Epilog

17 3 0
                                    

Aksi baku tembak datang dari hutan liar bagian timur yang sudah lama terbengkalai. Diduga, penyebab utamanya adalah seorang pebisnis besar berinsial F melakukan perdagangan gelap para wanita lintas negara. Penangkapannya berhasil menjatuhkan korban berinsial A dan ia berakhir dijatuhi hukuman mati. 

Selaku detektif yang menangani kasus ini, nama Bayu dikenal oleh khalayak ramai sebab kelihaiannya dalam mengulik kasus yang sudah hampir belasan tahun lamanya.

Klik!

"Selamat Bayu buat kasusnya," ujar Lukas, salah satu anggota dalam divisi mereka. Bayu sudah kembali dipindah-tugaskan ke kota, hukumannya berakhir dan bahkan ia mendapatkan hak istemewa.

Bayu menangguk singkat sembari membalas jabatan tangan pria itu sebelum Lukas mengarahkan pandangannya ke arah Jordan, mengisyaratkan Bayu untuk mengikuti fokusnya.

"Kau tidak ingin memberiku selamat?" tanya Bayu sembari mengangkat alis kanannya kemudian tertawa kecil saat Jordan mengeluarkan raut berangnya. Pria itu menghembuskan napasnya dan hendak berbalik keluar ruangan sebelum pak Yudi—kepala divisi mereka tiba-tiba membuka pintu.

"Kau mau kemana?" tanya pak Yudi saat melihat Jordan.

Jordan menggeleng singkat dan memutar balik langkahnya.

"Sepertinya ada yang akan mendapat hadiah disini," Lukas bersiul sembari merangkul pundak Bayu yang tersenyum kecil.

Di awal, raut yang pak Yudi tampilkan sama persis seperti Jordan sebelum perlahan lunak digantikan tepuk tangan meriahnya.

"Aku ingin mengucapkan selamat kepadamu," ujarnya dengan kepala yang setia menunduk.

"A...aku mengakui kelihaianmu, kau adalah bintang untuk kasus kali ini," lanjutnya sembari mendongak menatap ke arah Bayu sembari mengeluarkan pin emas yang tka asing bagi mereka.

"Itu untukku? Terima kasih," ujar Bayu sembari meraih pin itu kemudian beralih menatap ke arah Jordan yang berdiri di belakang pak Yudi.

"Maaf, tapi aku tidak akan memberikan ini kepadamu," ujarnya sembari menancapkan pin itu pada dada kanannya.

"Ngomong-ngomong kau akan meminta naik jabatan atau naik gaji?" tanya pak Yudi penasaran akan hak istimewa yang akan Bayu gunakan untuk apa.

Bayu maju selangkah mendekat ke arah Yudi, "Menurutmu aku akan menggunakannya untuk apa?"

"Apa?" tanya Yudi kembali.

"Aku akan meminta naik jabatan hingga berada diatasmu dan menyiksamu sebagai senior baru," ujar Bayu yang kemudian berjalan keluar dari ruangan.

Raut Yudi berubah pucat, ia rela jika Bayu meminta untuk naik gaji tapi tidak dengan naik jabatan. Dengan perbedaan umur hampir belasan, pak Yudi tidak ingin Bayu yang ia hina dulu kini bertugas sebagai atasannya dalam divisi ini. Ia merasa malu.

Yudi menoleh cepat dan menatap bergantian ke arah Jordan dan Lukas, "Dia tidak akan memilih untuk naik jabatan kan?"

Lukas mengeluarkan tawa kerasnya saat melihat raut ketakutan pak Yudi sedangkan Jordan memutar bola matanya malas.

"Brengsek," umpat Jodan sebelum beranjak keluar ruangan.

"Dia mengataiku brengsek? Walaupun nanti Bayu akan menggantikan posisiku dan kita itu setara, setidaknya perbedaan usia membuatnya lebih hormat, benar kan?" tananya entah kepada siapa yang hanya di jawabi kedikan bahu Lukas.

"Dasar brengsek."

---

"Bayu, kau tidak salah?" dengan napas terengah-engahnya sebab sehabis lari dari pintu depan, Cahyadi berhenti tepat di depan Bayu.

Desa Bunglon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang