"Aku sedikit kasihan dengannya," Ujang bergumam pelan pada dirinya sendiri. Walau kepalanya mentok ke arah depan, tapi tak mengurung niat sesekali melirikkan mata ke samping, tepatnya ke arah Abi yang berdiri dengan raut yang terbilang cukup menyedihkan. Hatinya tergerak. Ujang sendiri merasa mereka—para warga desa—terlalu kejam, mengutarakan hasil tanpa kandidat lengkap dan mulai merayakannnya tanpa tahu siapa yang akan maju sebagai pemenang. Lebih tepatnya, Ujang tak enak hati dengan pak de Kusno.
"Kau bilang sesuatu?" tanya Karip yang seperti mendengar Ujang berbicara, sebab suara mic dari depan berkumandang keras membuat kalimat Ujang tertutupi.
Bahu Ujang tersentak kemudian dengan segera menggeleng pelan sembari menampilkan senyum kecilnya.
"Tidak ada."
Mobil datang melewati tiang kayu bernuansa hijau dengan plang bertuliskan 'Desa Bunglon' dibagian atas tengah, berfungsi sebagai pintu masuk utama menuju desa. d
Disusul kehadiran Cahyadi yang setengah berlari ke arah mereka. Bayu masuk untuk duduk di area depan mobil dan Cahyadi serta Abi di barisan jok belakang.Pengumuman sudah dilakukan beberapa waktu yang lalu, berbarengan dengan Abi yang dibawa pergi, hasilnya diutarakan saat itu juga. Ketepatan yang entah harus disyukuri oleh Abi, sebab dapat menghapus harapan rapuhnya, atau kemalangan, sebab hasil yang keluar semakin membuatnya hilang arah dan putus asa. Sesuai perkiraan warga dan dirinya sendiri, pak de Teo yang memenangkan sebagian besar dari suara rakyat dan berhak menjadi kepala desa Bunglon. Abi tahu hal seperti ini akan terjadi. Ayahnya dikhianati oleh warga desanya sendiri.
Abi tak marah, memaksa diri untuk menelan fakta pahit itu, ia mengikuti Cahyadi dan Bayu masuk ke dalam mobil. Selanjutnya hanya keheningan yang mengemas suasana di dalam, hingga mobil melaju meninggalkan desa. Bayu dan Cahyadi memutuskan untuk tidak angkat suara, untuk sekedar berdiskusi dari mana inspektur mereka mendapatkan seorang supir dan mobil yang terbilang bagus ini dan perasaan Abi yang tampaknya sedang hancur membuat mereka bekerja sama untuk membungkam mulut masing masing.
Lekas mobil menancap gas meninggalkan asap mengepul, pak de Teo naik ke atas podium untuk memberikan beberapa kata sambutannya sebagai pemenang.
Diawali tepuk tangan para warga hingga hening lagi di akhir, memberi jeda untuk pria itu menarik napas dan memulai kalimatnya.
"Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada kepercayaan yang rakyat desa berikan kepada saya. Tanpa kalian, saya tidak akan berdiri di sini saat ini. Mari terus berjuang sekuat mungkin dengan saya untuk memajukan desa ke arah yang lebih baik. Sekian akhir dari sambutan saya, aturan lama sebagai sejarah dan aturan baru sebagai perubahan."
Musik dinyalakan kemudian. Para warga merayakan kemenangan pak de Teo melalui sebuah lagu yang diputar dengan volume memekakkan telinga. Kotak hitam berongga diposisikan di sudut lapangan desa, lekas menekan tombol, kian gesit lubang-lubang kecil itu mengeluarkan dentuman-dentuman irama yang menggetarkan tanah. Ritme yang terbilang teratur di awal kian lama kian meninggi. Lagu bernuansa Jawa kuno dengan nada menyayat telinga serta membuat kedua mata otomatis terpejam, menghipnotis bibir untuk bergerak mengumamkan lirik. Tangan mereka tergerak menyapu udara, berakhir dengan lambaian dan kaki yang di dorong maju mundur. Mic beralih dari satu tangan ke tangan yang lain, suara nyanyian serta teriakan bercampur dan saling berbaur menjadi satu. Mengguncang desa dengan dentuman musik yang menghanyutkan pikiran dan menghilangkan akal mereka.
---
Abi mengedarkan pandangan, selangkah memasuki bangunan satu lantai yang disebut-sebut Cahyadi sebagai kantor dimana ia mengabdi untuk pekerjaannya. Pandangan Abi kemudian jatuh pada seseorang yang duduk pada meja dengan ukuran paling besar diantara yang lain, spontan menancapkan pandangan pemegang jabatan tertinggi atau barangkali ketua mereka pada benak Abi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Desa Bunglon (END)
Mystery / Thriller(TAMAT) Desa bunglon terkenal dengan peran kamuflasenya. Melawan hukum alam, mereka menukar peran antar kehidupan umat manusia. Dimana kamu adam ditunjuk untuk mengurus rumah, dari memasak hingga berkebun dan kamu hawa yang bekerja demi mendapatkan...