Chapter 6

46.4K 3.9K 220
                                    

Selamat membaca 😁

Richard menatap Jean dingin sebelum akhirnya pergi dari ruang kerja Jean dengan raut wajah yang tidak menyenangkan. Dia lalu kembali ke ruang kerjanya, dan menelepon Natalie untuk datang.

Setelah menerima panggilan dari Richard, Natalie langsung datang ke ruang kerja Richard. Setibanya di sana, dia melangkah masuk dan menghampiri Richard yang tengah duduk di sofa.

"Kamu udah bicara sama dia?" tanya Natalie sembari duduk di sebelah Richard.

"Aku sudah memberi dia peringatan supaya tetap tutup mulut," jawab Richard.

"Semoga aja dia nggak membocorkan hal itu ke orang-orang," ucap Natalie resah.

Richard menggenggam tangan Natalie untuk menenangkan Natalie yang masih terlihat gelisah. "Semuanya berada di bawah kendaliku, jadi kamu tenang saja," tuturnya dengan nada suara halus.

Namun, Natalie hanya diam dan tidak membalas ucapan Richard seakan wanita itu masih dilanda oleh perasaan cemas.

"Kamu belum makan, kan? Aku akan pesan makan siang untuk kita berdua," ujar Richard.

"Aku makan di kantin aja. Nanti kalau ada yang tau aku makan di sini bareng kamu, mereka pasti curiga," sahut Natalie was-was.

"Nggak usah pedulikan mereka. Toh, mereka juga nggak akan bisa berbuat apa-apa," pungkas Richard.

"Aku takut kalau di sini ada mata-mata orang tua kamu atau wanita itu yang mengawasi kita. Jadi aku harus tetap hati-hati," ungkap Natalie tidak tenang.

"Persetan dengan mata-mata! Aku nggak peduli. Kalau mereka sampai berani mengusik hidupku, aku nggak akan pernah membiarkan mereka hidup dengan tenang," desis Richard tajam.

"Sudah! Nggak perlu memikirkan mereka. Sekarang aku akan pesan makanan untuk kita berdua," sambungnya lugas.

Natalie akhirnya menuruti ucapan Richard untuk tetap berada di sana. Karena dia tidak berani membantah Richard ketika pria itu sedang marah.

Beberapa saat kemudian, makanan yang Richard pesan telah tiba. Dan saat mereka berdua tengah menikmati makan siang mereka, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu.

Natalie sontak menoleh ke arah Richard dengan raut wajah panik.

"Nggak apa-apa, nggak usah panik," ujar Richard menenangkan Natalie.

Dia kemudian menyuruh orang tersebut untuk masuk.

Ketika pintu terbuka, Richard lantas terdiam saat mendapati orang yang datang ternyata adalah sekretaris Jean.

Tesa melirik ke arah Natalie yang duduk tepat di sebelah Richard.

Natalie yang merasa tidak nyaman dengan tatapan Tesa memilih untuk sedikit menjauh dari Richard.

"Ada apa?" tukas Richard datar.

"Maaf mengganggu waktu makan siang Anda. Saya ke mari karena disuruh Bu Jean untuk memberikan berkas ini," jawab Tesa menunjukkan berkas yang ada di tangannya.

"Taruh meja," perintah Richard singkat sembari mengerakkan kepala ke arah meja.

Tesa mengangguk. Dia lalu berjalan menuju meja kerja Richard, dan meletakkan berkas itu di atas meja. Setelah itu, dia pamit pergi dan meninggalkan Richard berdua dengan Natalie.

"Dia pegawai baru? Kok aku nggak pernah lihat?" tanya Natalie ketika merasa asing dengan Tesa.

"Dia sebenarnya pegawai di perusahaan milik keluarga Jean. Tapi Jean membawa dia ke sini untuk jadi sekretarisnya," ungkap Richard.

Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang