengejutkannya. Sekarang Laura tengah mendengarkan Bryan berbicara di telepon dengan ibunya yang marah karena pria itu pulang tanpa sepengetahuannya.
Terlihat dari wajahnya kalau Bryan kesal, tapi pria itu sama sekali tidak menunjukkannya. Suaranya terdengar lembut dan kata-kata yang Bryan keluarkan pun begitu hati-hati.
"Iya Ma, sebelumnya Bryan kan udah bilang kalau mau pulang ke Jakarta karena ada urusan penting," kata Bryan.
Pria itu berdiri di dekat jendela sedangkan Laura mengintip dari balik pintu kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (OPEN PO)
RomanceSederhananya ini adalah kisah tentang Bryan yang ditinggal menikah dan Laura yang gagal menikah.