Selamat membaca 😁
"Arggh!!" pekik Richard kasar sembari memukul stir kemudi.
Setelah pergi dari rumah orang tuanya, Richard tak henti-hentinya berkata kasar meski ada Jean di sebelahnya.
Sedangkan Jean sendiri hanya diam membiarkan Richard meluapkan emosinya.
Tetapi karena Richard tak kunjung mereda dan justru kian meledak-ledak, Jean akhirnya buka suara.
"Apa kamu selalu seperti ini?" tanya Jean ringan.
Richard sontak menoleh ke arah Jean dengan tatapan tajam.
"Tidak semua hal harus berjalan sesuai dengan keinginan kamu. Jadi kamu juga harus belajar menerima," ujar Jean mencoba memberi masukan. Tetapi ternyata tidak diterima baik oleh Richard.
Alih-alih senang ada yang menasehati, Richard justru tersinggung dan semakin mendidih saat mendengar ucapan Jean. Dia bahkan menyalahkan Jean atas keputusan orang tuanya. "Semua ini gara-gara kamu! Kenapa tadi kamu hanya diam saja, hah?! Seharusnya kamu menolak permintaan papa!" maki Richard dengan nada suara tinggi.
"Walaupun aku menolak, memangnya kamu pikir papa akan setuju? Kamu sendiri yang anaknya tidak bisa mengubah keputusan papa, apalagi aku yang hanya pendatang di keluarga kalian," balas Jean tetap bersikap tenang.
Rahang Richard mengeras. Dia lalu kembali menghadap ke depan dengan tatapan berkilat penuh amarah.
"Papa minta aku menempati posisi itu agar aku bisa membantu kamu. Tapi kamu justru bereaksi seolah aku mau merebut perusahaan," ucap Jean.
"Bukannya memang itu tujuan kamu?" tukas Richard sinis.
Jean menatap Richard lurus. "Kalau memang aku berniat seperti itu, untuk apa aku melakukannya dengan sukarela? Untuk apa aku mau repot-repot kerja tanpa dibayar?"
Richard seketika terdiam.
"Sejak awal aku sudah bilang ke papa, kalau aku tidak akan menerima sepeser pun gaji. Karena aku memang tulus ingin membantu perusahaan. Tapi ternyata niat baik aku justru membuat kamu berburuk sangka," jelas Jean.
"Tapi tidak apa-apa, aku mengerti. Sulit memang mengubah pikiran seseorang yang sudah terlanjur negatif," sambungnya.
Richard menatap Jean tanpa ekspresi.
"Aku bukan orang yang gila kekuasaan, jadi tidak perlu cemas aku akan mengambil apa yang menjadi milik kamu," tegas Jean. Namun, Richard tidak memberikan tanggapan apa-apa.
Setelah itu, tidak ada lagi pembicaraan apa pun di antara Richard dan Jean. Mereka berdua sama-sama diam di sepanjang jalan.
Hingga akhirnya, mereka berdua tiba di rumah. Richard langsung turun dan menutup pintu mobil dengan kasar.
"Temperamennya bener-bener buruk," gumam Jean ketika melihat Richard membanting pintu mobil saat ia masih berada di dalam.
Jean pun akhirnya keluar dari mobil, dan berjalan memasuki rumah menyusul Richard.
Sebelum pergi ke kamar, Jean melangkah menuju dapur terlebih dahulu untuk mengambil minum.
Selepas itu, dia berjalan ke kamarnya sembari membawa segelas air putih.
Tetapi ketika sampai di depan pintu kamar, Jean menoleh ke arah lantai dua dan mendapati Richard keluar dari kamar dengan pakaian yang berbeda dari sebelumnya.
Pria itu bergegas menuruni tangga sembari berbicara dengan seseorang di telepon dengan ekspresi cemas. "Kamu tahan dulu, ya? Aku akan langsung ke sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]
Romance"Aku akan pergi dari rumah ini dan segera urus surat perceraian kita," pungkas Jean lugas. "Aku tidak akan menceraikan kamu," tegas Richard. Start : 17 - 07 - 2022. RANK #1 indonesiamembaca (08/03/2023). RANK #1 konflik (30/09/2023).