Chapter 32

30.9K 1.8K 61
                                    

Selamat membaca 😁

"Jean?" Tristan menatap Jean dengan tatapan tidak percaya.

Dia lalu mengusap wajahnya kasar. "Kenapa kamu nggak bilang? Kalau tau kamu masih perawan, aku pasti akan lebih berhati-hati."

Jean tidak menjawab. Dia terus merintih kesakitan hingga membuat Tristan semakin merasa sangat bersalah.

Tristan memeluk tubuh Jean dengan penuh kelembutan. "Aku minta maaf ...," lirihnya begitu dalam.

Pria itu tampak menyesal karena telah membuat Jean kesakitan.

Jean membelai rambut Tristan dengan sentuhan halus. "It's okay. Kamu nggak perlu minta maaf," ucapnya pelan.

Tristan menatap kedua netra Jean lurus. "Aku masih nggak mengerti. Bisa tolong kamu jelaskan?" tanyanya penasaran.

Pria itu benar-benar tidak menyangka jika sampai saat ini Jean masih perawan. Padahal usia pernikahan Jean dan Richard bisa dibilang sudah cukup lama.

"Aku dan Richard menikah bukan karena cinta. Ditambah lagi, ada perempuan lain yang Richard cintai. Jadi wajar saja kalau aku masih perawan sampai sekarang. Karena dia nggak pernah nyentuh aku. Bahkan, kami tidur di kamar yang berbeda," jelas Jean.

"Apa aku jahat kalau aku senang dia nggak pernah nyentuh kamu?" sahut Tristan.

Jean tersenyum kecil. "Bukan hanya kamu saja, sebenarnya aku juga senang."

"Aku bersyukur karena bukan dia yang mengambil keperawanan aku," imbuhnya lega.

"Apa sekali saja dia nggak pernah ajak kamu berhubungan?" tukas Tristan.

"Pernah, cuma aku tolak," jawab Jean.

"Kenapa?"

"Aku nggak bisa melakukan itu dengan laki-laki yang nggak aku cintai. Ditambah lagi, dia juga pernah berhubungan dengan perempuan lain," ungkap Jean dengan raut wajah yang sulit dijelaskan.

Tristan menatap Jean intens. "Pasti selama ini kamu sangat menderita."

"Seharusnya aku datang lebih cepat, jadi kamu nggak perlu terjebak ke dalam pernikahan sialan itu."

"Sejujurnya, aku juga nggak mau menerima perjodohan itu. Tapi aku nggak ada pilihan lain, karena saat itu kondisi perusahaan papa sedang nggak bagus." Jean berkata dengan nada rendah dan mata yang terlihat sayu.

"Dan satu-satunya orang yang mau membantu memberikan suntikan dana hanyalah perusahaan milik orang tua Richard. Itu pun dengan syarat aku harus menikah dengan Richard," lanjutnya.

"Kalau aku bisa menolak, aku pasti akan menolak. Tapi sayangnya, aku nggak punya kekuatan apa-apa."

Tristan membelai wajah Jean lembut. "Sekarang kamu nggak perlu mengorbankan diri kamu lagi. Karena aku akan melindungi kamu dan juga keluarga kamu. Aku nggak akan pernah membiarkan kamu kesusahan seperti dulu," tuturnya dengan suara halus.

Jean menatap Tristan haru. "Makasih karena sudah datang kembali ke dalam kehidupan aku."

"Aku bahagia bisa bersama dengan kamu lagi," imbuhnya tersenyum hangat.

Sudut bibir Tristan mengembang ke atas. "Aku juga."

Tristan kemudian mencium bibir Jean kembali. Dan Jean pun membalas ciuman Tristan seraya mengalungkan kedua tangan di leher Tristan dengan sensual.

Pria itu mulai meraba tubuh Jean untuk merangsang Jean dan mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh istrinya tersebut.

Tristan sengaja tidak menggerakkan miliknya agar inti Jean bisa beradaptasi terlebih dahulu. Dan setelah Jean mulai rileks, barulah Tristan menggoyangkan pinggulnya dengan perlahan.

Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang