Chapter 27

36.3K 2.2K 123
                                    

Selamat membaca 😁

Richard segera mencabut miliknya dari inti Flora ketika dia hampir mencapai puncak. Dia lalu membuang cairan kental itu di atas perut Flora.

"Padahal kamu bisa keluar di dalam," ucap Flora tampak kecewa saat Richard memilih untuk mengeluarkan miliknya.

Richard tidak menanggapi ucapan Flora. Dia justru langsung turun dari tempat tidur, dan pergi ke kamar mandi tanpa mengatakan apa pun.

Selesai bersih-bersih badan, Richard keluar dan mulai memakai kembali pakaiannya.

"Kamu sudah mau pergi?" tanya Flora.

"Kita bahkan baru datang. Apa kamu nggak mau main lagi?" imbuhnya seakan tidak ingin Richard pergi secepat itu.

"Urusan kita sudah selesai. Aku tidak ada lagi urusan denganmu," pungkas Richard dingin.

Flora terkekeh. "Padahal sebelumnya kita saling memberi kehangatan, tapi sekarang kamu justru mau ninggalin aku begitu saja."

"Bukankah kamu terlalu jahat?"

"Seenggaknya kita ngobrol dulu sebentar," sambungnya.

"Aku tidak ada waktu," balas Richard.

"Astaga, dinginnya. Seharusnya kamu bersikap ramah pada wanita yang sudah memuaskan kamu," ucap Flora.

"Tapi walaupun kamu cuek, aku tetap suka. Karena kamu tipe aku banget," lanjutnya.

Richard sama sekali tidak menggubris Flora. Dia tetap berpakaian dan bersiap untuk pergi.

Flora bangkit dan bersandar di punggung ranjang. "Kamu beneran mau pergi sekarang? Aku jadi sedih, loh," ujarnya dengan wajah memelas.

"Apa kamu nggak mau tukeran nomor telfon?" tanya Flora.

"Siapa tau nanti kamu ingin tidur lagi sama aku," godanya.

"Aku sudah menikah," ungkap Richard singkat.

"Aku nggak masalah. Dan aku juga nggak keberatan menjadi selingkuhan kamu. Asalkan aku bisa terus berhubungan sama kamu," sahut Flora tanpa ragu.

"Aku janji nggak akan memberitahu siapa pun tentang hubungan kita."

Richard menatap Flora lurus.

"Kamu bisa pakai aku kapan pun kamu mau. Aku akan selalu ada saat kamu butuh," ujar Flora.

"Dan kamu nggak perlu khawatir, aku nggak akan menuntut apa-apa dari kamu," sambungnya.

Richard terdiam sejenak sebelum akhirnya dia memberikan kartu namanya kepada Flora. "Hubungan kita hanya sebatas partner seks, tidak lebih. Dan ingat, jangan pernah ikut campur dengan masalah pribadiku," tegasnya.

Flora menerima kartu itu dengan senyuman lebar. "Aku mengerti."

Richard pun berlalu pergi dari kamar hotel.

Pria itu sebenarnya tidak berniat menjalin hubungan dengan wanita lain. Tapi karena keadaannya sedang kacau. Alhasil, dia butuh pelampiasan untuk membuat suasana hatinya membaik.

*****

Natalie yang mendengar suara deru mobil langsung beranjak dari sofa, dan berlari kecil ke arah pintu.

Dia membuka pintu dan mendapati Richard sudah berada di depannya. "Kamu dari mana saja? Kenapa baru pulang sekarang? Aku khawatir mikirin kamu." Raut wajah Natalie tampak cemas.

Richard berjalan masuk ke dalam dan tak menghiraukan Natalie

Natalie mengernyitkan dahi saat mencium bau alkohol yang menyengat dari tubuh Richard.

Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang