POV "AARON"
Sunyi.
Tak ada percakapan.
Hanya mata ini yang bergerak menatapnya tak berkedip. Sedikit mengintimidasi.Ia berdehem.
Sedikit salah tingkah sembari mengeringkan rambut setelah mandi dengan handuk kecil. Gua sendiri memilih mandi di kamar mandi bang Abigael."Terima kasih." Ucapnya pelan sembari meraih gelas berisi wedang jahe hangat.
"Hem." Gumam gua.
Mata ini tetap fokus.
Sedikit pun tak beranjak darinya. Mengunci setiap gerakan yang ia lakukan. Menahan diri untuk tidak mengacak-acaknya.Gua bersedekap.
Duduk bersila di atas kasur. Memberi jarak aman padanya yang mungkin saja masih belum benar-benar sadar dari mabuk."Elu marah?" Suara itu memecah sepi.
"Enggak." Jawab mulut ini santai.
"Terus?" Mata kami bertemu, dan tangan itu masih memegang gelas berisi wedang jahe.
"Cuma pengen nonjok orang aja." Nada ini masih santai.
Bibir itu tersenyum tipis.
Kembali menyesapi wedang jahe. Menit berikutnya meletakkan gelas di atas nakas sampingnya duduk."Berarti elu marah sama gua." Putusnya akhirnya.
Bangke!
Udah tau gua ngamuk masih aja tanya!
Dasar bedebah sialan!
Bener-bener pengen ngajak gua ribut nih jerapah!Gua diam.
Tak terpancing meski sebenarnya tangan ini sudah gatal untuk segera melayangkan cakaran ke muka gantengnya itu."Udah sadar kan? Jadi elu bisa balik sekarang." Tegas gua.
"Elu ngusir?" Mata itu menyipit.
"Yah! Gua ngantuk pengen tidur. Jadi elu bisa balik sekarang. Gua rasa elu juga udah kenyang secara tadi gua nyium bau asap makanan." Sarkas mulut ini.
Ia beranjak.
Tubuh ini langsung terpasang waspada. Menatap setiap gerakan yang ia lakukan. Mengikuti kemana kaki itu melangkah.Bruk!
Ia menjatuhkan diri di atas kasur dengan posisi tengkurap. Membiarkan sebagian kakinya melewati batas kasur."Gua lelah. Pengen tidur." Terangnya dengan muka tenggelam di bantal.
Gua beranjak.
Berdiri sembari berbalik menghadapnya yang tengkurap. Merapatkan mulut, mencoba untuk tidak berteriak."Tidur di rumah elu! Kamar elu sendiri! Gua nggak pengen di ganggu!" Kesal gua.
"Ini juga kamar gua." Ucapnya dengan suara teredam bantal.
Bedebah!
Bangsat!
Datang dengan kondisi mabuk!
Dan sekarang bertingkah seenaknya!Huh!!
Gua menghembuskan napas dari mulut.
Berjalan memutar menuju nakas di samping kasur. Hendak mengambil ponsel.Oke?!
Bodohlah ya.
Gua bisa tidur di kamar bang Abigael atau di kamar tamu. Malas dekat-dekat dengan pemabuk!Bruk!
Tubuh ini berakhir terjatuh di atas kasur karena tarikannya dan berakhir di kunci dengan kedua kaki panjang sih tiang listrik."Lepas!" Kesal gua.
"Ogah!" Ia tak mau kalah.
"Gua bilang lepas?!" Bentak mulut ini.
"Songong lu ma yang lebih tua." Ucapnya masih dengan memeluk diri ini erat.
Gua memutar bola mata malas.
Mencoba melepaskan tubuh itu, namun menit berikutnya berakhir menyerah kerena diri ini kalah tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG BOSS
Ficção AdolescenteBagaimana rasanya kalau elu dicium musuh bebuyutan elu? Bahkan itu adalah ciuman pertama elu. Elu membencinya selama dua tahun ini, karena keberadaannya meredupkan aura elu yang hampir tenggelam. Seberusaha apapun elu tetap satu kelas dengannya sej...