Pak de Teo mengangkat alis kanannya kebingungan, "Maaf sebelumnya, tapi saya menghubungi kalian tepat jam 9 pagi," ujar pak de Teo ketika dengan mendadak semua orang menaruh fokus padanya.
Bayu menoleh ketika mendapati kejanggalan-kejanggalan kecil terkait insiden dengan segera renanya kembali menyusuri seisi kamar. Perlahan menyimpan wajah-wajah para warga serta gerak-gerik mereka dalam memorinya. Ada yang aneh baginya, baik kasus yang ia tangani sekarang dan keterkaitannya dengan desa terpencil ini. Bayu merasakannya. Bahkan sejak pertama kali melangkahkan kaki ke dalam desa ini.
"Siapa yang pertama kali menemukan korban?" tanya Bayu.
Karip menunjuk ke arah pojok kamar dimana Abi masih meringkuk di samping bu Rahayu, "Putranya," jawab Karip.
Bayu bergerak cepat menghampiri Abi dan berakhir berjongkok di depannya. Abi masih menunduk sedangkan para warga menatap penuh harap kepadanya. Menetapkan Abi sebagai harapan terakhir mereka dalam memberikan petunjuk mengenai insiden ini setelah serentetan bukti fisik yang mereka hancurkan.
Dengan perlahan Bayu mendaratkan telapak tangannya pada bahu Abi yang mendadak kembali gemetar, bu Rahayu menatap dalam ke arah Bayu—seolah dirinya akan bertindak jahat kepada putranya— Bayu menarik naaps pelan berusaha menghiraukan tatapan yang mengusiknya itu.
"Aku ingin bertanya kepadamu bukan sebagai seorang detektif polisi yang sedang bertugas. Tapi sebagai teman ayahmu yang merasa kehilangan akan dirinya, aku bertanya kepadamu. Apa yang kau lihat pagi ini?" tanya Bayu dengan nada sepelan mungkin berbeda drastis dengan suara gertakannya beberapa waktu lalu. Ia tahu dalam keadaan seperti ini Abi masih dihantui kesedihan dan masa berkabungnya, tapi tidak ada cara lain selain bertanya...atau mungkin memaksa.
Hening untuk sesaat bagi mereka yang berharap Abi akan mengeluarkan suaranya.
"Jawab aku," Bayu mengulang permintaannya dua kali, tapi Abi tak kunjung bersuara. Bahkan menatap matanya saja masih enggan.
Tidak menyerah dengan cepat, Bayu meraih dagu Abi dan mengangkatnya ke atas. Menampakkan wajah kacau pria itu. Hidung melernya sebab terus-terusan menangis, disusul air mata yang tak dapat turun lagi itu menjadi penyebab kuat kenapa matanya membengkak sekarang, diakhiri dengan refleks tubuhnya yang bergoncang setiap tiga detik. Abi juga mengalami gejala cegukan setelah menangis panjang.
Bayu sudah ingin menarik Abi agar mendekat kepadanya, tapi tindakannya terhalang oleh lengan bu Rahayu yang masih merangkul kuat pundak putranya. Bayu menyerah, memutuskan untuk berbicara dengan posisi tak nyamannya."Jawablah aku dengan jujur, ini demi ayahmu juga. Kita semua disini berniat untuk mencari keadilan baginya," Bayu kembali berujar tapi yang ia dapati hanya tatapan mata Abi yang terkadang menghindarinya.
"Tidak perlu takut untuk sebuah kejujuran anak muda," Bayu menepuk pelan bahu Abi yang kemudian menarik kedua rena sayu itu untuk bergerak menatapnya. Begitu mendapat celah, Bayu langsung memanfaatkannya, Abi mulai jatuh pada perangkap.
"A...Abi..." dengan suara lemahnya, Abi mulai berujar.
Bayu menangguk pelan, mengisyaratkan Abi untuk meneruskan kalimatnya.
"Ba...bapak..."
"Orang!"
"Ba...bapak! Orang! Abi melihatnya!"Setelah mengucapkan beberapa potong kata yang penuh teka-teki bagi benak Bayu untuk mencernanya, Abi tiba-tiba berteriak histeris. Tatapan matanya yang semula mulai tenang kini dihantam ombak kegelisahan lagi. Ia bergerak secara uring-uringan di tempatnya, kakinya mengepak-ngepak pada lantai semen dan tubuhnya terlepas dari dekapan bu Rahayu.
Bayu menarik napas gusar kemudian meraih kedua pundak Abi dan mencengkramnya kuat, "Apa mulutmu mendadak tidak bisa berfungsi dengan baik? Katakan dengan jelas!" Bayu lepas kendali—akal sehatnya dikalahkan oleh amarah menggebunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Desa Bunglon (END)
Misterio / Suspenso(TAMAT) Desa bunglon terkenal dengan peran kamuflasenya. Melawan hukum alam, mereka menukar peran antar kehidupan umat manusia. Dimana kamu adam ditunjuk untuk mengurus rumah, dari memasak hingga berkebun dan kamu hawa yang bekerja demi mendapatkan...