Chapter 19

48.7K 4.5K 324
                                    

Selamat membaca 😁

Setelah pulang dari rumah kedua orang tua Richard, Jean langsung mengemas pakaian serta barang-barangnya sebelum pergi meninggalkan rumah yang telah dia tempati bersama dengan Richard selama ini.

Richard berdiri di tengah pintu kamar Jean sembari menatap Jean intens. Sesaat kemudian, dia melangkahkan kaki menghampiri Jean yang tengah memasukkan pakaian ke dalam koper.

"Kamu tidak harus pergi sekarang," ujar Richard tanpa ekspresi.

"Kamu masih bisa tinggal di rumah ini selama kita belum resmi bercerai," sambungnya.

Jean masih sibuk mengemas barang-barangnya dan tidak menggubris keberadaan Richard.

"Sejak kita berdua memutuskan untuk bercerai, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Jadi tidak ada alasan aku tetap tinggal di sini," sahut Jean tanpa menoleh ke arah Richard.

"Lagi pula, bukannya seharusnya kamu senang kalau aku segera pergi dari rumah ini? Selain kamu bisa langsung membawa wanita itu ke sini, kamu juga tidak perlu repot-repot harus mengusir aku," sindir Jean sinis.

Richard hanya diam dengan raut wajah datar. Dia lalu duduk di tepi tempat tidur, tepat bersebelahan dengan koper Jean.

"Kamu yakin dengan keputusan kamu?" tukas Richard dengan tatapan lurus ke depan.

Jean melirik ke arah Richard.

"Walaupun aku akan menikahi Natalie, tapi kita tidak harus bercerai. Aku akan memperlakukan kamu lebih baik dari sebelumnya," ujar Richard.

Jean tersenyum miring seakan mencibir.

"Aku lebih baik hidup sendiri daripada harus diduakan," pungkasnya lugas.

Richard tidak membalas ucapan Jean. Dia hanya diam dengan tatapan menerawang jauh ke depan. Tidak lama setelah itu, Richard beranjak dan pergi meninggalkan kamar Jean.

Sesaat kemudian, Jean selesai mengemasi seluruh barang-barangnya. Dia pun keluar dari kamar seraya menyeret koper menuju pintu utama.

Sedangkan Richard yang saat itu duduk di sofa segera berjalan ke arah Jean. "Biar aku antar," ucapnya sembari mengulurkan tangan berniat untuk membawakan koper Jean.

Namun, Jean justru menarik kopernya untuk menjauh dari Richard. "Tidak usah," ketusnya.

Richard menatap Jean lurus.

"Kita menikah secara baik-baik, jadi aku harus mengembalikan kamu kepada orang tua kamu dengan baik juga," ujar Richard.

"Tidak perlu berlagak seolah kamu laki-laki yang bertanggung jawab. Semua orang juga sudah tau seperti apa kamu," desis Jean.

"Oke, aku memang brengsek. Aku akui tindakan aku selama ini salah. Tapi apa aku tidak boleh memperlakukan kamu dengan baik untuk yang terakhir kali?" sahut Richard.

"Buat apa? Tidak ada gunanya juga," cetus Jean datar.

"Karena kamu sudah terlanjur buruk di mata aku. Jadi mau sebaik apa pun kamu sekarang, itu tetap tidak akan mengubah apa yang sudah kamu lakukan selama ini," imbuhnya dingin.

"Kamu saja tidak mau memberi aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya," balas Richard.

"Kasih aku satu alasan kenapa aku harus memberi kamu kesempatan?" balas Jean.

"Karena aku mau berubah," jawab Richard.

"Berubah saja tidak cukup kalau kamu masih belum selesai dengan masa lalu kamu," sahut Jean tanpa ekspresi.

Richard membisu.

"Dari awal hubungan kita sudah tidak sehat. Jadi berpisah adalah jalan keluar yang terbaik untuk kita berdua," pungkas Jean.

Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang