Chapter 13

46.6K 3.5K 330
                                    

Selamat membaca 😁

Richard menatap Jean tanpa ekspresi.

"Hanya karena masalah tadi siang kamu jadi mau menghindari aku?" tukasnya benar-benar tidak habis pikir.

"Bukan hanya itu, tapi banyak hal yang membuat aku muak dengan kamu," pungkas Jean sarkas.

"Ternyata selain kaku, kamu juga bermulut tajam. Kamu mengatakan itu tanpa memikirkan perasaan aku yang mungkin akan tersinggung," cetus Richard.

"Selain berhati busuk, ternyata kamu juga manipulatif, ya?" balas Jean.

"Sikap dan perilaku kamu bahkan jauh lebih parah dibandingkan ucapan aku. Jadi jangan sok merasa paling tersakiti. Karena kamu jelas tau siapa pihak yang sebenarnya paling menderita di antara kita berdua," ujarnya lugas.

Richard tersenyum sinis. "Oh, jadi kamu pikir aku tidak menderita?"

"Kamu masih bisa tidur dan bersenang-senang dengan wanita lain setelah menikah, jadi di mana letak penderitaan kamu, hem?" tukas Jean.

"Kamu tidak tau apa yang sebenarnya aku rasakan!" maki Richard.

"Memangnya sedalam apa luka yang kamu rasakan, hah? Yang diselingkuhi aku, yang harus menahan malu aku, dan yang harga dirinya diinjak-injak juga aku. Tapi justru kamu yang merasa jadi korban," balas Jean.

"Aku tidak pernah selingkuh. Karena sebelum kamu datang, aku dan Natalie sudah menjalin hubungan lebih dulu." Richard membela diri.

"Jadi menurut kamu akulah orang ketiga di antara kamu dan wanita itu?" tukas Jean.

"Memangnya siapa lagi? Gara-gara kamu aku dan Natalie tidak bisa bersama," sahut Richard.

"Kamu bicara seolah kamu sangat tersiksa dengan pernikahan ini. Padahal setelah menikah kamu juga masih bisa bertemu dengan wanita itu. Bahkan kalian juga masih menjalin hubungan," ujar Jean.

"Aku harus mengorbankan kebahagiaan aku dan dipaksa menikah dengan wanita yang tidak aku cintai. Kamu pikir itu tidak membuat aku tersiksa?" tukas Richard.

Jean menatap Richard lurus. "Kalau kamu sangat tertekan hidup dengan aku, silahkan pergi ke wanita itu," pungkasnya lugas.

"Oke! Malam ini aku akan tidur di sana, puas?!" desis Richard dingin.

*****

Selepas mengantar Jean ke rumah orang tuanya, Richard langsung pergi menuju ke rumah Natalie. Dia menyetir dengan kecepatan tinggi untuk meluapkan amarah di dalam dirinya yang meledak-ledak.

Setelah cukup lama menempuh perjalanan, akhirnya Richard tiba di rumah Natalie.

Dan setibanya di sana, Richard disambut dengan gembira oleh Natalie.

"Sayang!" pekik Natalie riang saat melihat Richard datang.

"Malam ini aku akan tidur di sini," ucap Richard.

Wajah Natalie terlihat sumringah dan berseri-seri. Dia lalu mengajak Richard untuk masuk ke dalam rumahnya, dan menyuruhnya untuk duduk di sofa.

"Kamu lagi ada masalah?" tanya Natalie saat melihat wajah Richard yang terlihat suram.

"Nggak ada, aku lagi nggak mood saja," jawab Richard.

"Mau aku pijitin?" tawar Natalie.

"Kamu nggak capek?" tanya Richard.

Natalie menggeleng. "Enggak."

"Ya sudah, tolong, ya?" tutur Richard bersedia.

Natalie mengangguk sembari tersenyum simpul.

Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang