Chapter 29

32.5K 1.9K 78
                                    

Selamat membaca 😁

Tristan dan Jean akhirnya pulang ke Indonesia selepas tiga hari menginap di Korea. Sedangkan Steve dan Fiona akan menyusul setelah Steve menyelesaikan pekerjaannya.

Tristan turun dari taksi, dan membantu Jean  mengambil koper di bagasi belakang. Dia juga membawakan koper Jean sampai di depan pintu utama.

"Langsung istirahat, kamu pasti capek," ujar Tristan perhatian.

Jean mengangguk.

"Besok nggak usah masuk kerja nggak apa-apa," imbuhnya.

"Aku masih bisa kerja, kok," kata Jean.

"Nggak mau istirahat dulu di rumah?" tanya Tristan memastikan.

Jean menggeleng. "Kalau di rumah saja aku malah bingung mau ngapain."

"Sebenarnya aku senang kamu ada di kantor. Tapi di sisi lain aku juga cemas dengan kondisi kesehatan kamu. Takutnya nanti kamu drop kalau tetap memaksakan diri untuk masuk kerja," ungkap Tristan.

"Aku beneran baik-baik saja." Jean mencoba meyakinkan Tristan.

"Yakin?"

Jean mengangguk seraya tersenyum simpul.

"Ya sudah. Kalau begitu, besok aku jemput," sahut Tristan.

"Mulai sekarang, kita akan berangkat dan pulang bersama," lanjutnya.

"Kamu nggak keberatan jemput dan antar aku ke rumah setiap hari?" tanya Jean.

"Sama sekali enggak. Karena ini adalah keinginan aku sejak dulu," jawab Tristan.

"Sekarang masuklah, nanti kaki kamu pegal kalau kelamaan berdiri."

Jean membalasnya dengan anggukan. "Kamu hati-hati pulangnya. Kabarin aku kalau sudah sampai rumah," tuturnya lembut.

Tristan mengacak-acak kepala Jean. "Yes, Puppy."

Pria itu lalu mendekatkan tubuh dan memberikan kecupan manis di dahi Jean. "Sampai bertemu lagi besok," pamitnya.

Meski hanya satu kecupan, namun itu berhasil membuat jantung Jean berdetak kencang.

Tristan meletakkan tangan di dahi Jean saat mendapati wajah Jean memerah. "Apa kamu sakit? Wajah kamu merah," tanyanya cemas.

Jean tertegun. Dia lantas menggeleng kepala cepat dengan raut wajah yang terlihat gugup.

"Aku akan masuk sekarang," ucap Jean tergesa-gesa.

"Kamu yakin baik-baik saja?" Tristan menahan lengan Jean.

Jean tersenyum untuk meyakinkan Tristan.

"Tapi badan kamu sedikit panas. Sebaiknya kita periksa ke dokter sekarang," kata Tristan.

"Mungkin karena cuaca hari panas, jadi suhu badan aku juga ikut naik," ujar Jean asal.

Tristan menaikkan alis ke atas sebelah. "Apa maksud kamu panas? Kamu nggak lihat langitnya?"

Jean lantas melihat ke arah langit dan mendapati awan tampak gelap. "Ah! Emm ... itu." Jean melirik ke sana ke mari untuk mencari alasan yang masuk akal. Karena ia tidak ingin Tristan mengetahui bahwa dirinya sebenarnya salah tingkah.

"Kita ke dokter, ya? Aku khawatir," ajak Tristan dengan suara halus.

"Aku nggak sakit, kok. Nanti suhu badan aku juga turun sendiri," tolak Jean.

"Lebih baik sekarang kamu pulang dan istirahat. Jangan pikirkan aku. Kasian tuh bapak taksinya sudah nunggu kamu dari tadi," sambungnya.

Tristan menghela napas pelan. "Kabari aku kalau terjadi sesuatu."

Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang