Chapter 11

48.3K 4.2K 246
                                    

Selamat membaca 😁

Jean langsung menutup pintu dan menguncinya dari dalam ketika Richard terus mengikutinya.

"Jean!" teriak Richard dari luar.

"Buka pintunya!"

"Kita perlu bicara sekarang!"

Jean duduk di tepi ranjang sembari menutup rapat kedua telinganya. "Aku capek! Tolong biarkan aku sendiri."

"Aku tidak ingin berdebat!"

Hening.

Richard tak lagi berteriak dan berhenti mengebrak pintu

"Maaf ...."

Jean perlahan membuka telinga saat mendengar suara Richard yang terdengar lirih.

Dia lalu beranjak dan berjalan menuju pintu sembari mempertajam pendengarannya.

"Aku minta maaf atas kejadian kemarin," tutur Richard pelan.

"Aku benar-benar tidak sengaja mendorong kamu," sambungnya terdengar menyesal.

"Saat itu aku terbawa emosi, jadi aku tidak bisa mengontrol diri aku sendiri. Tapi sungguh, aku tidak berniat melakukannya," jelas Richard.

Jean hanya diam mendengarkan dari balik pintu dan tidak berniat untuk menjawab.

"Aku juga minta maaf karena sudah menyuruh Natalie menginap di rumah tanpa ijin dari kamu. Untuk kedepannya, aku tidak akan membawa Natalie ke rumah kita lagi," ujar Richard 

"Dan terima kasih karena kemarin sudah mau merawat aku. Aku sangat menghargai itu," sambungnya.

"Lain kali aku pasti akan membalas kebaikan kamu."

Setelah mengatakan itu, Richard melangkah pergi dari kamar Jean.

Sedangkan Jean yang mendengar suara langkah kaki Richard menjauh memilih untuk kembali ke tempat tidur.

Dia lalu tersenyum sinis saat mendengar permintaan maaf dari Richard. "Orang seperti dia mau mengakui kesalahannya? Impossible!"

"Aku yakin dia nggak benar-benar tulus ingin meminta maaf. Dia pasti terpaksa melakukannya karena takut aku akan melaporkan kejadian kemarin ke orang tuanya."

"Munafik!" desis Jean dingin.

*****

Hari ini Richard memutuskan untuk berangkat ke kantor meski keadaannya belum pulih. Walaupun dia tau tidak bisa bekerja dengan maksimal dengan kondisi seperti itu, namun dia tetap memaksakan diri untuk tetap bekerja.

"Aku yang akan menyetir," ujar Jean saat Richard berniat duduk di kursi kemudi.

"Aku saja, tidak apa-apa," sahut Richard.

"Kamu pikir aku bisa tenang duduk di dalam mobil yang disetir oleh orang sakit?" tukas Jean.

"Aku masih bisa menyetir dengan baik, jadi kamu tidak perlu khawatir," ucap Richard.

"Kalau kamu tetap keras kepala mau menyetir sendiri silahkan, tapi aku tidak mau satu mobil dengan kamu," pungkas Jean lugas.

"Aku akan pakai mobil yang satunya." Jean berniat masuk ke dalam rumah untuk mengambil kunci mobil yang satunya.

"Oke, kamu yang menyetir," ujar Richard menghentikan langkah Jean.

Jean dengan wajah datar langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Dia lalu menyalakan mobil dan menyetir dengan kecepatan normal.

"Mungkin aku tidak bisa bekerja maksimal dengan kondisi seperti ini, jadi nanti tolong bantu aku," pinta Richard.

Tatapan Jean lurus ke depan. "Kenapa tidak minta tolong sama pacar kamu saja?" tandasnya dengan nada suara menyindir.

Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang