Selamat membaca 😁
Dua hari setelahnya, Tristan dan Jean berangkat ke Korea.
Dan setibanya di bandara, mereka dijemput oleh sopir yang bekerja di rumah orang tua Tristan.
Jean menarik napas panjang untuk menghilangkan kegugupan di dalam dirinya sebelum bertemu dengan orang tua Tristan.
"Orang tuaku bukan orang yang sulit," ujar Tristan saat mendapati Jean gugup.
Jean menoleh ke arah Tristan. "Aku tau."
"Terus kenapa kamu gugup?"
"Aku hanya merasa sedikit canggung. Karena aku sudah lama nggak pernah bertemu dengan orang tua kamu," jawab Jean.
"Apa mereka masih ingat dengan aku?"
"Itu sudah pasti. Karena hanya kamu satu-satunya perempuan yang aku kenalkan ke orang tua aku," sahut Tristan.
"Tapi itu sudah sangat lama," kata Jean.
"Mereka nggak mungkin lupa dengan kamu, percaya sama aku," ujar Tristan.
"Kenapa kamu bisa sangat yakin?"
"Karena aku nggak pernah lagi memperkenalkan perempuan lain kepada mereka. Jadi yang mereka tau hanya kamu," jawab Tristan.
"Apa kamu nggak pernah menjalin hubungan dengan perempuan lain setelah kita putus?" tanya Jean.
Tristan menggeleng. "Aku sama sekali nggak ada keinginan untuk menjalin hubungan dengan siapa pun. Karena saat itu aku lebih fokus dengan pendidikan aku. Ditambah lagi, nggak ada perempuan lain yang bisa membuat aku tertarik."
"Kamu sendiri gimana? Setelah kita putus, apa kamu menjalin hubungan dengan seseorang?" tanya Tristan balik.
"Sama dengan kamu. Aku juga tetap sendiri," jawab Jean.
"Kenapa?"
"Mungkin karena aku masih belum bisa melupakan kamu," ungkap Jean.
Tristan menatap Jean intens. Tatapannya tiba-tiba berubah sayu. "Maaf ...."
"Maaf karena dulu aku egois dan nggak memikirkan perasaan kamu," tuturnya tulus.
Jean tersenyum kecil. "Kamu nggak perlu minta maaf. Karena kamu berhak memilih jalan hidup kamu sendiri. Dan aku sangat menghargai keputusan kamu."
"Kamu nggak benci sama aku?"
Jean menggeleng. "Aku sama sekali nggak benci. Tapi kalau sedih, iya."
"Karena kita sudah cukup lama menjalin hubungan. Jadi aku sedikit terpukul saat kamu tiba-tiba mengakhiri hubungan kita," lanjutnya.
"Sebenarnya aku juga merasa berat saat memutuskan untuk menyudahi hubungan kita. Karena sejujurnya, aku masih sangat mencintai kamu," ujar Tristan.
"Tapi aku nggak punya pilihan lain. Karena kalau terus dilanjutkan, justru aku akan membuat kamu kesepian. Karena aku nggak akan pernah ada waktu buat kamu," jelasnya.
"Aku mengerti," ucap Jean.
Tristan menggenggam tangan Jean. "Aku janji nggak akan pernah meninggalkan kamu lagi," tuturnya dengan raut wajah serius.
Jean tersenyum simpul. "Aku percaya."
Seutas senyuman terpatri di bibir Tristan. Dia lalu mencium punggung tangan Jean lembut sembari menatap kedua netra Jean dalam.
Sudut bibir Jean semakin mengembang ke atas membentuk senyuman lebar. Tapi sedetik kemudian, senyuman di wajahnya perlahan menghilang.
"Emm, apa orang tua kamu sudah tau kalau aku pernah menikah sebelumnya?" tanya Jean tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]
Romance"Aku akan pergi dari rumah ini dan segera urus surat perceraian kita," pungkas Jean lugas. "Aku tidak akan menceraikan kamu," tegas Richard. Start : 17 - 07 - 2022. RANK #1 indonesiamembaca (08/03/2023). RANK #1 konflik (30/09/2023).