Sesaat setelah membuka pintu rumahnya, Bayu dihadapkan dengan perawakan Abi yang cukup mengejutkannya hingga membuatnya menahan napas. Bisa dibilang keadaan pria itu cukup kacau, kumis tipisnya menjalari bibir atas hingga bagian dagu dengan kantong matanya yang amat hitam.
"Aku ingim membicarakan sesuatu denganmu," nada serak Abi yang nyaris tak terdengar menyentak fokus Bayu, membuatnya mengerjap pelan sebagai reaksi.
"Silahkan masuk," ujarnya singkat, walau terbesit keraguan Bayu tetap mempersilahkan Abi masuk ke dalam rumahnya dan berakhir duduk di dalam ruang tamu.
Hening sejenak yang mereka gunakan untuk memandangi satu sama lain, saling menyelami pikiran hingga Abi buka suara.
"Desa ini melakukan semacam ritual dengan menggunakan para wanita di gubuk," Abi memulai pembahasan mereka dengan kalimat yang terdengar aneh sekaligus membuat benak Bayu langsung berpikir keras. Untuk sejenak Bayu berpikir, mungkin Abi sehabis bangun tidur dan masih melayang dalam angan ketidaksadarannya hingga mengunjungi rumahnya dalam keadaan kacau seperti ini hanya untuk memuntahkan kalimat kocaknya.
Bayu bergeming tak berniat menjawabi pernyataan Abi. Dan raut yang sekarang ia tampilkan persis sama seperti raut Abi saat pertama kali mendengar penjelasan ibunya. Sebelum akhirnya, ia sendiri berusaha untuk mengumpulkan serpihan-perpihan penjelasan baik dari mbak Dewi, yang ia dapat sendiri maupun dari Rahayu kemudian perlahan menyatukannya dan akhirnya menarik suatu kesimpulan.
"Maksudnya? Aku tidak mengerti," Bayu bertanya diakhiri raut terherannya.
"Mereka mempunyai paham sendiri yang diluar nalar manusia. Karena ini semacam paham baru yang mungkin akan menyesatkanmu ditengah hasrat keinginan yang pengikutnya tampilkan."
Awalnya Bayu tidak percaya, lebih tepatnya tidak mengerti. Namun semakin Abi menjelaskan semuanya, secara rinci, selangkah demi selangkah Bayu dapat menerimanya. Dan setiap pernyataan yang Abi utarakan kepadanya terdengar masuk akal dengan beberapa bukti menyangkut desa yang ia temukan saat menginvestigasi dua insiden kemarin.
Digiurkan oleh hasrat keinginan para manusia, mereka memberikan ajaran sesat dengan cara merekrut anggota untuk mengikuti sekte mereka. Tersapat tujuan tersensiri yang melatarbelakangi gelagat itu, namun Abi belum tahu jelas apa yang mereka tawarkan kepada para warga desa Bunglon. Mereka yang dijuluki 'Dewi' memberikan pilihan, kemudian keserakahan manusia yang ingin terbebas dari akhirat menerimanya.
"Dan mereka melakukannya di desa ini," Abi mengakhiri pernyataannya dengan menatap lurus kedua manik Bayu.
"Dimana? Mereka melakukannya dimana?" tanya Bayu, mulai tergerak akan persepsi Abi.
"Di sebuah gua didalam hutan."
Kedua alis Bayu menyatu cepat, "Jadi maksud dari kedatanganmu kemudian menjelaskan ini semua kepadaku adalah karena paham baru itu berhubungan dengan kematian pak de Kusno dan Karip?" tanya Bayu.
Napas Abi tercekat, perutnya terasa melilit saat dengan susah payah Abi mengatur fokusnya agar tidak buyar dan terus menampilkan raut tenangnya. Belum saatnya. Belum saatnya bagi Abi untuk menampilkan raut sedihnya.
Abi akhirnya menggeleng pelan, "Aku tidak tahu, tapi yang bisa kupastikan adalah ini kasus baru untukmu. Jika perkataanku tadi terbukti benar berarti mereka melakukan semacam kejahatan di dalam hutan dengan menyekap para wanita bukan?" tanya Abi yang langsung membiat Bayu terdiam dengan pikirannya yang bercabang.
Berakhir pada Bayu yang mengeluarkan raut kesangsiannya ke arah Abi, tanpa bukti nyata dan hanya berpusat pada sebuah cerota yang menurutnya tak masuk di akal untuk dicerna oleh akal manusia membuat Bayu ragu dalam mengambil langkah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Desa Bunglon (END)
Mystery / Thriller(TAMAT) Desa bunglon terkenal dengan peran kamuflasenya. Melawan hukum alam, mereka menukar peran antar kehidupan umat manusia. Dimana kamu adam ditunjuk untuk mengurus rumah, dari memasak hingga berkebun dan kamu hawa yang bekerja demi mendapatkan...