Malam itu, malam dimana Airini bergerak keluar secara diam-diam dari jendela kamar Abi, Airini dikejutkan oleh kehadiran Rahayu.
"Mbak..." kalimat Airini tertahan pada ujung tenggorokan, sebelum otaknya sempat memproses keadaan, Rahayu segera menampilkan senyumnya
"Ada apa kesini? Mencari mbak?" tanyanya, membuat Airini disergap kebingungan. Rautnya terlihat santai untuk seseorang yang telah memergoki orang asing yang sehabis berlari keluar dari runahnya.
Airini ingin sekali menoleh kembali ke dalam kamar Abi atau menjerit, meminta pertolongannya untuk menghadapi situasi canggung ini, tapi tampaknya keinginannya itu harus ia telan bulat-bulat.
"Kau mengenal Abi?" tanya Rahayu lagi membuat Airini menahan napas kaget. Wanita itu tak segan-segan melempar pertanyaan jujurnya.
Airini refleks menangguk pelan dan ia menangkap perubahan raut Rahayu yabg lumayan drastis namun masih dibungkus oleh topeng senyum kecilnya.
"Mbak tahu kalau Abi yang..." kalimat Airini terhenti sebab Rahayu tiba-tiba melebarkan matanya, seakan memberikan peringatan untuk Airini agar tidak melanjutkan ucapannya itu.
"Jangan asal bicara sebelum mengetahui kebenarannya," ujar Rahayu dengan nada pelan sembari mengedarkan pandangan ke sekitar.
"Orang lain mungkin bisa salah paham Airini," tatapannya berakhir pada Airini disertai senyuman kecilnya. Lagi. Dan selanjutnya, setial senyum yang Rahayu berikan keladanya selalu membuat Airini menahan napas dan hatinya mendadak risau tanpa alasan. Airini meneguk ludahnya kasar dan bibirnya berhasil dibungkam oleh kalimat Rahayu.
Sebelum beranjak pergi dari sana, Airini ingat Rahyu bilang seperti ini kepadanya."Adakalanya sebuah kebenaran tidak perlu diungkapkan jika akan menimbulkan sebuah kejahatan lainnya."
"Ibumu juga tahu!" Airini mengeluarkan teriakannya membuat Abi tersentak dan menancapkan pandangan pada kedua rena sayu Airini.
"Ibumu tahu kebejatan putranya dan aku akan melaporkan ini juga," disela tangisan dan napasnya yang mulai sesak, Airini berteriak keras dengan sisa-sia keberanian dan kekuatan yang ia punya untuk melawan.
Bahu Abi menegang, ia terlihat snagat terkejut sekarang. Ternyata wanita yang ia lihat dan Abi adukan kepada Bayu dan Cahyadi adalah Rahayu. Abi hampir saja menyeret ibunya sebagai tersangka demi membersihkan namanya. Setelah dipikir-pikir, semuanya terlihat masuk akal bagi Abi. Bagaimana Rahayu menariknya keluar saat hari insiden, menjauh dari oara warga saat Abi ingin mengutarakan semuanya. Pikirannya waktu itu kosong, ia tidak berpikir jauh ke depan sebelum bertindak membuatnya hilang akal hingga ingin mengekspos kejahatannya di deoan semua orang.
Abi kembali menatap Airini dengan tajam, tangannya bergerak mencengkram dagu Airini membuatnya merintih kesakitan, "Jika kau memberitahu ibuku tentang kejadian ini, aku akan membongkar keberadaanmu dan kejadian ini kepada semua warga desa Bunglon."
Setelah melempar peringatan keras kepadanya, Abi beranjak meninggalkan dirinya seorang diri di area sungai. Airini menangis sejadi-jadinya, dadanya mulai sesak, kepalanya terasa berdenyut hebat namun tidak ada yang bisa ia lakukan selain melampiaskannya pada sebuah tangisan sepanjang malam.
Airini menjambak rambutnya secara kasar, ingin sekali membenturkan kepalanya ke dinding agar memori-memori menyakitkan itu bisa lenyap dalam ingatannya, setidaknya untuk beberapa detik. Baginya, yang menghampirinya sekarang hanyalah penderitaan, kesakitan dan penyesalan setelah kejadian kemarin.
Bahkan sepertinya, nasib sialnya terus menghantuinya, hingga Airini menangkap perawakan Abi yang tengah berjalan ke arahnya dari ujung jalan.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Desa Bunglon (END)
Mystery / Thriller(TAMAT) Desa bunglon terkenal dengan peran kamuflasenya. Melawan hukum alam, mereka menukar peran antar kehidupan umat manusia. Dimana kamu adam ditunjuk untuk mengurus rumah, dari memasak hingga berkebun dan kamu hawa yang bekerja demi mendapatkan...