Chapter 33

30.9K 1.7K 69
                                    

Selamat membaca 😁

Richard memasuki rumah dengan langkah gontai dan wajah yang tampak muram.

"Kamu sudah pulang?" Natalie terlihat girang karena Richard kembali lebih cepat dari dugaannya.

"Aku ingin sendiri. Jangan ganggu aku." Richard melewati Natalie dan berjalan menuju ruang kerjanya.

Dahi Natalie berkerut bingung. Dia seperti ingin menyusul Richard, tapi dia takut suasana hati Richard akan semakin memburuk. Alhasil, dia membiarkan Richard waktu untuk menenangkan diri.

Richard menjatuhkan tubuh lelahnya di sofa. Dia lalu meletakkan lengan tangan di atas kedua matanya.

Buliran bening perlahan meleleh membasahi wajahnya satu persatu.

Pupus sudah harapannya untuk hidup bersama dengan Jean. Dia tidak mungkin bisa merebut Jean kembali, karena kini Jean sudah sah menjadi istri orang lain.

Richard menggigit bibir bawahnya keras. Rasa marah, sedih, benci, semuanya bercampur aduk menjadi satu.

Dengan hati yang bergemuruh, dia lantas mengambil vas bunga di atas meja dan melemparkannya ke dinding. "Brengsek!!" umpatnya kasar.

"Arggh!" Richard menjambak rambutnya frustasi.

Saat ini dia benar-benar terlihat berantakan. Bukan hanya penampilannya, tapi juga batinnya.

Sedetik kemudian, Richard tiba-tiba mengambil ponsel di kantong, dan membuka galeri foto.

Pandangannya langsung tertuju ke salah satu foto selfie dirinya dan Jean ketika berada di Prancis.

Tatapan Richard sontak berubah sayu saat melihat foto Jean yang tersenyum manis ke arah kamera.

"Kalau saja aku memperlakukan kamu dengan baik, mungkin kita tidak akan berakhir seperti ini," ucapnya dengan suara rendah.

"Ini semua salah aku. Pernikahan kita hancur karena keegoisan aku."

"Kamu pasti sangat terluka karena sikap aku selama ini." Richard merasa sangat bersalah.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan agar kamu mau kembali?"

Sambil menyentuh foto Jean di ponsel, tatapan Richard kian melemah. "Aku butuh kamu, Jean," lirihnya pilu.

*****

Usai membersihkan diri, Tristan dan Jean turun ke bawah untuk sarapan.

"Masih sakit?" Tristan bertanya saat melihat cara berjalan Jean yang tidak seperti biasanya.

"Sedikit," jawab Jean seraya meringis.

"Mau aku gendong?" tawar Tristan.

"Enggak, ah. Masa cuma ke meja makan saja digendong?" sahut Jean.

"Lah, memangnya kenapa?"

"Malu aku," ungkap Jean.

"Nggak ada yang lihat. Art juga pada sibuk di belakang," ujar Tristan.

"Pokoknya aku nggak mau," kata Jean.

"Ya sudah, nanti jangan ngeluh kalau tambah sakit," balas Tristan santai.

"Paling cuma perih sedikit doang," kata Jean tak acuh.

"Kalau buat pipis sakit nggak?" tanya Tristan.

"Lumayan sakit kalau pipis. Soalnya kan itu lecet," jawab Jean.

"Nanti aku kasih obat antibiotik biar cepat sembuh," ucap Tristan perhatian.

Jean mengangguk.

Sesampainya di meja makan, Jean mengambilkan makanan untuk Tristan.

"Besok aku akan bangun lebih pagi biar bisa masak buat kamu," ujar Jean.

Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang