Chapter 3

51.5K 4.2K 141
                                    

Selamat membaca 😁

Keesokan harinya.

Pagi-pagi sekali Jean sudah berada di dapur untuk memasak sarapan. Kali ini dia membuatkan makanan untuk Richard juga.

Dulu saat masih tinggal dengan orang tuanya, Jean jarang memasak karena sibuk bekerja. Dan lagi, sudah ada asisten rumah tangga yang akan melakukan hal itu.

Tetapi karena hari ini dia sedang cuti, dan asisten rumah tangganya akan datang besok. Jadi akhirnya dia memutuskan untuk memasak sendiri.

Meskipun Jean adalah wanita karir, namun dia pernah mengikuti kursus memasak cukup lama. Jadi tidak heran jika dia memiliki kemampuan dalam memasak.

Selesai memasak, Jean langsung menyajikan makanan buatannya di meja makan.

Sedangkan Richard yang mencium aroma sesuatu memutuskan keluar dari kamar untuk mencari tau dari mana aroma itu berasal.

Jean tetap fokus menata meja dan tidak menoleh ke arah Richard saat mendengar suara pintu kamar Richard terbuka. "Sarapan sudah siap, kamu bisa makan sekarang."

Richard menuruni tangga, dan melangkah menuju meja makan dengan raut wajah datar.

Dia menyeret kursi sembari memperhatikan menu sarapan yang berada di meja makan.

Pria itu tidak banyak bicara dan mulai menyantap sarapannya. Sementara Jean pergi ke dapur untuk mengambil minuman.

Dan setelah mencoba masakan Jean, Richard terdiam sejenak.

"Siapa yang masak?" tukas Richard singkat.

"Kenapa? Masakan aku tidak cocok dengan lidah kamu?" sahut Jean berjalan ke arah meja makan sembari membawa dua gelas air putih.

Richard mengernyitkan dahi seakan tidak percaya jika Jean yang membuat sarapan. "Kamu yang masak?"

Jean meletakkan salah satu gelas di depan Richard. "Memangnya di sini ada orang lain selain kita berdua?" balasnya sembari melangkah ke tempat duduknya.

"Kalau tidak suka, tidak usah dimakan," ujar Jean.

Richard tidak membalas ucapan Jean. Pria itu justru kembali memakan sarapannya tanpa komplain.

Tidak ada pembicaraan di antara Richard dan Jean setelah itu. Mereka berdua sama-sama diam dan makan dalam keadaan hening. Sampai akhirnya, Richard membuka pembicaraan.

"Kenapa kamu yang masak? Mama bilang akan mengirim ART ke rumah," tanya Richard tiba-tiba.

Jean menoleh ke arah Richard.

"Dia mulai kerjanya besok, jadi hari ini aku yang masak," ungkapnya.

"Ada masalah?" tanya Jean singkat.

Richard menatap Jean intens sebelum mengalihkan wajahnya kembali ke piring yang ada di hadapannya. "Tidak ada."

"Hari ini ikut aku ke rumah papa. Aku ingin membicarakan tentang masalah kemarin," ujar Richard.

"Sekaligus memastikan kalau ucapan kamu memang benar dan tidak mengada-ada," sambungnya.

"Kalau kamu memang ingin memastikan, silahkan saja. Tapi kenapa aku juga ikut?" tanya Jean.

"Kalau memang tidak bohong, seharusnya tidak perlu takut bertemu papa," pungkas Richard.

"Aku tidak takut, aku hanya tanya," ujar Jean.

"Ya sudah, ikut saja," tukas Richard datar.

Jean menatap Richard lurus.

"Oke, aku akan ikut pergi ke rumah papa. Supaya kamu tau, kalau papa kamu lebih percaya dengan aku dibandingkan anaknya sendiri," cetus Jean.

Pernikahan Politik ✓[TAMAT-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang